Liputan6.com, Washington DC - American Medical Association menerbitkan temuan terbarunya yang mengungkapkan bahwa warga Amerika Serikat hidup dengan penyakit selama rata-rata 12,4 tahun.
Gangguan mental dan penyalahgunaan zat, serta penyakit muskuloskeletal, merupakan kontributor utama penyakit yang dijalani warga AS, menurut studi tersebut, dikutip dari The Guardian, Sabtu (13/12/2024).
Baca Juga
Wanita di AS menunjukkan kesenjangan rentang kesehatan-rentang hidup 2,6 tahun lebih tinggi (yang mewakili jumlah tahun yang dihabiskan untuk sakit) daripada pria.
Advertisement
Angkanya meningkat dari 12,2 menjadi 13,7 tahun atau 32% di atas rata-rata global untuk wanita.
Kesenjangan rentang kesehatan dan hidup keseluruhan terbaru di AS menandai peningkatan dari 10,9 tahun pada tahun 2000 menjadi 12,4 tahun pada 2024.
Artinya, hal ini menghasilkan kesenjangan 29% lebih tinggi daripada rata-rata global.
Secara global, kesenjangan rentang kesehatan-rentang hidup telah melebar selama 20 tahun terakhir, meluas menjadi 9,6 tahun dari 8,5 tahun pada tahun 2000.
Setelah AS, kesenjangan rentang kesehatan-rentang hidup terbesar ada di Australia dengan 12,1 tahun, Selandia Baru dengan 11,8 tahun, Inggris dan Irlandia Utara dengan 11,3 tahun, dan Norwegia dengan 11,2 tahun.
Sebaliknya, kesenjangan rentang kesehatan-rentang hidup terkecil terlihat di Lesotho pada 6,5 ​​tahun, Republik Afrika Tengah pada 6,7 ​​tahun, Somalia dan Kiribati pada 6,8 tahun, dan Mikronesia pada 7 tahun.
Â
Masa Hidup Lebih Lama
Menjelaskan hasil tersebut, penulis studi, Armin Garmany dan Andre Terzic, mengatakan: "Hasil ini menggarisbawahi bahwa di seluruh dunia, meskipun orang hidup lebih lama, mereka hidup lebih banyak dengan beban penyakit."
Studi tersebut menambahkan bahwa sejalan dengan tren global, kesenjangan di AS bertepatan dengan pertumbuhan yang tidak proporsional dalam harapan hidup dibandingkan harapan hidup yang disesuaikan dengan kesehatan.
Di AS, harapan hidup meningkat dari 79,2 menjadi 80,7 tahun pada wanita, dan dari 74,1 menjadi 76,3 tahun pada pria, ungkap studi tersebut.
Advertisement