Sukses

27 Desember 537: Peresmian Ketiga Hagia Sophia Usai Terbakar 5 Tahun Sebelumnya

Hagia Sophia memiliki sejarah panjang sejak pertama kali diresmikan pada tahun 360 masehi. Ini uraian singkatnya.

Liputan6.com, Istanbul -- Pada 27 Desember 537, setelah terbakar lima tahun sebelumnya dan dibangun kembali untuk ketiga kalinya, bangunan baru Hagia Sophia diresmikan.

Dilansir dari situs metmuseum.org, Gereja Hagia Sophia (secara harfiah berarti Holy Wisdom atau Kebijaksanaan Suci”) di Konstantinopel, yang sekarang bernama Istanbul, pertama kali diresmikan pada tahun 360 oleh Kaisar Constantinus -- putra pendiri kota itu, Kaisar Constantine. Saat itu, Hagia Sophia berfungsi sebagai katedral, atau takhta uskup, di kota tersebut.

Awalnya bangunan tersebut bernama Megale Ekklesia (Gereja Agung), nama Hagia Sophia mulai digunakan sekitar tahun 430. Bangunan gereja pertama hancur saat terjadi kerusuhan pada tahun 404. Gereja kedua, yang dibangun dan didedikasikan pada tahun 415 oleh Kaisar Theodosius II, terbakar saat pemberontakan Nika pada tahun 532, yang menyebabkan kehancuran besar dan kematian di penjuru kota.

Segera setelah kerusuhan, Kaisar Justinian I (berkuasa tahun 527-565) memerintahkan agar gereja dibangun kembali. Arsitek Anthemios dari Tralles dan Isidoros dari Miletos yang menangani kemungkinan besar dipengaruhi oleh teori matematika Archimedes.

Naos yang luas dan lapang, atau basilika pusat, dengan sistem kubah dan semi-kubah yang rumit secara teknis, berpuncak pada kubah pusat yang tinggi dengan diameter lebih dari 101 kaki (31 meter) dan tinggi 160 kaki (48,5 meter). 

Kubah pusat ini sering diinterpretasikan oleh para komentator kontemporer sebagai kubah surga itu sendiri. Beratnya ditopang oleh empat lengkungan besar, yang bertumpu pada serangkaian tympana dan semi-kubah, yang kemudian bertumpu pada semi-kubah yang lebih kecil dan arkade. 

Sistem struktur yang rumit ini rentan terhadap masalah. Kubah pertama sempat runtuh pada tahun 558, dan dibangun kembali pada tahun 562 dengan ketinggian yang lebih tinggi. Gempa bumi dan penurunan permukaan tanah juga telah merusak bangunan ini selama berabad-abad, meskipun struktur utama yang masih ada adalah struktur yang pertama kali dibangun antara tahun 532 dan 537.

Bagian dalam Hagia Sophia dilapisi dengan marmer berwarna yang mahal dan tatahan batu hias. Tiang-tiang marmer dekoratif diambil dari bangunan kuno dan digunakan kembali untuk menopang arkade interior. 

Awalnya, bagian atas bangunan ini dihiasi secara minim menggunakan emas dengan salib besar dalam bentuk medali di puncak kubah. Setelah periode Ikonoklasme (726-843), mosaik figuratif baru ditambahkan, beberapa di antaranya bertahan hingga saat ini.

Setelah penaklukan kota oleh Mehmet II pada tahun 1453, Hagia Sophia diubah menjadi masjid (Ayasofya Camii), dan tetap menjadi masjid hingga runtuhnya kekaisaran Ottoman pada awal abad ke-20. 

Pemandangan Hagia Sophia selama penaklukan digambarkan dalam ukiran kayu karya Pieter Coecke van Aelst, yang menggambarkan prosesi Suleiman yang Agung melewati Hippodrome. Selama periode ini, menara dibangun di sekeliling kompleks bangunan, ikon mosaik Kristen dilabur, dan penopang eksterior ditambahkan sebagai penyangga struktur.

Pada tahun 1934, pemerintah Turki mensekulerkan bangunan bersejarah ini, mengubahnya menjadi museum, dan mosaik-mosaik aslinya dipulihkan.

Video Terkini