Liputan6.com, Brasilia - Mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro dan beberapa sekutu terdekatnya, termasuk di antara puluhan orang yang secara resmi dituduh oleh kepolisian federal sebagai bagian dari konspirasi kriminal untuk merusak sistem demokrasi Brasil melalui kudeta sayap kanan.
Kepolisian federal mengonfirmasi pada Kamis (21/11/2024) bahwa penyelidik telah menyelesaikan penyelidikan panjang mereka mengenai upaya terkoordinasi untuk menghancurkan negara konstitusional Brasil secara paksa.
Baca Juga
Dalam pernyataan, polisi mengatakan laporan—yang telah diteruskan ke Mahkamah Agung—secara resmi menuduh 37 orang atas berbagai kejahatan, termasuk keterlibatan dalam percobaan kudeta, pembentukan organisasi kriminal, dan upaya meruntuhkan salah satu demokrasi terbesar di dunia.
Advertisement
Para terdakwa termasuk Bolsonaro, yang menjabat sebagai presiden dari 2018 hingga akhir 2022, dan beberapa anggota penting dalam pemerintahan sayap kananannya.
Di antara yang dituduh adalah mantan Kepala Intelijen Alexandre Ramagem; mantan Menteri Pertahanan Jenderal Walter Braga Netto dan Jenderal Paulo Sergio Nogueira de Oliveira; mantan Menteri Keadilan Anderson Torres; mantan Menteri Keamanan Institusional Jenderal Augusto Heleno; mantan Komandan Angkatan Laut Adm Almir Garnier Santos; Presiden Partai Sosial Liberal (PSL) Valdemar Costa Neto; serta salah satu penasihat utama kebijakan luar negeri Bolsonaro, Filipe Martins.
Seorang blogger sayap kanan yang merupakan cucu Jenderal Joao Baptista Figueiredo, salah satu penguasa militer selama kediktatoran Brasil 1964-1985 juga masuk daftar tersebut.
Selain itu, ada satu nama non-Brasil: Fernando Cerimedo, seorang ahli pemasaran digital asal Argentina yang bertanggung jawab atas komunikasi dalam kampanye Presiden Javier Milei pada pemilu 2023 di Argentina. Cerimedo, yang berbasis di Buenos Aires, memiliki kedekatan dengan Bolsonaro dan anak-anak politiknya.
Kesimpulan dari penyelidikan polisi ini datang beberapa hari setelah penangkapan lima orang yang diduga terlibat dalam rencana pembunuhan terhadap penerus Bolsonaro, Luiz Inacio Lula da Silva, Wakil Presiden Geraldo Alckmin, dan Hakim Mahkamah Agung Alexandre de Moraes.
Sebelum pengumuman penyelidikan selesai, Presiden Lula mengungkapkan rasa syukur karena upaya untuk meracuni dirinya gagal.
"Saya masih hidup," kata Lula dalam pidatonya seperti dilansir The Guardian, Jumat (22/11).
Bolsonaro sebelumnya membantah terlibat dalam upaya menggulingkan hasil Pilpres Brasil 2022 yang dimenangkan oleh Lula. Setelah namanya disebut dalam laporan polisi, Bolsonaro mengatakan dia akan menunggu pengacara untuk melihat isi penyelidikan tersebut.
Setelah kalah dalam pemilu, Bolsonaro terbang ke pengasingan sementara di Amerika Serikat (AS), sementara ribuan pendukungnya berkumpul di luar pangkalan militer di Brasil untuk menuntut intervensi militer yang tidak pernah terjadi.
Upaya gagal untuk membalikkan kemenangan Lula mencapai puncaknya pada kerusuhan 8 Januari 2023 di Brasilia, ketika para radikal Bolsonarista merusak istana kepresidenan, kongres, dan mahkamah agung.
Hampir dua tahun setelah Lula berkuasa, ancaman dari sayap kanan masih ada. Rabu malam, seorang anggota partai Bolsonaro tewas setelah diduga meledakkan diri dengan bahan peledak rakitan saat menyerang Mahkamah Agung.
Menteri Komunikasi Brasil Paulo Pimenta menyatakan bahwa pemerintah sangat terkejut dan marah dengan pengungkapan bahwa Bolsonaro dan mantan anggota militer diduga berencana untuk meruntuhkan demokrasi Brasil dengan keberanian yang hampir tak terbayangkan.
"Ini adalah kejahatan yang sangat serius," tegas Pimenta.
Dia menambahkan bahwa pemerintah Lula kini menunggu keputusan kejaksaan untuk menentukan siapa di antara 37 orang yang akan diadili.
"Yang terbukti bersalah harus membayar atas kejahatan mereka terhadap demokrasi, konstitusi, dan rakyat Brasil. Bolsonaro di penjara," imbuh Pimenta.