Sukses

Trump Bagi-bagi Jabatan ke Dua Besannya, Masing-masing Jadi Duta Besar dan Penasihat

Bagi Trump, ini bukan hal baru karena dia pernah melakukannya pada periode pertama pemerintahannya.

Liputan6.com, Washington, DC - Donald Trump menunjuk besannya, Massad Boulos, sebagai penasihat urusan Arab dan Timur Tengah.

Pengusaha Lebanon-Amerika ini menjadi anggota keluarga kedua yang mendapatkan posisi dalam pemerintahan Trump yang akan datang, setelah sebelumnya Trump menominasikan Charles Kushner, besan lainnya, untuk menjadi duta besar Amerika Serikat (AS) di Prancis.

Boulos adalah ayah dari Michael Boulos, suami putri bungsu Trump, Tiffany. Sementara itu, Charles Kushner adalah ayah dari Jared Kushner, suami putri sulung Trump, Ivanka.

Mengutip BBC, Selasa (3/12/2024), Boulos berperan penting secara tidak resmi dalam kampanye Trump, membantunya meraih dukungan dari pemilih Arab-Amerika dan muslim karena banyak dari mereka merasa frustrasi dengan pemerintahan Joe Biden terkait perang Israel di Jalur Gaza.

Trump mengakui sumbangsih Boulos dengan mengatakan melalui media sosial, "(Boulos) berperan besar dalam membangun koalisi baru yang luar biasa dengan komunitas Arab-Amerika".

"Dia telah lama menjadi pendukung nilai-nilai Republik dan Konservatif," kata Trump di Truth Social, seraya menambahkan Boulos adalah aset bagi kampanyenya.

Selama kampanye, Boulos menggaet pemilih Arab-Amerika dan muslim dengan janji bahwa Trump akan mengembalikan perdamaian di Timur Tengah.

Upayanya memanfaatkan kelemahan utama kampanye Kamala Harris, yang kesulitan mendapatkan dukungan dari komunitas Arab dan muslim-Amerika akibat kebijakan dukungan AS terhadap Israel dalam perang yang sedang berlangsung.

"Pembantaian itu tidak akan terjadi jika ada presiden yang tegas di Gedung Putih," ujar Boulos kepada pendukung Trump di Arizona awal tahun ini, merujuk pada meningkatnya jumlah korban jiwa di Jalur Gaza. "Perang ini tidak akan terjadi."

Belum jelas bagaimana Boulos akan memanfaatkan peran penasihatnya. Lahir di Lebanon, Boulos dikenal telah menjalin hubungan dengan berbagai faksi politik di negara asalnya.

Pada bulan Juni, dia mengatakan kepada Associated Press bahwa dia adalah "teman" Sleiman Frangieh, seorang politikus Kristen-Lebanon yang beraliansi dengan kelompok politik muslim syiah dan Hizbullah.

Boulos juga telah berperan sebagai penghubung tidak resmi antara Trump dan para pemimpin Timur Tengah, sebagaimana dilaporkan oleh New York Times.

Dikabarkan bahwa Boulos bertemu dengan Mahmoud Abbas, pemimpin Otoritas Palestina, di sela-sela Sidang Umum PBB pada bulan September. Dalam pertemuan tersebut, Boulos dilaporkan menyampaikan keinginan Trump untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza serta konflik-konflik lainnya di dunia.

Boulos pindah ke Texas saat remaja, menurut profilnya di New Arab, dan melanjutkan studi di University of Houston, di mana dia meraih gelar hukum.

Sejak itu, dia bekerja di perusahaan keluarganya, sebuah perusahaan miliaran dolar yang berbasis di Nigeria dan mengkhususkan diri dalam distribusi kendaraan bermotor dan peralatan di seluruh Afrika Barat.

Peran penasihat yang akan dijabat Boulos tidak memerlukan konfirmasi dari Senat AS.

2 dari 2 halaman

Kontroversial

Berbeda dengan Boulos, penunjukan Charles Kushner sebagai duta besar harus disetujui melalui pemungutan suara mayoritas di Senat AS.

Charles Kushner adalah seorang pengembang properti. Pada masa jabatan pertamanya, Trump memberikan pengampunan kepada Charles Kushner, yang membatalkan vonis pidana federal yang dijatuhkan kepadanya pada tahun 2020.

Dalam unggahan di media sosial Truth Social, Trump menyebut Charles Kushner sebagai "pemimpin bisnis yang luar biasa, filantropis dan ahli dalam bernegosiasi, yang akan menjadi pendukung kuat dalam mewakili negara kita serta kepentingannya."

Nominasi ini merupakan posisi pemerintahan pertama yang secara resmi ditawarkan Trump kepada anggota keluarganya sejak terpilih kembali.

Charles Kushner mengakui telah melakukan kesalahan atas tuduhan federal terkait penggelapan pajak, pelanggaran pembiayaan kampanye, dan mengintimidasi saksi, yang kemudian membuatnya dijatuhi hukuman penjara selama dua tahun pada tahun 2005.

Di antara bukti yang diajukan di pengadilan, jaksa mengungkapkan bahwa Charles Kushner mencoba mengintimidasi saudara iparnya yang bekerja sama dengan pihak berwenang dalam kasusnya. Untuk melakukannya, dia menyewa seorang pekerja seks untuk menggoda iparnya, dengan tujuan mengancamnya lewat mengirimkan rekaman video ke istrinya.

Mantan gubernur New Jersey, Chris Christie, yang berkompetisi dengan Trump dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik terakhir, adalah jaksa yang menangani kasus tersebut.

Christie menyebut tindakan itu sebagai "salah satu kejahatan yang paling menjijikkan dan terkutuk" yang pernah dia saksikan.

Jared Kushner dan Ivanka sendiri menjabat sebagai penasihat selama pemerintahan Trump yang pertama.

Dalam pengumumannya pada hari Sabtu (30/11), Trump memuji kontribusi Jared Kushner dan menyatakan bahwa dia sangat menantikan kesempatan untuk bekerja sama dengan Charles Kushner.

"Bersama-sama, kami akan memperkuat kemitraan AS dengan Prancis, sekutu tertua kami, dan salah satu yang terbesar!" ujar Trump.