Sukses

Studi Ungkap Anak Ber-IQ Tinggi Dapat Sembunyikan Gejala ADHD

Namun baru-baru ini, studi menemukan bahwa gejala ADHD pada anak yang pintar lebih sulit didiagnosis.

Liputan6.com, Jakarta - Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan mental yang membuat seseorang sulit mempertahankan fokus, hiperaktif, dan impulsif. Secara umum, gangguan ADHD banyak memengaruhi perkembangan anak-anak.

Maka penting untuk mendeteksi sejak dini agar mampu ditangani secara tepat. Namun baru-baru ini, studi menemukan bahwa gejala ADHD pada anak yang pintar lebih sulit didiagnosis.

Kebanyakan anak dengan Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi cenderung bisa menyembunyikan gejala ADHD mereka. Hal ini membuat diagnosis menjadi lebih sulit.

Melansir laman Science Alert pada Rabu (27/11/2024), penelitian ini dilakukan tim peneliti University of Western Ontario dan Queen's University di Kanada. Mereka melakukan penelitian terhadap sekitar 568 orang berusia 4 hingga 22 tahun yang menderita ADHD.

Mereka meneliti faktor-faktor yang mungkin memengaruhi kondisi ADHD, termasuk jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan rata-rata skor IQ. Penderita ADHD umumnya memiliki kondisi psikologis yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi, bergerak, mengendalikan impuls, dan mengatur energi.

Tim peneliti ini menemukan anak dengan IQ tinggi memiliki usia diagnosis ADHD yang terlambat. Selain itu, mereka juga menemukan bahwa gejala hiperaktif-impulsif dan gejala eksternalisasi berhubungan dengan diagnosis dini pada anak laki-laki dan perempuan.

Peneliti mengatakan bahwa orang-orang dengan ADHD cenderung terlambat terdiagnosis karena dinilai pintar dalam menyembunyikan gejala-gejalanya. Peneliti studi, Carolynn Hare menerangkan bahwa anak-anak yang lebih pintar, atau yang lebih mampu menyembunyikan gejala-gejala mereka, lebih mungkin untuk terlambat didiagnosis ADHD.

Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi yang tinggi, dan keluarga etnis non-kulit putih cenderung terlambat didiagnosis ADHD. Hal ini disebabkan oleh faktor sosial dan kultural yang membuat gejala ADHD sulit untuk dikenali, atau bahkan dianggap sebagai perilaku biasa yang tidak memerlukan bantuan medis.

 

2 dari 2 halaman

Ciri-Ciri ADHD

ADHD tidak dapat dicegah, namun mengenali gejalanya lebih awal dan mendapatkan terapi yang efektif akan membantu dalam menjaga kualitas hidup dan masa depan anak. Dikutip dari laman Medical News Today pada Rabu (27/11/2024), tanda-tanda anak ADHD dapat dilihat dari perilakunya.

Anak ADHD akan mengalami kesulitan fokus dan berperilaku tenang pada satu waktu tertentu merupakan hal yang wajar bagi anak-anak. Namun, anak-anak dengan ADHD mengalami hal ini jauh lebih sering dan cukup berat, hingga mengganggu proses belajar di sekolah, bahkan pertemanan dengan teman.

Ciri-ciri anak ADHD yang biasa terjadi, seperti hiperaktif, perilaku impulsif, kesulitan fokus. Anak-anak dengan ADHD mungkin mengalami kesulitan untuk duduk diam, mengikuti petunjuk, dan menyelesaikan tugas di rumah atau sekolah.

Gejala ADHD pada anak biasanya dimulai sebelum usia anak 12 tahun. Bahkan pada beberapa anak sudah terlihat sejak usia 3 tahun.

Berikut beberapa gejala ADHD pada anak yang mungkin terjadi.

1. Anak banyak melamun

2. Anak pelupa

3. Anak gelisah

4. Terlalu banyak bicara

5. Anak membuat kesalahan yang ceroboh

6. Anak sulit menahan godaan

7. Anak mengalami kesulitan bergaul dengan orang lain

8. Anak mengalami kesulitan bergiliran atau bergantian

(Tifani)