Sukses

Kisah Pilu dari Tanah Gaza, 3 Bayi Palestina Meninggal Kedinginan di Tenda Pengungsian

Sebuah video viral yang dibagikan oleh Muneer Al-Boursh menunjukkan tubuh Sila yang terbungkus selimut bayi dengan wajah pucat membiru dan bibir membeku. “Ketika kami bangun, kami menemukan Sila menggigit lidahnya dan tubuhnya seperti kayu.”

Liputan6.com, Gaza - Ini sebuah kisah pilu dari tanah Gaza yang tengah dilanda musim dingin. Tiga bayi dilaporkan meninggal kedinginan karena tidur di tenda-tenda pengungsian dengan suhu yang mencapai titik terendah 13 Celcius minggu ini.

Kabar pilu tersebut disampaikan Direktur Bangsal Anak-Anak RS Nasser, Ahmed Al-Farra, kepada Associated Press, setelah menerima jasad ketiga bayi dalam waktu 48 jam terakhir. Ketiganya meninggal karena hipotermia, atau kondisi ketika suhu tubuh turun drastis di bawah 35 derajat Celsius.

Ketiga bayi itu adalah Sila Mahmoud Al-Faseeh yang berusia 21 hari, seorang bayi berusia satu bulan, dan seorang bayi lainnya yang baru berusia tiga hari.

Al Farra mengatakan saat dilahirkan ketiganya tidak memiliki masalah kesehatan.

Kisah pilu bayi meninggal kedinginan diceritakan oleh anggota keluarga Al-Faseeh yang tinggal di sebuah tenda pengungsian di daerah pesisir Muwasi, Khan Younis, setelah mengungsi dari Kota Gaza. Dalam laporan yang dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (27/12/2024), ayah Sila, Mahmoud Al Faseeh mengatakan telah membungkus bayi Sila dengan selimut.

Kendati demikian selimut ternyata tak cukup untuk membuatnya hangat di dalam tenda yang tidak tertutup rapat, senantiasa diterpa udara dingin, dengan lantai tanah yang juga dingin.

“Malam itu sangat dingin dan sebagai orang dewasa kami bahkan tidak tahan. Kami tidak bisa menghangatkan diri,” katanya. “Ketika kami bangun, kami menemukan Sila menggigit lidahnya dan tubuhnya seperti kayu.”

Sebuah video viral yang dibagikan oleh Muneer Al-Boursh menunjukkan tubuh Sila yang terbungkus selimut bayi dengan wajah pucat membiru dan bibir membeku.

Sehari-hari bayi itu berjuang hidup dengan susu formula yang hampir tidak mencukupi, karena ibunya mengalami kekurangan gizi dan tidak dapat menyusuinya.

Menurut sang ayah, Sila biasanya menangis dan terbangun tiga kali dalam semalam, tetapi ia tidak lagi menangis pada Rabu dini hari (25/12). Mahmoud segera melarikannya ke rumah sakit lapangan milik Inggris di mana para dokter mencoba menyadarkannya, namun kondisi paru-parunya sudah memburuk.

 

2 dari 2 halaman

Bagaimana Kondisi Warga Gaza di Pengungsian Saat Musim Dingin?

Mahmoud mengatakan mereka sangat kekurangan pakaian, kasur, dan selimut untuk menghangatkan diri di musim dingin ini, dan sebagian besar bergantung pada dapur umum untuk makan sehari-hari.

Kekhawatiran telah meningkat di Jalur Gaza yang kini dilanda musim dingin, di mana sekitar dua juta orang Palestina mengungsi karena berlarut-larutnya perang Israel dengan Hamas selama hampir 15 bulan ini.

Para pekerja bantuan mengatakan telah terjadi kekurangan selimut dan pakaian hangat, sementara hanya ada sedikit kayu untuk api unggun. Tenda-tenda dan terpal yang ditambal-tambal yang menjadi tempat penampungan keluarga-keluarga Palestina yang terpaksa mengungsi, telah menjadi semakin lapuk setelah berbulan-bulan digunakan.