Sukses

Pemberontak Suriah Masuki Jantung Kota Aleppo, Rusia Kirim Bantuan Militer

Ini adalah kembalinya mereka ke Aleppo sejak 2016, ketika Assad dan sekutunya Rusia, Iran, dan milisi syiah regional merebut kembali Aleppo setelah beberapa bulan dibombardir dan dikepung.

Liputan6.com, Damaskus - Tiga sumber militer yang dikutip Reuters mengaku bahwa pemerintah Suriah menutup bandara Aleppo serta semua jalan yang menuju ke kota itu pada hari Sabtu (30/11/2024). Hal ini terjadi setelah kelompok pemberontak yang menentang Presiden Bashar al-Assad mengklaim mereka telah mencapai pusat Aleppo.

Kelompok pemberontak, yang dipimpin oleh militan Hayat Tahrir al-Sham, melakukan serangan mendadak ke kota-kota yang dikuasai pemerintah minggu ini dan berhasil memasuki Aleppo, hampir 10 tahun setelah mereka dipaksa meninggalkan kota tersebut.

Rusia, sekutu utama Assad, berjanji akan memberikan bantuan militer tambahan kepada Suriah untuk menghalau pemberontak. Dua sumber militer mengatakan bahwa peralatan militer baru akan tiba dalam waktu 72 jam.

"Tentara Suriah diberitahu untuk mengikuti perintah "penarikan aman" dari area utama yang telah dimasuki pemberontak," kata tiga sumber militer seperti dikutip dari CNA.

Pemberontak memulai serangan mereka pada hari Rabu (27/11) dan pada Jumat (29/11) malam, mereka melaporkan telah menguasai beberapa kawasan di Aleppo.

Mustafa Abdul Jaber, seorang komandan pemberontak dari Jaish al-Izza, mengatakan bahwa kemajuan pesat mereka pekan ini disebabkan oleh kurangnya pasukan yang didukung Iran di Provinsi Aleppo. Pasukan yang mendukung Iran di kawasan tersebut telah banyak kalah dalam beberapa pertempuran dengan Israel.

Pemberontak menyatakan bahwa serangan ini merupakan balasan atas serangan udara Rusia dan Suriah yang semakin intensif terhadap warga sipil di daerah yang dikuasai pemberontak di Idlib, serta untuk mencegah serangan dari tentara Suriah.

David Carden, Wakil Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Krisis Suriah, mengungkapkan kekhawatirannya tentang situasi di barat laut Suriah.

"Serangan bertubi-tubi selama tiga hari terakhir telah menewaskan sedikitnya 27 warga sipil, termasuk anak-anak yang berusia delapan tahun," katanya.

Kantor berita Suriah, SANA, melaporkan bahwa empat warga sipil, termasuk dua mahasiswa, tewas akibat tembakan artileri pemberontak yang menghantam asrama mahasiswa universitas di Aleppo. Tidak diketahui apakah mereka termasuk di antara 27 orang yang dilaporkan tewas oleh PBB.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengutuk serangan pemberontak tersebut sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Suriah.

"Kami mendukung pemerintah Suriah untuk segera memulihkan ketertiban di kawasan tersebut," tegasnya.