Liputan6.com, Pyongyang - Menteri Pertahanan Rusia Andrei Belousov bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan sepakat untuk meningkatkan kerja sama militer antara kedua negara. Demikian menurut kantor berita Korea Utara (KCNA) pada Sabtu (30/11/2024).
Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan menuduh Korea Utara yang bersenjata nuklir mengirimkan lebih dari 10.000 tentara untuk membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina. Para ahli mengatakan Kim Jong Un berharap mendapatkan teknologi canggih dan pengalaman tempur sebagai imbalannya.Rusia turut menawarkan Korea Utara akses ke sumber daya alam yang sangat besar, seperti minyak dan gas.
Baca Juga
Kim Jong Un, yang bertemu Belousov pada hari Jumat (29/11), mengkritik keputusan negara-negara Barat yang baru-baru ini mengizinkan Ukraina menyerang wilayah Rusia menggunakan senjata mereka. Menurutnya, seperti dilaporkan KCNA, ini merupakan intervensi militer langsung dalam konflik tersebut.
Advertisement
"Merupakan hak pembelaan diri bagi Rusia untuk mengambil tindakan tegas agar kekuatan musuh membayar harga atas tindakan mereka," kata Kim Jong Un, seperti dikutip dari CNA, Minggu (1/12).
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kim Jong Un menandatangani perjanjian kemitraan strategis pada bulan Juni yang mewajibkan kedua negara memberikan bantuan militer tanpa penundaan jika salah satu negara diserang, serta bersama-sama menentang sanksi-sanksi Barat.
KCNA melaporkan bahwa kunjungan Belousov ini akan sangat berkontribusi pada peningkatan kemampuan pertahanan kedua negara dan memperkuat kerja sama serta hubungan persahabatan antara kedua angkatan bersenjata.
Sementara itu, Belousov dalam pernyataannya menyampaikan rasa terima kasih atas ikatan yang mendalam antara kedua negara dan memuji kebijakan luar negeri Korea Utara yang sepenuhnya independen.
Â
Manuver AS
Rusia dan Korea Utara telah memperkuat hubungan militer mereka sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022. Kedua negara ini berada di bawah sanksi PBB – Rusia karena program senjata nuklirnya dan Korea Utara karena keterlibatannya dalam konflik Ukraina.
Sejak kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS awal bulan ini, pemerintahan Joe Biden semakin memperkuat dukungannya terhadap Ukraina, dengan mengirimkan lebih banyak senjata dan memberi izin bagi Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia dengan rudal jarak jauh.
Kim Jong Un mengatakan pada hari Jumat bahwa pemerintah, militer, dan rakyat Korea Utara akan selalu mendukung kebijakan Rusia untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya.
Awal bulan ini, Korea Utara mengumumkan bahwa mereka telah meratifikasi perjanjian pertahanan penting dengan Rusia, setelah para legislator di Moskow memberikan suara bulat mendukung kesepakatan tersebut, yang kemudian ditandatangani oleh Putin.
Korea Selatan dan Ukraina menyatakan pada hari Rabu (27/11) bahwa mereka akan memperdalam kerja sama keamanan sebagai respons terhadap "ancaman" yang ditimbulkan oleh pengerahan pasukan Korea Utara, namun tidak ada pembahasan mengenai pengiriman senjata.
Presiden Yoon Suk Yeol mengatakan awal bulan ini bahwa Korea Selatan tidak menutup kemungkinan memberikan senjata kepada Ukraina, yang akan menjadi perubahan besar dari kebijakan lama negara itu yang melarang penjualan senjata ke negara yang terlibat dalam konflik aktif.
Advertisement