Sukses

5 Pimpinan Pesantren di Indonesia ke Jepang, Ini Misi dan Kisahnya

Program Kunjungan Pimpinan Pesantren ke Jepang yang diselenggarakan oleh pemerintah Jepang telah dilaksanakan dari 2004.

Liputan6.com, Jakarta - Lima pemimpin pesantren dari berbagai daerah di Indonesia melakukan kunjungan ke Jepang untuk memperdalam saling pengertian antara masyarakat Jepang dan masyarakat Muslim di Indonesia. Kunjungan dilakukan dari tanggal 3 sampai 11 Desember 2024.

 

Selama kunjungan, mereka telah melakukan berbagai kegiatan, di antaranya peninjauan ke sekolah-sekolah, program homestay, serta dialog antar-agama. 

Kunjungan mereka ke beberapa sekolah Jepang, dari jenjang taman kanak-kanak hingga universitas, menjadi salah satu pengalaman yang sangat bermanfaat bagi rombongan pemimpin pesantren tersebut.

“Dari semua kunjungan yang kami lakukan di sekolah-sekolah Jepang itu — tentunya setiap sekolah punya karakteristik yang berbeda karena murid-muridnya pun berbeda umurnya — tapi, ternyata, semuanya sama-sama mengutamakan pendidikan karakter dan moralitas,” ujar Kiki, salah satu pemimpin pesantren yang berkesempatan mengunjungi Jepang tahun ini, saat acara penyambutan kepulangan mereka dari Jepang pada Rabu, 11 Desember 2024 di Hotel Westin Jakarta.

“Mereka mengatakan bahwa setiap mata pelajaran di kelas-kelas harus mengandung unsur moral atau pendidikan karakter bagi anak-anak tersebut,” lanjutnya.

Ia menceritakan pengalamannya di taman kanak-kanak Jepang dan secara langsung merasakan budaya kesopanan dan kehangatan rakyat Jepang yang sudah dipupuk sedari kecil.

“Saat guru masih sibuk, ada dua orang murid TK mengajak berkenalan … Mereka lalu berlari dan mengambil bunga di tanah dan menyusunnya dengan rapi — mereka tidak memetik bunga karena menghargai tanamannya. Lalu, mereka beri bunga tersebut sebagai hadiah untuk kami, berterima kasih karena kami sudah datang ke sekolahnya,” kisah Kiki yang dipandu oleh kedua anak kecil tersebut saat keliling sekolahnya.

“Kami takjub, karena mereka masih kecil, masih TK, tetapi mereka inisiatif dan tanggap.”

Sependapat dengan Kiki, pemimpin pesantren lainnnya, Ridwan juga beranggapan bahwa pendidikan moral dan karakter Jepang patut dicontoh di Indonesia, terutama dalam hal kedisiplinan.

“Di KBRI, saya menanyakan, ‘apa rahasia kesuksesan Jepang?’ Awalnya, saya kira karena IQ-nya tinggi, tetapi dibantah. Ternyata, bukan karena itu, tetapi karena diutamakannya pendidikan karakter untuk menjadi pribadi yang mandiri, peka, dan simpati terhadap lingkungan,” ungkapnya.

“Kesimpulan kami adalah bahwa kemajuan teknologi dan sains … bukan bergantung kepada IQ-nya, tetapi pada kemandirian pribadi dan kesadaran mencari ilmu.”

“Bagi saya, agar Indonesia bisa maju, kita harus revolusi mental dan moral,” Ridwan menyimpulkan.

Berikut ini daftar kelima pimpinan pesantren yang melawat ke Jepang:

  1. Kiki Mustaqimah Hasan Basuni (Pondok Pesantren Modern Darul Istiqamah Barabai)
  2. Ridwan Baidlowi (Pondok Pesantren Rahmatan Lil Alamin Nganjuk)
  3. Latifatul Musyarrofah (Pondok Pesantren Multidimensi Al-Fakhiriyah Makassar)
  4. Sibawaihi Arsyad Husin (Pondok Pesantren Al Falah Putera Banjarbaru)
  5. Thalib Abdillah Aldjufrie (Pondok Pesantren Putra Alkhairaat Pusat Palu)
2 dari 2 halaman

Ingin Tumbuhkan Budaya Membaca

Salah satu hal dari Jepang yang ingin diterapkan secara nyata oleh Ibu Kiki di pesantrennya adalah menumbuhkan budaya literasi yang mandiri dan tanpa paksaan.

“Saat mengunjungi SD di jam makan siang, kami takjub melihat anak-anak saling menunggu agar semuanya kebagian makanan sambil membaca buku. Saya lihat bukunya tidak harus buku pelajaran, ada yang membaca komik, majalah, peta, dan sebagainya. Yang penting adalah menumbuhkan rasa suka membaca di siswa dan siswi SD,” jelas Kiki.

“Di pesantren kan banyak antre, mandi, makan, segalanya antre. Agar mengantre tidak membuang-buang waktu, saya terpikir untuk menyediakan rak dengan berbagai macam buku untuk dibaca tanpa dipaksa. Harapannya, mereka tertarik untuk membaca dan teman-temannya juga mengikuti.”

Menurut para pemimpin pesantren, para rekan kerja mereka menunggu kepulangan mereka dengan harapan dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah mereka dapat di Jepang. Pihak Jepang pun ingin melihat perubahan positif yang dapat dibawa dari kunjungan ini.

“Saya sangat menanti rencana bapak dan ibu untuk menerapkan pengalaman yang didapat di Jepang pada kegiatan di pesantren masing-masing untuk masa yang akan datang,” ujar Wakil Duta Besar Jepang untuk Indonesia Katsuro Nagai.