Liputan6.com, Suva - Amerika Serikat (AS) dan Fiji telah memulai pembahasan kesepakatan yang memungkinkan pasukan AS memperkuat kehadirannya di negara Pasifik tersebut. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) AS, Lloyd Austin, pada Sabtu (23/11/2024).
Austin menjadi Menhan AS pertama yang mengunjungi Fiji, dalam rangkaian tur Asia Pasifik yang juga mencakup Australia, Filipina, dan Laos.
Baca Juga
Austin menyebutkan bahwa negosiasi mengenai perjanjian "status pasukan" bilateral dengan Fiji telah dimulai. Kesepakatan ini akan mengatur ketentuan bagi personel militer yang ditempatkan di Fiji.
Advertisement
Menurut Austin, perjanjian tersebut akan membuka kesempatan untuk "peningkatan latihan" dan "kerjasama militer-ke-militer" yang lebih intensif.
"(Perjanjian) ini akan memungkinkan kami untuk mengerahkan dan memindahkan pasukan guna mendukung Fiji, serta membantu kami berlatih bersama Fiji lebih rutin," ujar Austin seperti yang dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (24/11).
Austin menegaskan bahwa "tidak ada rencana" untuk mendirikan pangkalan militer permanen AS di Fiji.
"Kami tidak mendiskusikan hal itu," kata dia kepada wartawan.
Menurut Kementerian Luar Negeri AS, perjanjian serupa telah ada dengan lebih dari 100 negara.
Perdana Menteri Fiji Sitiveni Rabuka yang juga mantan komandan militer, menyebut kunjungan Austin sebagai momen bersejarah dalam hubungan AS dan Fiji.
"Kami semua berdoa agar ini bukan tanda bahwa kita akan menghadapi tahun-tahun yang berbahaya di masa depan," ungkap Rabuka.
"Kita semua di sini untuk membicarakan perdamaian dan bagaimana kita menjaga, melindungi, serta mempromosikan perdamaian tersebut."
Rabuka sering dianggap sebagai sosok pro-Barat, namun baru-baru ini dia melakukan kunjungan panjang ke Beijing, di mana dia menandatangani beberapa perjanjian bilateral terkait perdagangan, infrastruktur, dan pendidikan bahasa Mandarin.