Liputan6.com, Damaskus - Setelah hampir 14 tahun perang saudara yang menghancurkan, situasi anak-anak Suriah semakin memprihatinkan.
Save the Children melaporkan bahwa sekitar separuh anak usia sekolah telah kehilangan pendidikan mereka, menciptakan kebutuhan mendesak untuk tindakan global demi masa depan anak-anak Suriah.
Baca Juga
"Sekitar 3,7 juta anak putus sekolah dan membutuhkan tindakan segera untuk kembali bersekolah,” ujar Direktur Save the Children untuk Suriah Rasha Muhrez.
Advertisement
Dilansir laman VOA Indonesia, Kamis (2/1/2025), jumlah ini mencakup lebih dari separuh anak-anak usia sekolah di Suriah, yang kini kehilangan hak dasar mereka terhadap pendidikan.
Konflik yang dimulai pada 2011 akibat tindakan keras terhadap pengunjuk rasa antipemerintah telah menghancurkan ekonomi dan infrastruktur publik Suriah. Situasi ini semakin diperburuk dengan serangan pemberontak baru pada Desember 2024 yang menyebabkan gelombang pengungsian lebih lanjut.
Mayoritas anak-anak Suriah kini membutuhkan bantuan kemanusiaan segera, termasuk makanan dan layanan kesehatan.
Menurut Save the Children, sekitar 7,5 juta anak memerlukan bantuan darurat. Lebih dari itu, setidaknya 6,4 juta anak membutuhkan dukungan psikologis untuk mengatasi trauma perang.
"Anak-anak kehilangan hak dasar mereka, termasuk akses ke pendidikan, kesehatan, perlindungan, dan tempat tinggal," tambah Muhrez.
Trauma mendalam akibat kehilangan orang tua, saudara, teman, hingga rumah menjadi pengalaman yang membayangi kehidupan mereka.
Dampak Berkepanjangan Konflik
Perang saudara di Suriah telah menewaskan lebih dari 500 ribu orang dan membuat jutaan lainnya mengungsi. Bencana tambahan, seperti gempa bumi pada Februari 2023, memperparah kesengsaraan rakyat Suriah.
Sanksi internasional yang diberlakukan terhadap pemerintah Bashar al-Assad oleh negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa, telah menambah beban rakyat Suriah. Muhrez menyoroti bahwa tindakan koersif ini lebih banyak berdampak pada masyarakat dibandingkan pada pemerintah.
"Kami menghadapi tantangan besar untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dan menjangkau mereka yang membutuhkan dengan sumber daya yang sangat terbatas akibat sanksi ini," katanya.
Muhrez mendesak komunitas internasional untuk memastikan anak-anak Suriah dapat kembali bersekolah dan mendapatkan akses ke layanan kesehatan, makanan, dan perlindungan.
Advertisement