Liputan6.com, Paris - Emmanuel Macron bergabung dengan kritik yang berkembang di Eropa terhadap Elon Musk. Dia menuduh Musk campur tangan dalam proses demokrasi, termasuk pemilihan federal Jerman bulan depan.
Presiden Prancis itu bergabung dengan perdana menteri Norwegia dan Inggris serta juru bicara pemerintah Jerman pada Senin (6/1/2025) untuk menanggapi serangkaian unggahan penuh kecaman dari Musk yang mendukung partai-partai sayap kanan dan menyerang politikus kiri di Eropa.
Baca Juga
Musk, pemilik platform media sosial X, adalah sekutu dekat Donald Trump. Setelah menghabiskan lebih dari USD 250 juta untuk memenangkan Trump dalam Pilpres 2024, Musk pun diminta Trump untuk menjadi penasihat khususnya dengan fokus membantu memangkas anggaran federal.
Advertisement
"Sepuluh tahun lalu, siapa yang bisa membayangkan bahwa pemilik salah satu jejaring sosial terbesar di dunia akan mendukung gerakan reaksi internasional baru dan campur tangan langsung dalam pemilu, termasuk di Jerman," kata Macron seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (8/1).
Dalam pidatonya di hadapan para duta besar Prancis, Macron yang sebelumnya memiliki hubungan baik dengan Musk dan terakhir kali mengundangnya untuk hadir dalam pembukaan kembali Katedral Notre Dame, tidak menyebutkan nama Musk. Hal yang sama juga dilakukan oleh Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store.
Namun, tidak ada keraguan tentang siapa yang mereka maksud.
"Saya merasa khawatir bahwa seorang pria dengan akses yang luar biasa ke media sosial dan sumber daya ekonomi yang besar terlibat langsung dalam urusan dalam negeri negara lain," ujar Store kepada lembaga penyiaran publik nasional Norwegia, NRK. "Ini bukanlah cara yang seharusnya dilakukan antara negara demokrasi dan sekutu."
Menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan Musk terlibat langsung dalam politik Norwegia, Store berharap para politikus negara tersebut, yang akan menghadapi pemilu pada September, dapat memberikan peringatan dan menjauhkan diri dari upaya semacam itu.
Kegeraman Jerman
Minggu lalu, Jerman menuduh Musk, yang juga menjabat sebagai CEO Tesla dan SpaceX, berusaha memengaruhi pemilu pada 23 Februari melalui artikel opini kontroversial di surat kabar Welt am Sonntag.
Miliarder itu juga dijadwalkan mengikuti obrolan langsung selama satu jam dengan pemimpin partai sayap kanan anti-imigrasi Alternative fur Deutschland (AfD), Alice Weidel, via X pada akhir pekan ini. Dalam unggahan bulan lalu, dia mengatakan, "Hanya AfD yang bisa menyelamatkan Jerman."
Musk mengklaim bahwa partai tersebut, yang berada di urutan kedua dalam jajak pendapat, adalah "percikan terakhir harapan" bagi Jerman. Dia juga menyebut Kanselir Jerman Olaf Scholz sebagai "orang bodoh" dan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier sebagai "tirani anti-demokrasi".
Wakil Kanselir Jerman Robert Habeck mengungkapkan pada Senin bahwa dukungan Musk terhadap AfD adalah "langkah yang logis dan sistematis" bagi miliarder tersebut untuk menciptakan Eropa yang lebih lemah dan tidak mampu mengatur media sosial serta perusahaan teknologi lainnya dengan ketat.
Scholz sendiri dalam wawancara dengan majalah Stern pada akhir pekan mengatakan dia tidak akan berusaha untuk berhubungan dengan Musk.
"Saya tidak percaya pada upaya meraih dukungan dari Mr. Musk. Saya biarkan itu dilakukan oleh orang lain," sebut Scholz. "Aturannya: jangan memberi perhatian pada troll."
Advertisement
Jawaban PM Inggris atas Kritikan Musk
Pada Senin, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer membela pemerintahannya setelah serangkaian serangan Musk. Dia mengatakan orang-orang yang menyebarkan kebohongan dan informasi palsu secara online hanya peduli pada kepentingan pribadi mereka, bukan untuk mendukung korban.
Serangan Musk berfokus pada skandal pelecehan seksual anak yang terjadi saat Starmer menjabat sebagai direktur penuntutan publik. Musk mendesak penyelidikan baru dan meminta Starmer mengundurkan diri.
Menanggapi pertanyaan tentang Musk, Starmer mengatakan dia "tidak akan mempersonalisasi masalah ini kepada Elon Musk", namun dia menambahkan bahwa beberapa kritik telah melewati batas. Musk kemudian dalam unggahan terbaru di X menyebut Starmer "sangat menjijikkan".