Sukses

Ilmuwan Klaim Temukan Retakan di Alam Semesta

Baru-baru ini, para astrofisikawan mengklaim bahwa mereka mungkin telah menemukan bukti keberadaan cosmic strings. Temuan baru ini dapat membuka wawasan baru tentang evolusi kosmos.

Liputan6.com, Jakarta - Cosmic strings, atau retakan alam semesta, pertama kali diperkenalkan oleh ahli fisika teori Tom W.B. Kibble pada 1970-an. Konsep ini menggambarkan cacat kosmik yang terbentuk pada fase awal alam semesta.

Baru-baru ini, para astrofisikawan mengklaim bahwa mereka mungkin telah menemukan bukti keberadaan cosmic strings. Temuan baru ini dapat membuka wawasan baru tentang evolusi kosmos.

Melansir laman Space pada Senin (25/11/2024), tim ilmuwan dari Indian Institute of Astrophysics melaporkan kandidat cosmic string yang dinamai 'CSc-1'. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Bulletin de la Société Royale des Sciences de Liège.

Studi ini fokus pada analisis objek astronomi terang yang dikenal sebagai SDSSJ110429.61+233150.3, sepasang galaksi yang menjadi subjek utama penelitian. Para peneliti menduga bahwa dua galaksi ini sebenarnya hanyalah satu galaksi yang tampak seperti dua akibat fenomena perlensaan gravitasi.

Perlensaan gravitasi adalah efek yang terjadi ketika benda angkasa dengan massa sangat besar, seperti galaksi atau gugus galaksi, menyebabkan kelengkungan ruang-waktu. Kelengkungan ini membuat lintasan cahaya dari objek di belakangnya tampak terdistorsi, seolah-olah melewati lensa raksasa.

Benda yang menjadi penyebab distorsi ini disebut lensa gravitasi. Dalam kasus SDSSJ110429.61+233150.3, para peneliti menawarkan hipotesis yang lebih berani.

Mereka menduga bahwa penampakan ganda galaksi ini bukan hanya hasil perlensaan gravitasi biasa, tetapi juga mungkin dipengaruhi oleh keberadaan cosmic string. Jika cosmic string memang ada di lokasi ini, retakan tersebut dapat menyebabkan distorsi tambahan pada cahaya yang melewatinya, sehingga memberikan penampakan galaksi yang anomali.

 

2 dari 2 halaman

Cosmic Strings

Cosmic strings dianggap sebagai cacat topologi yang terbentuk selama transisi fase pada momen-momen awal alam semesta. Mereka memiliki kepadatan energi yang sangat tinggi dan dapat menyebabkan efek gravitasi unik, termasuk perlensaan gravitasi yang berbeda dari objek masif biasa.

Penemuan bukti keberadaan cosmic string dapat membantu menjawab sejumlah pertanyaan mendalam tentang bagaimana alam semesta berkembang sejak Big Bang. Penelitian ini membuka jalan bagi eksplorasi lebih lanjut tentang fenomena cosmic strings.

Jika keberadaan CSc-1 dapat diverifikasi, ini akan menjadi langkah besar dalam memahami sifat dasar ruang-waktu dan dinamika alam semesta awal. Selain itu, temuan ini dapat membantu para ilmuwan mengeksplorasi lebih jauh interaksi gravitasi dalam skala kosmik dan dampaknya pada formasi struktur alam semesta.

Dengan teknologi teleskop yang semakin canggih, seperti James Webb Space Telescope dan observatorium gelombang gravitasi masa depan, para ilmuwan memiliki alat yang lebih baik untuk mempelajari fenomena ini. Penelitian lanjutan yang menggabungkan pengamatan langsung dan simulasi komputer diharapkan dapat memberikan bukti yang lebih kuat tentang keberadaan cosmic strings.

(Tifani)