Liputan6.com, Kyiv - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Rabu (25/12/2024) mengecam serangan Rusia, yang melibatkan puluhan rudal dan drone ke jaringan energi negaranya pada Hari Natal.
Ukraina terbangun pukul 5.30 waktu setempat dengan alarm serangan udara. Segera setelah itu, angkatan udara melaporkan bahwa Rusia telah meluncurkan rudal jelajah Kalibr, jenis rudal jarak jauh yang ditembakkan dari Laut Hitam.
Baca Juga
"Putin dengan sengaja memilih Hari Natal untuk menyerang. Apa yang lebih tidak manusiawi dari ini? Lebih dari 70 rudal, termasuk rudal balistik, dan lebih dari seratus drone penyerang yang dirancang untuk menghancurkan sasaran tertentu. Sasaran mereka adalah sistem energi kami," kata Zelenskyy seperti dikutip dari CNA.
Advertisement
Ini adalah serangan besar ke-13 pada sistem energi Ukraina tahun ini, yang terbaru dalam kampanye Rusia yang menargetkan jaringan listrik selama musim dingin.
"Angkatan udara Ukraina berhasil menembak jatuh lebih dari 50 rudal," ungkap Zelenskyy.
"Sayangnya, ada beberapa yang mengenai sasaran. Hingga saat ini, beberapa wilayah mengalami pemadaman listrik."
Svitlana Onyshchuk, kepala wilayah Ivano-Frankivsk, merespons serangan Rusia dengan mengatakan, "Pagi Natal sekali lagi menunjukkan bahwa tidak ada yang dianggap sakral bagi negara agresor."
Dia menambahkan bahwa sebagian wilayahnya tidak memiliki listrik pada saat merayakan salah satu hari raya agama terbesar, yaitu Natal yang terang.
Ukraina secara resmi merayakan Natal pada 25 Desember untuk tahun kedua.
Pemerintah Ukraina tahun lalu mengubah tanggal perayaan dari 7 Januari, yang biasa dirayakan oleh sebagian besar umat Ortodoks, sebagai bentuk penolakan terhadap Rusia.
Serangan pada Hari Natal ini menargetkan Dnipropetrovsk. Gubernur Dnipropetrovsk Sergiy Lysak, mengatakan Rusia "berusaha menghancurkan sistem tenaga listrik di wilayah ini".Lysak mengatakan operasi penyelamatan telah selesai di lokasi serangan di Kryvyi Rig, yang menewaskan satu orang dan melukai 17 lainnya pada hari sebelumnya.
Tak Hancurkan Semangat Natal
Kota terbesar kedua Ukraina, Kharkiv, pada Rabu juga kembali diserang, yang mengakibatkan enam orang terluka. Hal ini dikonfirmasi Gubernur Oleg Synegubov.
Pasukan Rusia telah membombardir Kharkiv hampir setiap hari selama dua tahun terakhir.
Gubernur Synegubov juga mengatakan pihak berwenang telah mengevakuasi 46 orang dari daerah Borivske dan Kupiansk.
Pasukan Rusia dilaporkan berusaha merebut kembali Kota Kupiansk, yang diduduki pada tahun pertama perang. Ukraina merebut kembali kota itu pada September 2022 sebagai bagian dari serangan kilat yang membuat pasukan Ukraina merebut kembali sebagian besar wilayah Kharkiv.
Pasukan Ukraina yang kekurangan jumlah kini disebut terdesak di sepanjang garis depan di wilayah Kharkiv dan Donetsk di selatan.
"Serangan Rusia menewaskan satu warga di wilayah Donetsk pada hari sebelumnya," ungkap Gubernur Vadym Filashkin.
Baik Rusia maupun Ukraina berlomba-lomba untuk memperoleh keuntungan menjelang pelantikan presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengklaim akan segera mengakhiri perang. Hal itu memicu kekhawatiran bahwa AS mungkin akan memaksa Ukraina menerima kesepakatan dengan syarat-syarat yang menguntungkan Rusia.
Ukraina telah mendesak sekutunya untuk mengirim lebih banyak bantuan guna mengatasi serangan udara dan mendorong mundur pasukan di darat.
"Saya berterima kasih kepada semua yang bekerja untuk negara, yang sedang bertugas, yang melindungi langit kita," tutur Zelenskyy.
"Kejahatan Rusia tidak akan meruntuhkan Ukraina dan tidak akan menghancurkan semangat Natal."
Advertisement