Liputan6.com, Riyadh - Arab Saudi pada Rabu (1/1/2025) mengumumkan bahwa mereka telah mengeksekusi mati enam pria Iran karena menyelundupkan narkoba. Tindakan ini memicu protes keras dari Iran, yang sedang berusaha memperbaiki hubungan dengan Arab Saudi.
Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi menyatakan bahwa keenam pria Iran tertangkap saat menyelundupkan hashish dan dieksekusi mati setelah banding mereka ditolak oleh Mahkamah Agung.
Baca Juga
Hashish adalah resin atau getah yang diperoleh dari tanaman ganja (cannabis sativa).
Advertisement
Tidak disebutkan kapan eksekusi mati berlangsung.
"Hukuman ini sesuai dengan hukum Islam dan bertujuan untuk melindungi warga negara dan penduduk dari bahaya narkoba," kata Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi seperti dikutip dari AP, Jumat (3/1).
Â
Respons Iran
Merespons eksekusi mati, Kementerian Luar Negeri Iran memanggil Duta Besar Arab Saudi di Teheran Abdullah bin Saud Al-Anzi pada Rabu untuk menyuarakan protes.
Nota protes Iran seperti dikutip dari kantor berita Anadolu menyoroti "ketidaksesuaian tindakan tersebut (eksekusi mati) dengan kerja sama peradilan yang telah terjalin antara kedua negara". Iran juga meminta penjelasan dari Arab Saudi.
Menurut Direktur Jenderal Urusan Konsuler di Kementerian Luar Negeri Iran Karimi Shasti, keenam warga negara Iran itu dijatuhi hukuman mati oleh otoritas peradilan Arab Saudi beberapa tahun lalu karena perdagangan narkoba.
Selama periode tersebut, kata Shasti, pihaknya memberikan layanan konsuler kepada mereka dan berupaya mendapatkan pengurangan hukuman.
Shasti mengkritik pihak berwenang Arab Saudi karena melaksanakan eksekusi mati tanpa memberi pemberitahuan terlebih dahulu kepada Kedutaan Besar Iran di Riyadh. Dia menggarisbawahi tindakan ini "sangat tidak dapat diterima" serta melanggar hukum internasional, termasuk Konvensi Wina tentang Hubungan Konsuler.
Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan bahwa delegasi hukum-konsuler dari Iran akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang untuk membahas masalah ini langsung dengan pejabat Arab Saudi.
Hubungan antara Iran dan Arab Saudi telah lama tegang terkait isu eksekusi mati.
Pada tahun 2016, hubungan diplomatik terputus setelah Arab Saudi mengeksekusi mati ulama syiah terkemuka, Nimr al-Nimr, yang memicu protes besar di Iran dan menyebabkan kerusakan pada Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran.
Hubungan antara kedua negara tetangga di Teluk Persia ini dipulihkan pada Maret 2023 setelah ketegangan selama tujuh tahun, berkat perjanjian bersejarah yang dimediasi oleh China.
Advertisement