Sukses

Ini Ancaman Trump jika Hamas Tidak Bebaskan Sandera Sebelum Pelantikannya

Sekitar setengah dari 101 sandera asing dan Israel yang masih ditahan di Jalur Gaza diperkirakan masih hidup.

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan pada Senin (2/12/2024) bahwa akan ada "konsekuensi besar" di Timur Tengah jika sandera yang ditahan di Jalur Gaza tidak dibebaskan sebelum dia dilantik pada 20 Januari.

Dalam serangan terhadap Israel pada 7 Otober 2023, kelompok militan Palestina pimpinan Hamas menewaskan lebih dari 250 orang, termasuk warga negara ganda Israel-Amerika Serikat (AS).

Dalam pernyataannya yang paling tegas soal sandera sejak terpilih, Trump mengatakan di media sosial, "Jika para sandera tidak dibebaskan sebelum 20 Januari 2025, tanggal saya dilantik sebagai presiden AS, akan ada KONSEKUENSI BESAR di Timur Tengah, dan bagi mereka yang bertanggung jawab atas kekejaman ini."

Trump menambahkan, "Mereka yang bertanggung jawab akan dihukum lebih berat daripada siapa pun dalam sejarah AS."

Hamas meminta perang dihentikan dan Israel mundur total dari Jalur Gaza sebagai syarat pembebasan sandera.

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan perang akan berlanjut sampai Hamas dihancurkan dan tidak lagi mengancam Israel.

Pada Senin, Hamas mengungkapkan bahwa 33 sandera di Jalur Gaza telah tewas selama perang yang hampir berlangsung 14 bulan antara kelompok militan Palestina dan Israel, namun tidak menyebutkan kewarganegaraan mereka.

Perang di Jalur Gaza dimulai setelah Hamas menyerang komunitas Israel pada 7 Oktober 2023, yang diklaim Israel menewaskan 1.200 orang. Sementara itu, serangan militer Israel pada hari yang sama telah membunuh lebih dari 44.400 orang Palestina hingga hari ini dan membuat sebagian besar penduduk Jalur Gaza mengungsi. Sebagian besar wilayah kantong itu kini hancur.

Video Terkini