Sukses

Mengenal Fenomena Black Moon di Penghujung Tahun 2024

Fenomena astronomi Black Moon terjadi saat bulan melewati posisi konjungsi dengan matahari, yakni ketika bulan berada di garis lurus antara bumi dan matahari

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena langka Black Moon akan menghiasi langit bumi di penghujung tahun 2024 ini. Black Moon atau bulan hitam akan terlihat pada 30 hingga 31 Desember 2024.

Kabar baiknya, fenomena astronomi ini bisa disaksikan dari wilayah Indonesia pada 31 Desember 2024 pada pukul 05.27 WIB. Fenomena ini dapat diamati di langit timur ketika kondisi cuaca cerah dan tidak ada gangguan cahaya lain.

Ini adalah bulan baru, sehingga tidak ada cahaya bulan yang terlihat. Kendati demikian, momen ini bisa menjadi peluang bagi pengamat untuk menikmati langit malam yang lebih gelap dan memotret objek-objek langit lainnya seperti bintang, planet, dan galaksi.

Dikutip dari IFL Science pada Senin (30/12/2024), Black Moon merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan fenomena astronomi tertentu yang berkaitan dengan fase bulan baru.

Pada dasarnya, Black Moon terjadi ketika bulan baru muncul untuk kedua kalinya dalam satu bulan kalender. Fenomena ini sangat jarang terjadi karena bulan baru biasanya hanya muncul sekali dalam setiap bulan kalender.

Namun, dalam situasi tertentu, seperti bulan Desember 2024, Black Moon dapat terjadi karena perbedaan durasi siklus bulan (sekitar 29,5 hari) dengan kalender Gregorian. Black Moon juga bisa merujuk pada bulan baru yang terjadi saat bulan berada pada jarak terdekat dengan matahari di langit bumi, sehingga sisi gelap bulan menghadap ke bumi dan bulan tidak terlihat dari permukaan bumi.

Fenomena astronomi Black Moon terjadi saat bulan melewati posisi konjungsi dengan matahari, yakni ketika bulan berada di garis lurus antara bumi dan matahari. Dalam posisi ini, sisi bulan yang gelap atau tidak bercahaya menghadap ke bumi, sementara sisi terang bulan menghadap ke arah matahari.

 

2 dari 2 halaman

Asal Nama

Akibatnya, bulan tidak dapat memantulkan cahaya matahari ke bumi dan tampak "menghilang" dari langit malam. Penamaan Black Moon berasal dari Barat, sama seperti Blue Moon atau Bulan Biru.

Blue Moon dinamai berdasarkan Maine Farmer's Almanac (Almanak Petani Maine) edisi 1937, dapat terjadi dalam dua situasi. Fenomena ini bisa berupa Bulan purnama ketiga dalam satu musim dengan empat Bulan purnama (musim biasanya hanya memiliki tiga Bulan purnama), atau Bulan purnama kedua dalam satu bulan.

Menariknya, definisi kedua ini adalah yang paling populer, namun sebenarnya dibangun di atas kesalahpahaman. Dalam artikel tahun 1946 yang ditulis untuk majalah Sky and Telescope, James Hugh Pruett salah menyebut Blue Moon sebagai bulan kedua di bulan yang sama. Meskipun dia salah paham, idenya tetap ada sejak saat itu.

Penjelasan ini membingungkan, tetapi penting karena Black Moon juga memiliki dua definisi yang serupa. Jika Blue Moon didasarkan pada jumlah purnama dalam suatu periode tertentu, Black Moon didasarkan pada jumlah bulan baru.

Black Moon jarang terjadi, namun didefinisikan sebagai bulan kedua dari dua bulan dalam satu bulan lebih sering terjadi (terjadi setiap 29 bulan sekali) dibandingkan definisi musiman (terjadi setiap 33 bulan). Fenomena ini terakhir terjadi pada 19 Mei 2023.

Blue Moon berikutnya akan muncul pada 31 Mei 2026 dan 20 Mei 2027.

(Tifani)

Video Terkini