Sukses

British Council Indonesia Dukung Tac_Tiles, Produk Inklusif Bagi Tunanetra dari Campuran Limbah Puntung Rokok-Plastik

Tac_Tiles merupakan keramik inklusif bagi tunanetra untuk membantu mereka dalam aksesibilitas di kehidupan sehari-hari.

Liputan6.com, Bandung - Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa Indonesia menempati posisi ketiga setelah India dan China sebagai negara yang memiliki tingkat populasi individu dengan gangguan penglihatan yang tinggi.

Menurut data tersebut, 1,5% orang Indonesia memiliki gangguan penglihatan. Dengan jumlah populasi sebanyak 250 juta, ini berarti setidaknya 3,75 juta orang di Indonesia penglihatannya terganggu.

Fakta tersebut mendorong British Council Indonesia untuk mendukung tim satu yang merupakan partisipan dalam program Design Matters Lab pada proyek mereka yang berjudul "Kosakata Jalanan Inklusif".

Melalui proyek tersebut mereka menciptakan produk bernama "Tac_Tiles" yang di design oleh dua designer Chloe Xingyu Tao (Inggris) x Fariz Fadillah (Bandung, Indonesia) dan micro factory Conture Concrete Lab (Bandung) yang kemudian di pamerkan di Institut Francais Indonesia (IFI). Jumat, (6/12/2024)

Sebagai informasi, program Design Matters Lab merupakan program yang dipimpin oleh British Council Indonesia, yayasan dari Inggris yang bergerak dalam hubungan kebudayaan dan pendidikan.

Program Design Matters Lab merupakan kolaborasi lintas geografis dan budaya, menyatukan desainer produk dan desainer material dari Eropa dan Indonesia dalam misi bersama untuk mengeksplorasi desain berkelanjutan, program ini juga diikuti oleh 4 pasangan desainer lain.

<p>Proyek Tac_Tiles di pameran Design Matters, Bandung, Jumat (6/12/2024). (Liputan6.com/Khofifah Azzahro)</p>

Tac_Tiles merupakan keramik inklusif bagi tunanetra untuk membantu mereka dalam aksesibilitas di kehidupan sehari-hari. Produk Tac_Tiles terbuat dari berbagai limbah seperti puntung rokok, plastik, beton, dan kain yang kemudian digabungkan. Proyek ini membuktikan bahwa selain peduli dengan isu perubahan lingkungan, desainer juga peduli dengan isu disabilitas.

Desainer Fariz Fadhillah menjelaskan Tac_Tiles memiliki tiga desain yang telah disesuaikan dengan kebutuhan tunanetra.

"Tac_Tiles ini memiliki tiga desain utama, yang pertama ada desain ubin anti-slip. Lalu yang kedua ada temporary obstruction, jadi sebuah desain berbasis ubin, masih sama tapi ditempatkan pada area-area yang temporal," tuturnya.

"Lalu yang ketiga, kami mengembangkan simbol-simbol universal yang itu memiliki tingkat potensi agar bisa diaplikasikan tidak hanya di Indonesia tapi juga di UK dan juga European countries," tambah Fariz.

 

2 dari 2 halaman

Tantangan Proyek Tac_Tiles

Fariz Fadhillah dari Tac_Tiles mengaku sebagai seorang designer tantangan dalam proyek ini adalah memastikan bahwa produk dapat dan layak digunakan oleh teman-teman tunanetra.

“Di sini memang karena kami sebagai seorang desainer sangat penting untuk produk ini bisa diakses langsung oleh orang-orang tunanetra sebagai user nya, maka kami kemarin setelah beres membuat prototype," ucap Fariz.

Desainer asal Bandung ini juga mengungkapkan bahwa produk ini telah dilakukan testing untuk memastikan kelayakan pakainya. 

"Membuat sebuah perancangan langsung kami membawa ke SLB Tunanetra di Bandung untuk melakukan testing khususnya untuk isu-isu berkelanjutan seperti keberlanjutan sosial, lingkungan,” ungkap Fariz.

Video Terkini