Liputan6.com, Beijing - Sebuah perusahaan di China menghadapi kritik secara dari lantaran mengharuskan karyawannya memakan api dengan alasan hal itu akan membantu mereka mengatasi rasa takut dan membangun rasa percaya diri.
Seorang pengguna media sosial China bernama Rongrong baru-baru ini mengungkap "aktivitas membangun tim yang tidak masuk akal" di platform media sosial utama.
Praktik tersebut mengharuskan karyawan memasukkan sebuah stik yang terbakar api ke dalam mulut mereka, dikutip dari laman SCMP, Rabu (9/1/2024).
Advertisement
Seorang netizen mengatakan bahwa aksi tersebut, yang biasa terlihat dalam akrobat, bekerja dengan memadamkan api saat mulut menutup dengan cepat, sehingga memutus pasokan oksigen.
"Karyawan harus mengendalikan pernapasan, menjaga mulut tetap lembap, dan mengatur waktu penutupan dengan tepat. Hanya profesional terlatih yang dapat melakukan ini dengan aman," tulis orang tersebut.
Rongrong mengungkapkan bahwa ia enggan bergabung dengan aktivitas memakan api tersebut tetapi merasa tertekan untuk mematuhinya, karena takut akan kehilangan pekerjaannya.
Perusahaan yang berkantor pusat di provinsi Liaoning di Tiongkok timur laut tersebut adalah organisasi pendidikan tempat Rongrong bekerja kurang dari setahun, menurut outlet media Tiongkok Xiaoxiang Morning News.
Rongrong mengatakan bahwa acara membangun tim selama dua hari tersebut melibatkan 60 orang yang dibagi menjadi enam kelompok.
"Tujuannya adalah untuk menunjukkan tekad kami kepada pimpinan perusahaan. Untuk menunjukkan bahwa kami ingin menang, dan kami ingin menghasilkan uang," katanya.
Banyak perusahaan Tiongkok dilaporkan menggunakan teknik makan api dalam membangun tim, dengan klaim bahwa teknik ini meningkatkan rasa percaya diri, membantu mengatasi rasa takut, dan membuka potensi.
Renzhong, sebuah perusahaan pembangunan tim di Tiongkok timur, mengklaim di situs webnya bahwa instruktur akan melatih karyawan dalam teknik makan api dan menyediakan peralatan keselamatan kebakaran di tempat.
Namun, Rongrong merasa takut: "Saya merasa itu merendahkan," tulisnya.
Dia mengatakan bahwa acara tersebut melanggar undang-undang ketenagakerjaan, dan berencana untuk mengajukan pengaduan terhadap perusahaan kepada pihak berwenang.
Perusahaan tersebut belum menanggapi tuduhan tersebut.
Â
Â
Dugaan Pelanggaran Hak Karyawan
Berdasarkan hukum Tiongkok, perusahaan yang menerapkan praktik tidak masuk akal yang melanggar hak karyawan dapat menghadapi peringatan dan diperintahkan untuk membayar ganti rugi.
Chen Pingfan, seorang pengacara dari Firma Hukum Hunan Furong, mendesak karyawan untuk menggunakan tindakan hukum dan liputan media untuk mengecam praktik tempat kerja yang tidak sopan.
Insiden itu dengan cepat menjadi berita utama di media sosial daratan, dengan topik terkait yang ditonton sebanyak 7,2 juta kali.
Seorang pengamat daring menyebut kegiatan itu sebagai "ujian kepatuhan terselubung" dan mendesak Rongrong untuk berhenti.
Yang lain mengkritiknya sebagai penyalahgunaan wewenang.
"Melindungi pekerja berdasarkan undang-undang ketenagakerjaan masih jauh dari harapan."
Laporan tentang karyawan yang mengalami perlakuan kasar selama kegiatan membangun tim telah muncul di seluruh Tiongkok.
Pada Januari 2025, sebuah perusahaan di provinsi Guizhou, Tiongkok barat daya memaksa pekerja yang kalah dalam permainan untuk merangkak di sepanjang jalan pada larut malam.
Pada tahun 2016, sebuah perusahaan yang berbasis di Nanjing di Tiongkok timur membuat karyawan mereka mencium tong sampah dan memeluk orang asing di depan umum sebagai cara untuk meningkatkan keberanian mereka.
Advertisement