Liputan6.com, Kairo - Pada Kamis (26/12/2024), Liga Arab meminta Iran untuk tidak memperburuk "perpecahan" di Suriah. Permintaan ini muncul setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad, sekutu utama Iran, yang berkuasa selama puluhan tahun.
Pemerintahan Assad runtuh pada 8 Desember dan dia melarikan diri ke Rusia, yang juga merupakan pendukung utama pemerintahannya, setelah koalisi pemberontak merebut kota demi kota hingga mencapai Damaskus.
Liga Arab, yang tahun lalu menyambut kembali Assad setelah 10 tahun diisolasi, menekankan pentingnya "menghormati kedaulatan, integritas teritorial, dan stabilitas Suriah, membatasi senjata hanya di tangan negara, membubarkan semua formasi bersenjata, dan menolak segala bentuk intervensi asing yang dapat merusak stabilitas."
Advertisement
Pemerintah baru Suriah pada Kamis melancarkan operasi di sebuah benteng kuat pendukung Assad, setelah bentrokan mematikan antara pasukan mereka dan para penembak yang berafiliasi dengan pemerintahan sebelumnya.
Liga Arab menyatakan mereka mengikuti dengan perhatian peristiwa-peristiwa yang terjadi di beberapa kota dan wilayah Suriah. Mereka khawatir peristiwa tersebut bertujuan memicu konflik.
Tidak Berdasar
Liga Arab juga menolak pernyataan Iran yang dianggap memperburuk perpecahan di kalangan rakyat Suriah, meskipun mereka tidak merinci pernyataan mana yang dimaksud.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baqaei pada Kamis mengecam laporan media yang tidak disebutkan sumbernya tentang dugaan "campur tangan Iran dalam urusan dalam negeri Suriah". Dia menyebut laporan tersebut "tidak berdasar".
"Iran menegaskan komitmennya untuk mendukung integritas teritorial dan persatuan nasional Suriah serta pembentukan sistem politik yang inklusif," tutur Baqaei.
Pemerintah baru Suriah mengkritik peran Iran di negara mereka selama bertahun-tahun terakhir.
"Iran harus menghormati kehendak rakyat Suriah serta kedaulatan dan keamanan negara ini," tulis menteri luar negeri Suriah yang baru di media sosial X pada Selasa.
"Kami memperingatkan mereka untuk tidak menyebarkan kekacauan di Suriah dan akan meminta mereka bertanggung jawab atas pernyataan-pernyataan mereka yang terbaru."
Advertisement