Sukses

Australia Buat Kesepakatan dengan Negara-negara Pasifik Guna Bendung Pengaruh China

Australia telah menandatangani perjanjian keamanan bersejarah dengan negara kepulauan Pasifik termasuk Nauru untuk semakin memperkuat hubungannya dengan negara-negara kepulauan Pasifik.

Liputan6.com, Canberra - Dalam beberapa tahun terakhir, Australia telah mengubah kebijakan luar negerinya secara signifikan untuk fokus pada penguatan kehadiran dan pengaruhnya di Pasifik, kawasan yang semakin penting dalam geopolitik global.

Seiring meningkatnya ketegangan antara China dan negara-negara Barat, khususnya atas meningkatnya pengaruh Tiongkok di Indo-Pasifik, Australia telah mengambil langkah proaktif untuk memperkuat kepentingan keamanannya di kawasan tersebut.

Dalam sebuah langkah yang menggarisbawahi pergeseran strategis ini, Australia telah menandatangani perjanjian keamanan bersejarah dengan negara kepulauan Pasifik, Nauru, yang bertujuan untuk semakin memperkuat hubungannya dengan negara-negara kepulauan Pasifik dan melawan perluasan jejak Tiongkok di kawasan tersebut, dikutip dari laman Mizzima, Senin (16/12/2024).

Kawasan Kepulauan Pasifik telah lama menjadi medan pertempuran geopolitik bagi negara-negara besar, dengan negara-negara seperti Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan China yang bersaing untuk mendapatkan pengaruh.

Kawasan ini penting karena lokasinya yang strategis, sumber daya alam yang melimpah, dan perannya dalam keamanan maritim, khususnya di Pasifik Selatan.

Samudra Pasifik merupakan rute pelayaran utama, dan kendali atas wilayah maritim dapat secara signifikan meningkatkan pengaruh ekonomi dan militer suatu negara.

Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah membuat terobosan signifikan ke Kepulauan Pasifik, menggunakan diplomasi ekonomi untuk mendapatkan pengaruh politik.

Melalui Prakarsa Sabuk dan Jalan (BRI), Tiongkok telah memberikan pinjaman dan investasi ke beberapa negara Pasifik, menawarkan proyek infrastruktur dan bantuan pembangunan sebagai imbalan atas hubungan yang lebih erat.

Meskipun kesepakatan ini menguntungkan secara finansial bagi beberapa negara kepulauan, kesepakatan ini telah menimbulkan kekhawatiran di Australia, Amerika Serikat, dan sekutu Barat lainnya tentang meningkatnya kehadiran militer dan strategis Tiongkok di kawasan tersebut.

2 dari 5 halaman

Pakta Keamanan Tiongkok

Salah satu momen paling signifikan dalam pergeseran geopolitik ini terjadi pada tahun 2022 ketika Kepulauan Solomon, negara Pasifik utama, menandatangani pakta keamanan dengan Tiongkok, yang menimbulkan kekhawatiran di Canberra dan Washington.

Kesepakatan tersebut dilaporkan memungkinkan Tiongkok untuk mengirim personel militer ke Kepulauan Solomon, yang memicu kekhawatiran bahwa Tiongkok dapat membangun pangkalan militer di kawasan tersebut, dalam jarak serang Australia.

Hal ini menandai titik balik dalam pendekatan Australia terhadap negara-negara tetangganya di Pasifik, yang mendorongnya untuk memikirkan kembali strategi kebijakan luar negerinya di kawasan tersebut.

Menanggapi pengaruh China yang semakin besar, Australia berupaya menegaskan kembali perannya sebagai mitra keamanan utama bagi negara-negara Kepulauan Pasifik.

Pada tahun 2023, Australia mulai meningkatkan upaya untuk memperkuat hubungannya dengan negara-negara Pasifik, dengan fokus pada penguatan hubungan ekonomi, politik, dan keamanan.

Penandatanganan perjanjian keamanan bersejarah dengan Nauru merupakan bagian penting dari strategi ini, yang ditujukan untuk melawan jangkauan Tiongkok sekaligus memperkuat posisi Australia sebagai mitra yang dapat diandalkan bagi negara-negara Kepulauan Pasifik.

Nauru, salah satu negara terkecil di dunia, berlokasi strategis di Samudra Pasifik dan telah lama menjadi sekutu penting Australia.

3 dari 5 halaman

Pentingnya Nauru Bagi Australia

Nauru sangat penting karena hubungan ekonomi dan politiknya yang erat dengan Australia, khususnya di bidang-bidang seperti keamanan regional dan migrasi.

Nauru juga memainkan peran penting dalam kebijakan penahanan lepas pantai Australia, karena telah menjadi titik fokus dalam sistem penahanan imigrasi Australia yang kontroversial.

Perjanjian keamanan yang ditandatangani antara Australia dan Nauru pada akhir tahun 2023 merupakan perjanjian bersejarah karena beberapa alasan.

Pertama, hal ini menandai pendalaman hubungan bilateral antara kedua negara, yang menekankan masalah keamanan bersama dalam lingkungan geopolitik yang berubah dengan cepat.

Perjanjian ini diharapkan dapat meningkatkan kerja sama di bidang-bidang seperti pertahanan, keamanan maritim, dan pembagian intelijen, dan mencakup ketentuan bagi personel Australia untuk ditempatkan di Nauru guna mendukung upaya-upaya ini.

Kedua, perjanjian ini dipandang sebagai respons terhadap pengaruh Tiongkok yang semakin besar di kawasan tersebut.

Dengan memperkuat hubungan keamanan dengan Nauru, Australia mengisyaratkan komitmennya untuk menjaga stabilitas di Pasifik, melawan ambisi Tiongkok, dan memperkuat perannya sebagai mitra keamanan utama di kawasan tersebut.

