Liputan6.com, Taipei - Kementerian Pertahanan Taiwan pada hari Senin (25/11/2024) melaporkan bahwa sebuah balon China terdeteksi di laut sebelah utara Taiwan. Ini merupakan pertama kalinya sejak April mereka melaporkan kejadian serupa, yang oleh Taiwan dianggap sebagai bagian dari pola pelecehan yang dilakukan oleh China.
Taiwan, yang diklaim oleh China sebagai wilayahnya, mengeluhkan bahwa beberapa pekan menjelang pemilihan presiden pada Januari 2024, aktivitas balon China berlangsung dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca Juga
Aktor Taiwan Derek Chang Kenang Momen Mendonorkan Hati untuk Ayahnya saat Masih Usia 21, Jadi Titik Balik Keakraban Mereka
TETO Rayakan 48 Tahun Kehadiran Taiwan Technical Mission di Indonesia, Dorong Kolaborasi Bidang Pertanian
Hong Kong Hukum 45 Aktivis Pro-Demokrasi hingga 10 Tahun Penjara, Begini Reaksi Barat
Kejadian ini digambarkan Taiwan sebagai bagian dari kampanye tekanan China —yang dikenal dengan sebutan perang zona abu-abu— yaitu taktik tidak teratur yang dirancang untuk melemahkan musuh tanpa pertempuran terbuka.
Advertisement
Taiwan dengan tegas menentang klaim kedaulatan China dan mengatakan bahwa hanya rakyat Taiwan yang berhak memutuskan masa depan mereka.
Dalam pembaruan rutin mengenai aktivitas militer China dalam 24 jam terakhir, kementerian mengatakan balon tersebut terdeteksi pada pukul 18.21 waktu setempat pada hari Minggu (24/11), sekitar 111 km di utara Pelabuhan Keelung, Taiwan.
"Balon itu kemudian menghilang sekitar dua jam kemudian, setelah terbang pada ketinggian 10 km, namun tidak melintasi wilayah Taiwan," kata Kementerian Pertahanan Taiwan, seperti dikutip dari CNA.
"Selain balon, 12 pesawat militer China dan tujuh kapal perang juga terdeteksi di sekitar Taiwan dalam 24 jam hingga pukul 06.00 pada hari Senin."
China sebelumnya telah meremehkan keluhan Taiwan mengenai balon-balon tersebut, dengan mengatakan bahwa balon-balon itu digunakan untuk tujuan meteorologi dan tidak perlu dibesar-besarkan untuk alasan politik.
Menjelang pemilihan presiden Taiwan pada Januari, balon-balon melintasi perairan sensitif yang memisahkan Taiwan dan China, siang dan malam, dengan beberapa di antaranya terbang di atas pulau itu.
Potensi China menggunakan balon untuk spionase menjadi isu global tahun lalu ketika Amerika Serikat (AS) menembak jatuh apa yang mereka sebut sebagai balon pengintai China.
Balon besar, yang membawa muatan elektronik yang besar, terbang di atas instalasi militer sensitif AS dan memicu kekhawatiran bahwa China sedang mengumpulkan intelijen penting. China sendiri mengklaim balon tersebut adalah alat sipil yang secara tidak sengaja tersesat.