Liputan6.com, Kopenhagen - Raja Denmark mengejutkan para sejarawan dengan mengubah lambang kerajaan, yang kini lebih menonjolkan Greenland dan Kepulauan Faroe. Perubahan disahkan melalui resolusi kerajaan pada 20 Desember 2024.
Kurang dari setahun setelah menggantikan ibunya, Ratu Margrethe, yang turun takhta pada Malam Tahun Baru 2023, Raja Frederik X dengan tegas menyatakan ingin mempertahankan Greenland dan Kepulauan Faroe sebagai bagian dari Kerajaan Denmark.
Baca Juga
Selama 500 tahun, lambang Kerajaan Denmark sebelumnya menampilkan tiga mahkota, yang merupakan simbol Uni Kalmar (kesatuan politik) Denmark, Norwegia, dan Swedia yang dipimpin dari Denmark antara tahun 1397 dan 1523.Â
Advertisement
Dalam versi terbaru, mahkota-mahkota tersebut dihilangkan, sementara gambar beruang kutub dan domba sebagai simbol untuk Greenland dan Kepulauan Faroe tampak sangat menonjol.
Perubahan ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat terkait Greenland dan hubungannya dengan Denmark, yang masih mengendalikan kebijakan luar negeri serta keamanannya.
Rumah tangga kerajaan menyatakan bahwa lambang tersebut, yang digunakan dalam dokumen dan segel resmi serta elemen-elemen yang sudah ada sejak Abad ke-12, memperkuat keberadaan persekutuan antara Denmark, Greenland, dan Kepulauan Faroe. Tiga mahkota, yang sebelumnya menjadi simbol utama, dihapus karena dianggap "tidak lagi relevan".
Perubahan ini, menurut pihak kerajaan, dilakukan berdasarkan rekomendasi dari komite yang dibentuk segera setelah Raja Frederik X naik takhta pada 14 Januari 2024.
Minggu lalu, dalam pidato tahun barunya yang pertama, Raja Frederik X seperti dikutip The Guardian mengatakan, "Kita semua bersatu dan masing-masing berkomitmen untuk Kerajaan Denmark. Dari minoritas Denmark di Schleswig Selatan – yang bahkan berada di luar kerajaan – hingga Greenland. Kita semua saling terhubung."
Perubahan lambang kerajaan ini bagaimanapun dikaitkan dengan pernyataan Donald Trump. Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), yang akan kembali ke Gedung Putih per 20 Januari pada Desember 2024 mengatakan, "Demi Keamanan Nasional dan Kebebasan di seluruh dunia, Amerika Serikat merasa bahwa kepemilikan dan penguasaan atas Greenland adalah suatu keharusan."
Pernyataan untuk membeli Greenland sebelumnya pernah dilontarkan Trump pada 2019, mengundang kecaman dari para pemimpin wilayah itu.
Teranyar, anak sulung Trump, Donald Trump Jr dilaporkan tiba di Nuuk, Greenland, pada Selasa (7/1/2025). Mengutip Forbes, Trump mengonfirmasi bahwa putranya tiba di Greenland bersama dengan "perwakilannya".
Trump mengatakan pada Senin, "Mereka akan bepergian ke sana untuk mengunjungi beberapa tempat dan pemandangan yang paling menakjubkan.
"Trump Jr. mengunjungi Greenland sebagai individu pribadi dan tidak akan bertemu dengan pejabat pemerintah," sebut pemerintah Greenland.
Â
Bukan Perubahan Pertama
Sejak tahun 1819, lambang Kerajaan Denmark telah diubah tiga kali, yaitu pada tahun 1903, 1948, dan 1972. Namun, perubahan terbaru ini mengejutkan banyak pihak.
"Sejak perjanjian damai Knared pada 1613, yang mengakhiri Perang Kalmar, Swedia terpaksa menerima hak raja Denmark untuk menggunakan simbol mahkota tiga Swedia," kata profesor sejarah di Universitas Lund, Swedia, Dick Harrison. "Oleh karena itu, penghapusan simbol tersebut dari lambang Kerajaan Denmark sekarang menjadi sebuah kejutan."
"Simbol ini bertahan meskipun Denmark mengalami kekalahan besar dalam perang melawan Swedia pada 1640-an dan 1650-an, kehilangan Norwegia pada 1814, kehilangan Schleswig ke Jerman pada 1864, perubahan menuju era modern, kehilangan Islandia, dan pendudukan Jerman selama Perang Dunia II," katanya. "Jadi, dari sudut pandang sejarah, keputusan Raja Frederik X untuk menghapus simbol ini adalah sebuah kejutan."
Namun, Sebastian Olden-Jorgensen, sejarawan di Institut Saxo, Universitas Copenhagen, menilai bahwa perubahan ini mengirimkan pesan yang jelas tentang geopolitik saat ini, terutama di tengah seruan kemerdekaan Greenland.
"Ketika orang Greenland ... mempertimbangkan untuk mencapai kemerdekaan penuh, rumah tangga kerajaan menunjukkan dukungannya terhadap kebijakan negara yang bertujuan untuk mempertahankan persatuan dalam kerajaan," ujar Olden-Jorgensen kepada Berlingske.
Ahli kerajaan, Lars Hovbakke Sorensen, percaya bahwa perubahan ini tidak hanya mencerminkan minat pribadi Raja Frederik X terhadap kawasan Arktik, namun juga mengirimkan pesan yang kuat ke dunia luar.
"Penting untuk menegaskan dari pihak Denmark bahwa Greenland dan Kepulauan Faroe adalah bagian yang tak terpisahkan dari kerajaan Denmark dan ini bukanlah sesuatu yang bisa diperdebatkan," ujarnya kepada TV2.
Advertisement