Sukses

Apa Bedanya Santa Klaus dan Sinterklas?

Bagaimana kisah dalam agama Kristen, cerita rakyat pagan, dan kapitalisme bisa berpadu menciptakan legenda Sinterklas yang terkenal saat Natal? Apa sama kisahnya dengan Santo Nikolas?

, Jakarta - Saat momen Natal tiba, sosok Santa Claus atau Santa Klaus menjadi yang paling dinanti dan jadi sorotan karena hadiahnya.

Bagaimana mungkin satu makhluk bisa membawa hadiah untuk jutaan anak di seluruh dunia saat Natal? Ini soal keimanan. Dan bila bicara soal iman -maka akan sangat berkaitan dengan seperti apa sosok figur kisah Natal yang kita kenal saat ini.

Melansir DW Indonesia, Rabu (11/12/2024), sejatinya sosok tersebut memiliki sebutan berbeda di sejumlah wilayah. Di Brasil dikenal dengan Papai Noel, Kaledų Senelis di Lithuania atau Babbo Natale di Italia, sementara Santa Klaus atau Santa Claus dari AS dan Kanada. 

 

Pembawa hadiah berjanggut itu juga kerap dikaitkan dengan kisah seorang uskup abad ketiga, Santo Nikolas dari Myra, santo pelindung anak-anak. Dan bukan hanya dia. Sekitar 200 tahun kemudian, santo lain dengan nama yang sama muncul: Nikolas dari Sion.

Yuk, kita kupas satu per satu dalam artikel berikut:

Santa Claus, Papa Noel, dan Jultomte

Jika melihat peta dunia yang menunjukkan nama-nama berbeda untuk figur Natal, perbedaan regional yang umumnya mencerminkan ciri-ciri bahasa negara-negara kolonial terlihat jelas. Nama yang paling umum adalah gabungan kata untuk "ayah" dan "Natal." Di negara-negara berbahasa Spanyol dari Eropa hingga Amerika Latin, misalnya, ada berbagai ejaan untuk "Papa Noel." Di bekas koloni Inggris dan di Inggris Raya, orang-orang menyebutnya "Santa Claus" dan orang Prancis menyebut Sinterklas mereka "Père Noël."

Namun, anak-anak Afrika Selatan menunggu kedatangan Sinterklaas, nama yang diwariskan peninggalan penjajah Belanda, seperti sebutan sama anak-anak di Indonesia, yang lama merupakan koloni Belanda.

Di negara-negara Eropa Timur dan hingga Mongolia, orang-orang menyebutnya Papa Musim Dingin (Winter) atau Sinterklas. Figur itu berasal dari penyihir musim dingin dari mitologi Slavia dan sangat mirip dengan Sinterklas dalam penggambarannya. Dia adalah personifikasi musim dingin, dan untuk menekankan hal ini, Sinterklas juga memiliki teman di beberapa daerah — kepingan salju dalam bentuk gadis yang lembut.

Mitos Pagan dari Utara

Adapun versi Sinterklas Skandinavia kontemporer memiliki berbagai asal usul, umumnya sebelum kristenisasi, ketika orang-orang merayakan pertengahan musim dingin, yang disebut Yule.

Ada sosok seorang lelaki tua dengan jubah bulu, tudung kepala, dan janggut, yang melakukan perjalanan melalui pedesaan dengan kereta luncur rusa kutub dan membagikan kacang-kacangan untuk membantu orang-orang bertahan hidup di musim dingin yang keras. Legenda mengatakan bahwa ia adalah keturunan Odin, dewa Nordik yang paling kuat.

Di Norwegia dan Swedia, ada cerita tentang roh rumah ("Tomte") yang menjaga rumah dan halaman, tetapi hanya jika ia diberi cukup makanan. Saat ini, Jultomte atau Julenissen-lah yang membawa hadiah pada malam Natal — tentu saja dengan imbalan makanan.

Joulupukki dari Finlandia dulunya dikisahkan sebagai sosok yang jahat, setengah manusia, setengah kambing, yang berkeliling ke rumah-rumah penduduk untuk meminta makanan, atau dia akan menculik anak-anak mereka. Namun, pada suatu saat, tanduknya menghilang (begitu pula penculikan anak-anak) dan manusia kambing itu berubah menjadi manusia Natal. Itulah sebutannya dalam bahasa Jerman — "Weihnachtsmann."

