Ketegangan antara masyarakat Muslim dengan Kristen di Tanzania kian meruncing. Hal itu ditandai dengan peristiwa pemboman Gereja Khatolik yang menewaskan 3 warga dan melukai sedikitnya 60 orang.
Pihak berwenang Tanzania pun menangkap 5 orang, satu di antaranya telah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka. Sementara 4 lainnya sudah dibebaskan.
"Victor Ambrose adalah seorang lelaki yang telah didakwa terkait pemboman sebuah Gereja Khatolik di Arusha pada 5 Mei silam," ujar Kepala kepolisian kota Arusha, Liberatus Sabas, seperti dikutip dari Voice of America (VoA), Rabu (15/5/2013).
Untuk 4 warga yang telah dibebaskan itu kini sudah meninggalkan Kota Tanzania. Mereka semua berasal dari Timur Tengah. Tiga di antaranya asal Uni Emirat Arab dan satu lainnya dari Arab Saudi.
Pascaperistiwa pemboman tersebut, pihak berwenang belum mengidentifikasi motif serangan, dan belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab. (Dji/Mut)
Pihak berwenang Tanzania pun menangkap 5 orang, satu di antaranya telah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka. Sementara 4 lainnya sudah dibebaskan.
"Victor Ambrose adalah seorang lelaki yang telah didakwa terkait pemboman sebuah Gereja Khatolik di Arusha pada 5 Mei silam," ujar Kepala kepolisian kota Arusha, Liberatus Sabas, seperti dikutip dari Voice of America (VoA), Rabu (15/5/2013).
Untuk 4 warga yang telah dibebaskan itu kini sudah meninggalkan Kota Tanzania. Mereka semua berasal dari Timur Tengah. Tiga di antaranya asal Uni Emirat Arab dan satu lainnya dari Arab Saudi.
Pascaperistiwa pemboman tersebut, pihak berwenang belum mengidentifikasi motif serangan, dan belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab. (Dji/Mut)