Liputan6.com, Jakarta - Selama ini kita menganggap penanaman pohon sebagai salah satu cara untuk mengurangi pemanasan global. Pohon terkenal dapat menyerap karbon, sehingga dapat menurunkan suhu di berbagai belahan dunia.
Namun sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan hasil yang berbeda. Penanaman pohon di tempat yang tidak tepat justru mempercepat laju pemanasan global.
Penelitian yang diterbitkan Nature Geoscience ini dipimpin oleh Universitas Cambridge dan Universitas Ã…rhus. Para peneliti berpendapat bahwa penanaman pohon di daerah lintang tinggi, seperti wilayah Arktik dan sub-Arktik, dapat memperburuk pemanasan global alih-alih menguranginya.
Advertisement
Baca Juga
Melansir laman Tech Explorist ada Senin (25/11/2024), pohon dapat ditanam semakin jauh ke utara karena iklim terus menghangat saat ini. Bahkan, proyek penanaman pohon skala besar di Kutub Utara telah didukung oleh pemerintah dan perusahaan sebagai cara untuk mengurangi dampak terburuk dari perubahan iklim.
Akan tetapi, jika pohon ditanam di tempat yang salah seperti tundra, rawa, dan area hutan boreal, hal itu dapat memperburuk pemanasan global. Karakteristik unik ekosistem Arktik dan sub-Arktik membuat kawan ini kurang cocok untuk penanaman pohon.
Banyak Karbon
Salah satu alasannya adalah tanah di Benua Arktik menyimpan lebih banyak karbon dibandingkan seluruh vegetasi di Bumi. Ketika tanah terganggu oleh aktivitas seperti penanaman pohon untuk kehutanan atau pertanian, karbon yang tersimpan di dalamnya dapat dilepaskan ke atmosfer, memperburuk efek rumah kaca.
Selain itu, selama musim semi dan awal musim panas, wilayah ini menerima cahaya matahari hampir sepanjang hari meskipun salju masih menutupi permukaan tanah. Kondisi ini membuat keseimbangan energi di daerah tersebut sangat rentan.
Penanaman pohon dapat menyebabkan permukaan tanah menjadi lebih gelap akibat dedaunan hijau dan tanah yang terekspos, sehingga menyerap lebih banyak panas dari matahari dibandingkan salju putih yang sebelumnya memantulkan sebagian besar energi matahari. Wilayah di sekitar Kutub Utara, seperti Amerika Utara, Asia, dan Skandinavia, juga rentan terhadap gangguan alam seperti kebakaran hutan dan kekeringan, yang dapat merusak vegetasi.
Hal ini semakin memperparah potensi pelepasan karbon dari tanah dan mengganggu ekosistem lokal. Para peneliti menyarankan agar proyek penanaman pohon dilakukan dengan lebih hati-hati, mempertimbangkan karakteristik ekosistem setempat dan dampaknya terhadap iklim global.
Mereka menekankan pentingnya pendekatan berbasis bukti ilmiah untuk memastikan bahwa solusi iklim yang diusulkan benar-benar memberikan manfaat tanpa konsekuensi yang merugikan.
(Tifani)
Advertisement