Sukses

Kontroversi Rencana Pembangunan Kedubes China di Inggris

Apa yang membuat rencana pembangunan Kedutaan Besar China yang baru di London, Inggris, ini kontroversial?

Liputan6.com, London - Pemerintahan baru Partai Buruh Inggris, yang dipimpin oleh Perdana Menteri (PM) Keir Starmer, berusaha untuk memperbaiki hubungan yang telah lama tegang dengan China di tengah dugaan skandal spionase. Namun, ada masalah lain yang berpotensi merusak hubungan tersebut: rencana kontroversial China untuk membuka kedutaan terbesar di Inggris.

China telah berusaha selama beberapa tahun untuk memindahkan kedutaannya, yang saat ini terletak di Distrik Marylebone yang mewah di London, ke sebuah situs bersejarah yang luas di dekat Menara London.

Pindahnya kedutaan ke kompleks yang terletak di seberang Menara London dan dekat Jembatan Menara telah menimbulkan penolakan dari penduduk setempat, kelompok hak asasi manusia, pengkritik China, dan lainnya. Demikian seperti dikutip dari CNA, Rabu (18/12/2024).

Meskipun sudah ditolak oleh pejabat setempat, rencana ini kini diyakini menjadi masalah utama dalam hubungan bilateral dan telah menjadi topik dalam pembicaraan awal antara Presiden Xi Jinping dan PM Starmer. Isu ini muncul di tengah perselisihan baru mengenai dugaan spionase oleh seorang pebisnis China yang memiliki hubungan dengan Pangeran Andrew.

PM Starmer, yang terpilih pada bulan Juli, ingin lebih banyak terlibat dengan China, setelah hubungan yang memburuk dalam beberapa tahun terakhir, terutama terkait dengan tindakan keras China terhadap hak asasi manusia di Hong Kong. Bulan lalu, Starmer menjadi PM Inggris pertama sejak 2018 yang bertemu dengan Xi Jinping, di mana keduanya mengadakan pembicaraan di sela-sela G20 di Brasil.

Dalam pertemuan yang disiarkan televisi, Starmer mengatakan bahwa Xi Jinping telah membahas soal kedutaan dalam percakapan sebelumnya. Starmer meyakinkan, pemerintah Inggris telah "mengambil tindakan" dengan "meninjau ulang" permohonan pembangunan Kedutaan Besar China.

Keputusan ini berarti bahwa seorang inspektur perencanaan nasional akan melakukan penyelidikan publik mengenai rencana China. Namun, keputusan akhir akan diambil oleh Sekretaris Komunitas, Angela Rayner.

Pemerintah dapat meninjau kembali proyek pembangunan dengan berbagai alasan, termasuk jika proyek tersebut memiliki dampak yang lebih besar dari sekadar "kepentingan lokal" dan memengaruhi hubungan dengan pemerintah lain atau menimbulkan masalah terkait keamanan nasional.     

2 dari 3 halaman

Penolakan

Meskipun Starmer mengatakan kepada Xi Jinping bahwa "kami harus mengikuti proses dan tenggat waktu hukum," intervensi ini membuat para penentang rencana pembangunan kedutaan merasa khawatir.

"Saya agak terkejut," tutur Simon Cheng, seorang dissiden asal Hong Kong yang kini tinggal dekat lokasi yang diusulkan untuk kedutaan.

"Saya tahu rencana China ini penting untuk hubungan bilateral, namun saya tidak menyangka hal ini akan dibawa ke tingkat yang lebih tinggi,"

Cheng, yang sebelumnya bekerja di Konsulat Inggris di Hong Kong dan diberikan suaka di Inggris setelah diduga disiksa oleh polisi rahasia China, juga khawatir mengenai potensi "pengawasan masif" di lokasi kedutaan baru.

Situs yang dimaksud dulunya adalah tempat Royal Mint, tempat pembuatan uang resmi Inggris selama hampir dua abad. Sebelum itu, situs ini adalah lokasi sebuah biara Cistercians yang dibangun pada tahun 1348, namun kini dalam kondisi terbengkalai. Pada tahun 2018, China membeli situs ini seharga sekitar USD 327 juta.

Kompleks ini terdiri dari beberapa bangunan yang dilindungi karena nilai sejarahnya. Sebelum intervensi pemerintah, setiap perubahan pada situs ini harus mendapatkan izin dari otoritas setempat, yaitu Dewan Tower Hamlets.

Pada tahun 2022, Dewan Tower Hamlets menolak rencana pembangunan Kedutaan Besar China dengan suara bulat. Rencana tersebut mencakup desain dari firma arsitektur ternama, David Chipperfield Architects. Namun, pada bulan Juli, China mengajukan kembali proposal dengan sedikit perubahan.

Peter Golds, seorang anggota dewan konservatif, menjadi salah satu penentang utama rencana ini.

"Bisakah Anda bayangkan jika Prancis atau Italia mengizinkan kedutaan besar yang sangat besar dibangun di dekat situs Warisan Dunia paling terkenal di negara mereka? Dan bukan sembarang kedutaan!" ujarnya kepada AFP.

"Ini adalah situs yang sangat prestisius... akan seperti kita membangun kedutaan besar di Kota Terlarang," tambahnya, merujuk pada kompleks istana kekaisaran di Beijing. "Ini adalah penghinaan!"

3 dari 3 halaman

Kekhawatiran Warga dan Pernyataan China

Situs ini berdampingan dengan kompleks perumahan dan penduduk setempat sangat khawatir mengenai implikasi keamanan.

"Ledakan kecil dari sebuah mobil atau van bisa menyebabkan kehancuran," kata Dave Lake, yang memimpin asosiasi warga yang menentang rencana ini, kepada AFP.

Dia juga mengungkapkan kekhawatirannya bahwa kedutaan ini dapat menjadi sasaran protes anti-China.

Penduduk setempat baru-baru ini mulai menggalang dana untuk membayar biaya pengacara, yang sekarang diperlukan untuk mempertahankan apa yang dianggap Lake sebagai perjuangan David melawan Goliat.

"Ini sangat membebani – hampir seperti mereka menindas Anda," sebut Lake.

Terkait isu ini, Kedutaan China mengatakan, "Negara tuan rumah memiliki kewajiban internasional untuk mendukung dan memfasilitasi pembangunan tempat misi diplomatik."

Pernyataan yang sama menambahkan bahwa persetujuan terhadap rencana ini akan membantu mempromosikan "persahabatan antara rakyat China dan Inggris serta perkembangan hubungan bilateral."

Â