 

2 dari 4 halaman

Santo Nikolas versus Kristus Anak

Pesta Santo Nikolas dirayakan pada tanggal 6 Desember, yang mungkin merupakan hari peringatan kematian Nikolas dari Myra. Hal itu membuat jengkel kaum reformis terkenal abad ke-16, Martin Luther, yang telah berselisih dengan Gereja Katolik dan dengan demikian berselisih dengan hampir separuh dunia.

Ia menolak penyembahan orang-orang kudus oleh umat Katolik dan ingin menghubungkan pembawa hadiah kristiani dengan Natal, kisah kelahiran Yesus Kristus. Ia ingin mengalihkan perhatian orang-orang, terutama anak-anak, dari sosok orang-orang kudus yang tak terhitung jumlahnya, kembali terpusat kepada Yesus. Maka ia bersikukuh bahwa bukan Santo Nikolas, melainkan Kristuslah pembawa hadiah. Keyakinan yang dengan cepat diterima di wilayah-wilayah Protestan.

Sejak Reformasi, "Christkind" (Kristus Anak) dianggap sebagai  pembawa hadiah Natal di Jerman, biasanya pada malam Natal, 24 Desember, atau sehari setelahnya, pada Hari Natal.

Namun, tradisi Santo Nikolas menaruh hadiah di sepatu pada malam tanggal 6 Desember juga tidak punah — lagi pula, pemberian hadiah dapat ditelusuri kembali ke kisah tiga gadis dan bongkahan emas.

Saat ini, Hari Santo Nikolas masih menjadi hari pemberian hadiah utama di beberapa negara — seperti Belgia atau Belanda, tempat "Sinterklaasfest" atau Festival Sinterklas dirayakan.

 

 

 

 

3 dari 4 halaman

Santo Nikolas, Sang Dermawan

Hanya sedikit fakta sejarah tentang mereka yang masih diketahui hingga saat ini, sehingga kisah hidup mereka yang menyatu selama berabad-abad, telah menciptakan legenda Santo Nikolas yang terkenal.

Ada kisah tentang bongkahan emas, misalnya, di mana Santo Nikolas dikatakan telah menyelamatkan tiga gadis miskin dari pelacuran dengan melemparkan bongkahan emas melalui jendela rumah mereka pada malam hari. Itulah sebabnya Santo Nikolas sering digambarkan dalam karya seni dengan tiga bola atau apel emas. Uskup tersebut dikatakan memiliki sifat dermawan yang kuat dan mewariskan kekayaannya yang besar kepada orang miskin.

Sebaliknya, kisah ia menolong kebangkitan tiga siswa yang dipotong-potong dan ditempatkan di tong garam mungkin merupakan salah satu dari banyak legenda mukjizat yang telah dicoba oleh gereja, untuk menjaga agar orang-orang tetap patuh pada gereja di Abad Pertengahan.

4 dari 4 halaman

Seorang Pendamping yang Jahat

Pada abad ke-16, Santo Nikolas yang baik hati ditemani oleh seorang tokoh antagonis yang agak jahat. Ia disebut "Knecht Ruprecht" atau "Krampus" di Jerman selatan, "Hans Muff" di Rheinland, atau "De zwarte Piet" (Pete Hitam) dalam bahasa Belanda. Ia membawa tongkat yang terbuat dari kayu semak dan dikisahkan menghukum anak-anak yang nakal.

Sampai hari ini, Knecht Ruprecht menemani Santo Nikolas — tetapi sekarang hanya dianggap sebagai semacam pendamping yang menakutkan.

Peluangnya untuk benar-benar memukuli anak-anak itu tidak ada, karena tugas yang sebenarnya adalah membantu Santo Nikolas membawa karung hadiah, kadang tampangnya digambarkan ‘bete‘ atau cemberut.

Di sisi lain, Christkind atau Kristus Anak datang tanpa pendamping, tetapi berwajah malaikat dan bersayap. Meskipun kisahnya berasal dari wilayah Protestan, Christkind kini lebih umum di daerah Katolik. Di tempat lain, Christkind telah tergantikan oleh Sinterklas, tokoh yang kisah asalnya merupakan campuran dari legenda Santo Nikolas, dongeng Sinterklas — dan kampanye iklan kapitalisme yang sangat sukses.