Sukses

Survei: Remaja Yahudi di AS Lebih Simpati terhadap Hamas dan Kritis terhadap Israel

Ada desakan atas tindakan segera sebagai respons terhadap hasil survei. Apa itu?

Liputan6.com, Washington, DC - Remaja Yahudi di Amerika Serikat (AS) cenderung lebih kritis terhadap Israel dan lebih simpati terhadap Hamas dibandingkan dengan rekan-rekan mereka di negara lain. Demikian menurut survei yang baru dirilis oleh Mosaic United, yang dilakukan bersama Kementerian Urusan Diaspora dan Pemberantasan Anti-Semitisme Israel.

Berdasarkan temuan survei tersebut, 37 persen remaja Yahudi di AS mengungkapkan simpatinya terhadap Hamas, sebuah angka yang lebih dari lima kali lipat dibandingkan dengan hanya 7 persen remaja Yahudi di seluruh dunia. Demikian pula, 42 persen remaja Yahudi AS percaya bahwa Israel sedang melakukan genosida di Jalur Gaza, hampir lima kali lebih banyak dibandingkan dengan 9 persen remaja Yahudi di negara lain. Demikian seperti dikutip dari The Jerusalem Post, Senin (25/11/2024).

Kesenjangan itu menunjukkan kekhawatiran tentang semakin berkembangnya pandangan yang berbeda di kalangan remaja Yahudi di AS terhadap Israel, yang dipengaruhi oleh perbedaan dalam budaya, komunitas, dan pendidikan.

Survei ini juga menyoroti hubungan antara keterlibatan dalam pendidikan Yahudi dan sikap positif terhadap Israel. Remaja yang mengikuti kamp Yahudi, sekolah-sekolah Yahudi, atau program pendidikan tambahan, serta mereka yang memiliki pengalaman langsung dengan orang Israel, cenderung memiliki pandangan yang lebih mendukung Israel.

Di antara remaja yang memiliki latar belakang Yahudi yang kuat, hanya 6 persen yang simpati terhadap Hamas, sementara angka ini melonjak menjadi 65 persen di antara mereka yang memiliki sedikit atau bahkan tidak sama sekali pengalaman pendidikan Yahudi.

Meskipun ada kekhawatiran, survei ini juga memberikan harapan seiring bertambahnya usia remaja Yahudi. Sementara 60 persen remaja berusia 14 tahun mengungkapkan simpatinya terhadap Hamas, angka ini turun drastis menjadi hanya 10 persen di usia 18 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan dan pendidikan yang terus menerus dapat membantu memperdalam pemahaman mereka tentang kompleksitas situasi di Israel.

Menteri Urusan Diaspora Israel Amichai Chikli menyerukan upaya lebih untuk menjembatani kesenjangan ini.

"Kini lebih penting dari sebelumnya untuk memperkuat hubungan antara remaja Yahudi diaspora dan Israel. Kami senang melihat 94 persen remaja Yahudi merasa terhubung dengan Israel, namun temuan ini menunjukkan bahwa kami harus terus mendidik dan mendukung pemuda Yahudi di seluruh dunia," ujar Chikli.

Sementara itu, direktur Mosaic Teens di Mosaic United Alana Ebin menekankan pentingnya tindakan segera.

"Mereka yang memiliki latar belakang Yahudi yang lebih kuat cenderung lebih tahan terhadap sentimen anti-Israel dan informasi yang salah. Survei ini menegaskan pentingnya program dan pengalaman Yahudi yang bermakna dalam membentuk pandangan mereka," kata Ebin.

Sekalipun survei ini menunjukkan tren yang mengkhawatirkan, fakta bahwa 94 persen remaja Yahudi memiliki ikatan emosional yang kuat dengan Israel menunjukkan potensi besar untuk memperdalam hubungan tersebut melalui upaya pendidikan yang lebih terfokus.