Liputan6.com, Islamabad - Pada 14 Desember 2003, Mantan Presiden Pakistan, Jenderal (purnawirawan) Pervez Musharraf, lolos dari upaya pembunuhan, ketika sebuah bom meledakkan sebuah jembatan di Kota Garnisun Rawalpindi, di sebelah Ibu Kota Islamabad, beberapa menit setelah konvoi mobilnya melewatinya. Dia menceritakan dalam otobiografinya bagaimana ledakan tersebut menyebabkan mobilnya terlempar ke udara.
Melansir dari ETV Bharat, Musharraf pernah selamat dari beberapa upaya pembunuhan dalam hidupnya. Sang penguasa yang mengambil alih kekuasaan melalui kudeta tak berdarah pada tahun 1999, memimpin selama sembilan tahun setelah menggulingkan Perdana Menteri Nawaz Sharif.
Baca Juga
Ketika ia memimpin, mantan presiden Pakistan ini terlibat dalam beberapa insiden besar yang menimbulkan gelombang reaksioner di seluruh negeri, termasuk pembunuhan mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto pada tahun 2007 dan pembunuhan Mantan Menteri Dalam Negeri dan Gubernur Balochistan Nawab Akbar Khan Bugti.Â
Advertisement
Selain itu, upaya Musharraf untuk menggambarkan dirinya sebagai pemimpin yang progresif juga menyebabkan tindakan keras terhadap kelompok-kelompok Islamis radikal pada tahun-tahun setelah peristiwa 9/11.Â
Akibatnya, pada tahun-tahun berikutnya, terdapat sejumlah percobaan pembunuhan terhadap dirinya.
Pada bulan April 2002, sebuah bahan peledak yang dikendalikan dari jarak jauh diletakkan di sebuah titik di rute perjalanan harian Musharraf. Namun, masalah pada detonatornya akhirnya tidak menimbulkan ledakan.Â
Sebuah pengadilan di negara tersebut menghukum tiga militan Islamis pada bulan Oktober 2003 atas keterlibatan mereka dalam rencana pembunuhan itu. Ketiganya dijatuhi hukuman 10 tahun penjara. Para militan tersebut diidentifikasi sebagai anggota kelompok radikal Harkat-ul-Mujahidin.
Kurang dari dua minggu setelah percobaan pembunuhan tanggal 14 Desember, pada tanggal 25 Desember 2003, ia selamat dari upaya pembunuhan lain ketika bom bunuh diri di dalam truk ditabrakkan ke konvoinya di jalan yang sama. Ledakan tersebut menyebabkan kematian total 14 orang. Mobil presiden, meskipun mengalami kerusakan berat, berhasil membawanya pulang.
Seorang pria yang diidentifikasi sebagai Islam Siddiqui dihukum gantung pada bulan Agustus 2005 setelah ia dihukum karena terlibat dalam salah satu dari dua percobaan pembunuhan pada Desember 2003.Â
Tahun berikutnya, pengadilan tertinggi Pakistan menjatuhkan hukuman mati kepada 12 orang, termasuk personil militer dan warga sipil, yang terlibat dalam kedua insiden tersebut.Â
Pada tanggal 6 Juli 2007, orang-orang tak dikenal menembaki pesawat Musharraf ketika pesawat tersebut lepas landas dari lapangan terbang militer yang terletak di Rawalpindi. Sang Presiden tidak mengalami cedera, dan pesawat kemudian mendarat dengan selamat di Turbat.