Liputan6.com, Jakarta - Santa Claus, dengan jas merah cerah, hiasan bulu putih, sepatu bot hitam tinggi, dan topi pom-pom khasnya, adalah salah satu ikon Natal yang paling dikenali di seluruh dunia.
Namun, penampilan Santa Claus pada awalnya tidak sama seperti yang kita kenal sekarang.
Baca Juga
Transformasi kostum Santa Claus mencerminkan pengaruh tradisi, seni, dan budaya populer selama berabad-abad.
Advertisement
Dilansir CNN, Selasa (24/12/2024), Santa Claus modern terinspirasi dari berbagai figur historis dan mitologis, seperti St. Nicholas, seorang uskup Kristen awal; Sinterklaas dari Belanda; Père Noël dari Prancis; dan Christkindl dari Jerman, yang dikenal di Amerika sebagai Kris Kringle.
Sosok Santa Claus mulai mengambil bentuknya pada 1820-an melalui puisi dan ilustrasi. Puisi Clement Clarke Moore, "A Visit from St. Nicholas" (1823), memainkan peran besar dalam membentuk karakter Santa dengan ciri khas jenggot putih, pakaian berbulu, dan kereta luncur yang ditarik rusa.
Namun, hingga abad ke-19, penampilan Santa Claus masih sangat beragam.
"Abad ke-19 adalah masa ketika perdebatan tentang seperti apa rupa Sinterklas dan apa yang dikenakannya cukup menonjol," kata Gerry Bowler, sejarawan dan penulis "Santa Claus: A Biography".
"Butuh waktu sekitar 80 tahun bagi para seniman Amerika untuk menentukan kostum Sinterklas. Hingga saat itu, Anda dapat mengenakan kostum Sinterklas dalam berbagai warna, jubah, dan variasinya."
Â
Evolusi Gaya Santa Claus
Berbagai interpretasi awal menggambarkan Santa dengan gaya berbeda.
Sebuah ilustrasi tahun 1864 menunjukkan Santa mengenakan jas kuning dan topi bulu, sementara lukisan minyak tahun 1837 menggambarkan Santa dengan jubah merah berbulu. Pada 1863, kartunis Thomas Nast memperkenalkan Santa dalam kostum bergaya patriotik dengan motif bintang dan garis untuk mendukung tentara Union dalam Perang Saudara Amerika.
Namun, pada 1881, Nast menggambar Santa dalam jas merah dengan sabuk, yang semakin mendekati penampilan Santa modern. Ilustrasi ini kemudian diikuti oleh seniman seperti Norman Rockwell dan J.C. Leyendecker, yang menggambarkan Santa dengan penampilan ceria dan ikonik dalam sampul "The Saturday Evening Post" di awal abad ke-20.
Advertisement
Dikaitkan dengan Coca-cola
Meskipun sering diasosiasikan dengan kampanye Coca-Cola, kostum merah-putih Santa sudah populer sebelum ilustrator Haddon Sundblom memperkenalkan versinya pada 1931.
Kampanye Coca-Cola menggambarkan Santa sebagai pria ceria dengan pipi merah yang gemuk, versi yang sangat berpengaruh dan tetap menjadi citra Santa yang dikenal luas hingga hari ini.
"Saya pikir kebanyakan orang (percaya) bahwa Coca-Cola ada hubungannya dengan terciptanya kostum merah dan putih Santa... Anda tentu melihatnya di seluruh internet," kata Bowler.
"Tapi itu tidak benar. Kostum ikonik Santa telah (ditentukan) beberapa dekade sebelumnya."