Perjanjian ini juga merupakan bagian dari upaya yang lebih luas oleh Australia untuk memperluas kerja sama keamanannya dengan negara-negara Pasifik lainnya, termasuk Fiji, Papua Nugini, dan Kepulauan Solomon.

4 dari 5 halaman

Kehadiran China di Pasifik

Kehadiran Tiongkok yang semakin besar di Pasifik telah menjadi sumber kekhawatiran bagi Australia, khususnya karena Beijing semakin banyak menggunakan pengaruh ekonomi dan diplomatik untuk mendapatkan pengaruh politik di kawasan tersebut.

Melalui BRI, Tiongkok berupaya membangun infrastruktur, berinvestasi dalam ekstraksi sumber daya alam, dan mengamankan kemitraan ekonomi jangka panjang dengan negara-negara Pasifik.

Namun, kesepakatan ini telah menimbulkan kecurigaan di kalangan Australia dan sekutunya, yang khawatir bahwa pengaruh keuangan Tiongkok dapat mengarah pada kendali politik dan, berpotensi, pijakan militer di kawasan tersebut.

Penandatanganan perjanjian keamanan dengan Nauru merupakan pernyataan yang jelas dari Australia bahwa Australia tidak akan menoleransi pengaruh Tiongkok yang meluas tanpa kendali.

Dengan mempererat hubungannya dengan Nauru, Australia memastikan bahwa Australia mempertahankan pijakan yang kuat di kawasan tersebut, baik secara militer maupun diplomatik.

Perjanjian tersebut memberikan penyeimbang terhadap meningkatnya keterlibatan Tiongkok dengan negara-negara kepulauan Pasifik, sehingga mempersulit Beijing untuk memperluas pengaruhnya di kawasan tersebut tanpa menghadapi penolakan signifikan dari Australia dan kekuatan Barat lainnya.

Selain itu, perjanjian keamanan tersebut mencerminkan kesadaran Australia yang semakin meningkat bahwa kawasan Kepulauan Pasifik bukan sekadar masalah sampingan, tetapi bagian penting dari strategi keamanan nasionalnya.

Pakta keamanan baru-baru ini dengan Nauru kemungkinan akan diikuti oleh perjanjian serupa dengan negara-negara Pasifik lainnya, karena Australia berupaya membangun jaringan sekutu yang lebih kuat di kawasan tersebut.

Jaringan ini dipandang sebagai benteng penting terhadap ambisi Tiongkok, yang memastikan bahwa Australia mempertahankan keunggulan strategis di Pasifik.

Perjanjian keamanan dengan Nauru telah menimbulkan berbagai reaksi, baik di dalam negeri maupun internasional.

Di Australia, langkah tersebut secara umum disambut baik oleh para pembuat kebijakan yang melihatnya sebagai langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan keamanan negara.

Perjanjian tersebut juga merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk memulihkan peran kepemimpinan Australia di Pasifik, setelah beberapa tahun pengaruh Tiongkok meningkat.

Namun, beberapa kritikus telah menyatakan kekhawatiran tentang implikasi jangka panjang dari meningkatnya kehadiran militer Australia di Pasifik.

Para kritikus ini berpendapat bahwa perjanjian tersebut dapat memicu ketegangan lebih lanjut dengan Tiongkok, yang berpotensi meningkatkan kawasan tersebut menjadi titik api geopolitik baru.

Yang lain telah menyuarakan kekhawatiran tentang implikasi hak asasi manusia dari keterlibatan Australia dalam kebijakan penahanan Nauru, mempertanyakan apakah negara tersebut harus mendukung negara dengan sistem imigrasi yang kontroversial.

 

5 dari 5 halaman

Kehadiran Amerika Serikat

Secara internasional, perjanjian tersebut telah dilihat sebagai bagian dari tren yang lebih luas dari kekuatan Barat yang memperkuat kehadiran mereka di Pasifik.

Amerika Serikat, misalnya, juga telah meningkatkan keterlibatannya dengan negara-negara Kepulauan Pasifik, khususnya melalui perjanjian Compact of Free Association yang diperbarui dengan negara-negara seperti Kepulauan Marshall, Mikronesia, dan Palau.

Persaingan yang semakin ketat untuk mendapatkan pengaruh di kawasan tersebut kemungkinan akan terus berlanjut karena Tiongkok dan Barat bersaing untuk mendapatkan kesetiaan dari negara-negara Kepulauan Pasifik.

Perjanjian keamanan bersejarah Australia dengan Nauru merupakan perkembangan penting dalam perebutan pengaruh geopolitik yang sedang berlangsung di Pasifik.

Dengan mempererat hubungannya dengan Nauru, Australia memperkuat perannya sebagai mitra keamanan utama di kawasan tersebut, melawan pengaruh Tiongkok yang semakin besar, dan menegaskan kepemimpinannya di Pasifik.

Perjanjian tersebut tidak hanya memperkuat posisi keamanan Australia tetapi juga mengirimkan pesan yang jelas kepada Tiongkok dan aktor regional lainnya bahwa Australia berkomitmen untuk menjaga stabilitas dan perdamaian di Pasifik.

Seiring dengan terus berkembangnya lanskap geopolitik di Indo-Pasifik, keterlibatan Australia dengan Kepulauan Pasifik akan tetap menjadi komponen penting dari strategi kebijakan luar negerinya.

Perjanjian keamanan dengan Nauru hanyalah awal dari apa yang mungkin merupakan upaya berkelanjutan Australia untuk melindungi kepentingannya, membangun hubungan yang lebih kuat dengan negara-negara tetangganya di Pasifik, dan melawan pengaruh Tiongkok yang semakin meluas di kawasan tersebut.