Sukses

Prancis dan Jerman Peringatkan Trump soal Greenland, Apa Kata Mereka?

Greenland merupakan rumah bagi fasilitas luar angkasa AS yang besar dan terletak pada rute terpendek dari Amerika Utara ke Eropa, yang berarti wilayah ini penting secara strategis bagi AS.

Liputan6.com, Paris - Prancis dan Jerman pada Rabu (8/1/2025) memperingatkan Donald Trump agar tidak mengancam "perbatasan berdaulat" setelah presiden terpilih Amerika Serikat (AS) tersebut menolak mengesampingkan kemungkinan tindakan militer untuk mengambil alih Greenland, wilayah otonom Denmark yang merupakan anggota Uni Eropa.

"Tidak ada keraguan bahwa Uni Eropa tidak akan membiarkan negara manapun di dunia, apapun latar belakangnya, menyerang perbatasan berdaulatnya," kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot dalam wawancara dengan radio France Inter seperti dikutip dari CNA, Kamis (9/1).

"Kami adalah benua yang kuat dan kami perlu semakin memperkuat diri kami."

Di Berlin, juru bicara pemerintah Jerman Steffen Hebestreit menanggapi pernyataan Trump dengan menyatakan, "Seperti yang selalu ditegaskan, prinsip yang berlaku adalah bahwa perbatasan tidak boleh dipindahkan dengan kekerasan."

Barrot menyebut Greenland sebagai "wilayah Eropa" karena memiliki hubungan dengan Uni Eropa melalui Denmark, negara induknya. Meskipun Greenland masih bagian dari Kerajaan Denmark, mereka memiliki status otonomi. Setelah memperoleh otonomi penuh pada tahun 1985, Greenland memutuskan menarik diri dari Uni Eropa.

Trump menimbulkan kekhawatiran baru pada Selasa (7/1) ketika dia menolak mengesampingkan kemungkinan intervensi militer, tidak hanya di Greenland, namun juga Terusan Panama—dua wilayah yang dia klaim harus berada di bawah kendali AS.

"Kami membutuhkan Greenland untuk tujuan keamanan nasional," ujar Trump.

2 dari 2 halaman

Pernyataan Kontroversial Trump Lainnya

Pernyataan Trump dilaporkan bertepatan dengan kunjungan pribadi putranya, Donald Trump Jr., ke Greenland, wilayah kaya mineral dan minyak, pada hari Selasa.

"Jika Anda bertanya kepada saya, 'Apakah Amerika Serikat akan menginvasi Greenland?' jawabannya adalah tidak," ungkap Barrot.

Namun, dia menambahkan, "Kita telah memasuki era yang melihat kembalinya hukum yang dikuasai oleh yang terkuat."

"Haruskah kita takut? Haruskah kita khawatir? Jelas tidak. Kita perlu bangkit dan memperkuat diri, terutama secara militer, di dunia yang dikuasai oleh yang terkuat."

Barrot meyakini bahwa AS "secara alami tidak bersifat imperialistik" dan dia "tidak percaya" negara itu sedang mengalami perubahan tersebut.

Namun, juru bicara pemerintah Prancis Sophie Primas mengatakan setelah rapat kabinet bahwa pernyataan Trump mengandung "sebuah bentuk imperialisme".

"Hari ini kita menyaksikan kebangkitan blok-blok dan kita bisa melihat ini sebagai bentuk imperialisme, yang terwujud dalam pernyataan Bapak Trump mengenai aneksasi seluruh wilayah," sebut Primas.

"Lebih dari sebelumnya, kita dan mitra Eropa kita harus lebih waspada, menghindari sikap naif, melindungi diri, dan memperkuat kekuatan kita."

 

Dalam konferensi pers yang sama pada Selasa, Trump menyebut perbatasan dengan Kanada sebagai "garis yang dibuat secara artifisial" dan berjanji akan mengganti nama Teluk Meksiko menjadi "Teluk Amerika".

 

Video Terkini