Liputan6.com, Bucharest - Mahkamah Konstitusi Rumania memerintahkan penghitungan ulang suara dalam putaran pertama pilpres pada hari Minggu (24/11/2024), setelah ada tuduhan bahwa TikTok memberikan 'perlakuan khusus' kepada Calin Georgescu.
Namun, Mahkamah Konstitusi juga menolak klaim yang diajukan oleh dua kandidat yang kalah, yang menuduh Georgescu terlibat dalam pendanaan kampanye ilegal.
Georgescu, seorang radikal tanpa partai, menjalankan kampanyenya terutama melalui TikTok.
Advertisement
Platform itu secara tegas membantah tuduhan bahwa mereka mendukung kandidat sayap kanan pro-Rusia tersebut.
Georgescu meraih 23 persen suara, dengan Elena Lasconi, calon dari Save Romania Union yang berada di posisi kedua, memperoleh 19 persen. Adapun Perdana Menteri Marcel Ciolacu dari Partai Sosial Demokrat yang berkuasa berada di posisi ketiga.
Biro Pemilihan Pusat kini dihadapkan pada tugas untuk menentukan cara pelaksanaan penghitungan ulang, siapa saja yang akan terlibat, serta batas waktu yang harus dipenuhi.
Penghitungan ulang suara ini belum pernah terjadi dalam sejarah pasca-Komunis Rumania.
Georgescu akan berhadapan dengan Lasconi dalam pemilihan putaran kedua pada 8 Desember.
"Ekstremisme dilawan dengan pemilu, bukan dengan permainan di belakang layar," kata Lasconi seperti dikutip dari BBC, Jumat (29/11).
"Saya mengajak Biro Pemilihan Pusat untuk menangani penghitungan suara dengan bijak. Hukum harus diterapkan sama untuk semua, bukan ditafsirkan berbeda untuk beberapa orang."
TikTok juga menghadapi tuduhan bahwa platform tersebut tidak mematuhi aturan pemilu menurut badan keamanan tertinggi Rumania, Dewan Keamanan Nasional.
Presiden yang akan mengakhiri masa jabatannya, Klaus Iohannis, yang memimpin dewan tersebut, mengatakan bahwa platform itu tidak menandai Georgescu sebagai kandidat politik. TikTok dengan keras membantah tuduhan tersebut.
"Adalah salah besar untuk mengklaim bahwa akun Georgescu diperlakukan berbeda dari kandidat lainnya," kata mereka dalam sebuah pernyataan.
"Ketika otoritas Rumania menghubungi kami untuk memberi tahu tentang beberapa video yang tidak memiliki penanda... kami mengambil tindakan terhadap video tersebut dalam waktu 24 jam."
Respons Georgescu
Georgescu sendiri menanggapi kritik bahwa dia menggunakan platform media sosial secara ilegal untuk memperoleh keuntungan elektoral.
Pria berusia 62 tahun ini memiliki lebih dari 330.000 pengikut—naik dari 30.000 hanya dua pekan sebelumnya.
"Anggaran kampanye ini nol ... Saya memiliki tim yang sangat kecil - maksimal 10 orang, tidak lebih. Tetapi kami memiliki jutaan orang di belakang kami," kata Georgescu kepada BBC.
"Saya tidak berbeda - rakyat Rumania yang berbeda. Rakyat Rumania membutuhkan kebebasan. Demokrasi sejati berarti spiritualitas. Tuhan. Tanah kami. Properti kami. Jiwa kami. Keluarga kami."
Dia menambahkan bahwa institusi negara berusaha menolak pilihan rakyat.
Para pengunjuk rasa yang menentang Georgescu telah turun ke jalan di Bucharest dan beberapa kota provinsi, sementara Georgescu mengimbau para pendukungnya untuk "tetap di rumah bersama teman dan keluarga" serta tidak merespons provokasi.
Regulator Telekomunikasi Rumania, Ancom, telah meminta agar TikTok dihentikan sementara hingga penyelidikan oleh jaksa terkait dugaan manipulasi proses pemilu.
Dewan Audiovisual Nasional Rumania juga meminta Komisi Eropa untuk menyelidiki cara TikTok, yang melarang iklan politik formal, digunakan dalam pemilu ini.
Rumania akan mengadakan pemilihan parlemen akhir pekan ini, dengan partai-partai sayap kanan AUR dan SOS Rumania berharap dapat meraih popularitas setelah pilpres.
"Partai-partai dalam koalisi pemerintahan, yaitu Sosial Demokrat dan Nasional Liberal, disebut tengah mengalami kekacauan setelah kegagalan kandidat mereka dalam pemilihan presiden."
Â
Advertisement