Sukses

Xi Jinping: China Siapkan Kebijakan Makroekonomi Lebih Proaktif di Tahun 2025

Presiden Xi Jinping menyatakan bahwa China akan menerapkan kebijakan makroekonomi yang lebih proaktif dan efektif pada tahun 2025.

Liputan6.com, Beijing - Presiden Xi Jinping mengumumkan bahwa China akan menerapkan kebijakan makroekonomi yang lebih proaktif pada tahun 2025 guna menghadapi tantangan ekonomi yang terus berkembang.

CCTV pada Selasa (31/12/2024) melaporkan bahwa pernyataan tersebut disampaikan Xi dalam pidatonya di hadapan Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China (CPPCC) pada acara pesta teh menyambut Tahun Baru.

Xi menegaskan pentingnya memperdalam reformasi secara menyeluruh, memperluas keterbukaan di tingkat tinggi, serta mengoordinasikan pembangunan dan keamanan untuk menghadapi tantangan ekonomi.

"Kita harus menerapkan kebijakan makroekonomi yang lebih proaktif dan efektif," ujar Xi, seperti dikutip dari laman CNA, Kamis (2/1/2025). 

China saat ini menghadapi berbagai tekanan ekonomi, termasuk krisis sektor properti, konsumsi domestik yang lemah, dan meningkatnya utang pemerintah. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah telah meluncurkan berbagai langkah agresif, seperti memangkas suku bunga, mencabut pembatasan pembelian properti, dan mengurangi beban utang pemerintah daerah.

Namun, para ekonom memperingatkan bahwa langkah-langkah ini masih belum cukup. Stimulus fiskal yang lebih langsung untuk mendorong konsumsi domestik dinilai sangat penting untuk mengembalikan kesehatan ekonomi secara penuh.

2 dari 2 halaman

Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

Dalam pidato lainnya yang disiarkan secara nasional, Xi mengakui masih adanya tantangan besar yang harus dihadapi.

"Operasi ekonomi saat ini menghadapi situasi baru, tantangan dari ketidakpastian lingkungan eksternal, serta tekanan transformasi dari pendorong pertumbuhan lama ke yang baru. Namun, ini semua dapat diatasi melalui kerja keras," ujarnya.

Xi menyatakan keyakinannya bahwa China akan mencapai target pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen pada tahun ini.

Meski demikian, sejumlah ekonom dan lembaga seperti Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi China akan sedikit di bawah target, yakni 4,8 persen pada 2024 dan 4,5 persen pada 2025.

Optimisme juga terlihat dalam data terbaru aktivitas industri China. Indeks Manajer Pembelian (PMI) – indikator utama output industri – tercatat sebesar 50,1 pada Desember, menandakan ekspansi untuk bulan ketiga berturut-turut.

Meskipun angka tersebut sedikit di bawah prediksi analis Bloomberg (50,2), hasil ini menunjukkan adanya momentum pemulihan yang didorong oleh sektor jasa dan konstruksi. PMI sektor non-manufaktur naik ke 52,2 pada Desember, meningkat dari 50,0 pada November.

Video Terkini