Liputan6.com, Beijing - Seorang pria di China utara berakhir di balik jeruji besi setelah mencoba menarik perhatian dengan cara yang tidak biasa: membuat hoaks alias pengakuan palsu tentang berbagai kejahatan besar yang tidak pernah dilakukannya.
Lewat media sosial, pria ini bahkan menyebut dirinya sebagai "mastermind kriminal" lengkap dengan imbalan besar bagi siapa pun yang berhasil menangkapnya.
Baca Juga
Dilansir Oddity Central, Jumat (6/12/2024), pria bermarga Wang asal Qinyuan County, Kota Changzhi, Provinsi Shanxi, mengunggah pengakuan mengejutkan di media sosial. Dalam unggahannya yang viral, ia mengklaim telah melakukan pemerasan sebesar 30 juta yuan (sekitar Rp66 miliar) dari sebuah perusahaan pada 10 November 2024.
Advertisement
Tak hanya itu, Wang juga mengaku memiliki senjata otomatis dan amunisi sebanyak 500 peluru. Ia bahkan menawarkan hadiah 30.000 yuan (sekitar Rp66 juta) bagi siapa pun yang dapat menangkapnya.
"Saya adalah penduduk asli Qinyuan County, Kota Changzhi, Provinsi Shanxi. Saya memeras 30 juta yuan dari sebuah perusahaan pada 10 November 2024. Saya memiliki senjata otomatis dan 500 peluru. Jika Anda menemukan saya, Anda akan diberi hadiah 30.000 yuan," tulis Wang di unggahannya.
Pelampiasan Rasa Bosan
Postingan Wang langsung menjadi perhatian warganet, dengan cepat meraih 350.000 tayangan, 2.459 likes, 799 favorit, dan 80 komentar. Namun, unggahan ini juga menarik perhatian pihak kepolisian China yang aktif memantau media sosial. Tak butuh waktu lama, polisi mendatangi rumah Wang untuk memeriksa kebenaran klaimnya.
Dalam penggeledahan rumahnya, polisi tidak menemukan senjata, peluru, atau barang bukti lainnya yang dapat mendukung pengakuannya. Lebih jauh lagi, investigasi menunjukkan bahwa tuduhan Wang soal pemerasan perusahaan juga sepenuhnya palsu.
Saat diinterogasi, Wang mengaku bahwa unggahan tersebut hanyalah bentuk pelampiasan rasa bosan dan frustrasinya terhadap rutinitas hidupnya. Ia meminta maaf kepada pihak kepolisian karena telah membuat klaim palsu yang berujung pada tindakan hukum.
Namun, meskipun Wang menyatakan penyesalan, pihak berwenang menilai bahwa tindakan tersebut telah menyebabkan keresahan publik.
Wang akhirnya dijerat dengan dakwaan menyebarkan informasi palsu secara sengaja dan menyebabkan gangguan sosial.
Â
Advertisement