Sukses

Penyakit Misterius Dinga-dinga di Uganda Sebabkan Penderitanya Bergetar seperti Menari

Sejauh ini dilaporkan, Dinga-dinga hanya muncul di satu distrik di Uganda.

Liputan6.com, Kampala - Sebuah penyakit misterius yang dikenal dengan nama lokal "Dinga-dinga", yang berarti "gemetar seperti menari", menyerang sekitar 300 orang di Distrik Bundibugyo, Uganda. Sebagian besar di antaranya adalah perempuan dewasa dan remaja perempuan.

Menurut laporan kantor berita IANS, penyakit ini ditandai dengan demam dan getaran tubuh yang tidak terkendali, yang sangat mengganggu kemampuan bergerak. Mereka yang terinfeksi virus 'Dinga-dinga' melaporkan gejala seperti getaran tubuh disertai demam dan lemah yang sangat parah. Pada kasus yang lebih serius, beberapa orang bahkan mengalami kelumpuhan.

Melansir India Today, Sabtu (21/12/2024), petugas kesehatan Uganda sedang menyelidiki penyakit misterius ini dan penyebabnya.

Meskipun belum ada laporan terkait kematian, petugas kesehatan menekankan pentingnya mendapatkan perawatan medis lebih awal.

Pengobatan untuk penyakit ini saat ini melibatkan antibiotik. Pejabat kesehatan distrik Kiyita Christopher menjelaskan bahwa pasien biasanya pulih dalam waktu sekitar seminggu.

Dia mengingatkan masyarakat untuk tidak bergantung pada pengobatan herbal, dengan mengatakan, "Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa obat herbal bisa mengobati penyakit ini. Kami menggunakan pengobatan yang tepat dan saya mendorong warga untuk mencari perawatan di fasilitas kesehatan distrik."

2 dari 2 halaman

Menantikan Diagnosis Resmi

Untuk mencegah penyebaran penyakit Dinga-dinga, otoritas kesehatan menyarankan agar masyarakat menjaga kebersihan yang baik, menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi, dan segera melaporkan kasus baru kepada tim kesehatan setempat.

Kiyita mengonfirmasi bahwa tidak ada kasus yang dilaporkan di luar Bundibugyo. Sampel dari individu yang terinfeksi telah dikirim ke Kementerian Kesehatan Uganda untuk analisis lebih lanjut, namun diagnosis resmi masih menunggu.

Penyakit ini telah dibandingkan dengan wabah bersejarah, seperti "Penyakit Menari" atau "Dancing Plague" pada tahun 1518 di Strasbourg, Prancis, di mana orang-orang menari tidak terkendali selama berhari-hari, yang kadang-kadang menyebabkan kematian akibat kelelahan.