Ledakan bom menghantam Kabul, Afghanistan Kamis 16 Mei waktu setempat. Ledakan dari bom yang dimuat di mobil jenis Toyota Corolla itu disebut-sebut paling dahsyat, dari ledakan bom sebelumnya. Bahkan turut berdampak pada lalu lintas pagi di sisi barat ibukota Afghanistan, sebab ledakan terjadi pada jam sibuk di pagi hari.
"Sekitar pukul 8.00 waktu setempat (Kamis 16 Mei), 2 kendaraan milik penasihat asing terkena bom dari mobil jenis Corolla. Mobilnya rusak parah, 10 mobil warga sipil dan 20 kendaraan di sekitar lokasi ledakan mengalami kerusakan ringan," kata kepala polisi Kabul, Ayoub Salangi seperti dikutip dari Irish Times, Jumat (17/5/2013).
Ledakan itu menewaskan 2 tentara NATO selaku penumpang mobil SUV yang ditabrak oleh mobil beramunisi bom itu. Sebanyak 9 pejalan kaki dari warga Afghanistan, yang 2 di antaranya anak-anak juga tewas. Sementara 4 korban tewas lainnya adalah kontraktor, yang juga menumpang mobil SUV bersama tentara NATO.
"39 Warga sipil lainnya terluka," ujar juru bicara kementerian kesehatan, Dr Kanishka Turistani.
Ledakan itu begitu keras bergema di seluruh kota, dan gumpalan asap hitam pun membumbung di langit Afghanistan. Kendaraan militer AS dan layanan keamanan Afghanistan pun bergegas menuju lokasi ledakan setelah terjadi ledakan.
Puing-puing sisa kendaraan yang ditumpangi tentara NATO itu sangat hancur, sehingga mustahil bagi siapa pun yang berada di dalamnya untuk bertahan hidup.
"Mayat korban ledakan di Afghanistan itu mengalami luka bakar parah, sehingga mereka sulit diidentifikasi," kata Qabir Amiri, juru bicara rumah sakit kota setempat.
Sekelompok Taliban, yang dipimpin oleh mantan panglima perang Gulbuddin Hekmatyar Mujahidin, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Seorang juru bicara Hizbut-e-Islami, Haroon Zarghoon, mengatakan kelompok itu menyerang 'penasihat Amerika' yang bekerja di Afghanistan. (Tnt/*)
"Sekitar pukul 8.00 waktu setempat (Kamis 16 Mei), 2 kendaraan milik penasihat asing terkena bom dari mobil jenis Corolla. Mobilnya rusak parah, 10 mobil warga sipil dan 20 kendaraan di sekitar lokasi ledakan mengalami kerusakan ringan," kata kepala polisi Kabul, Ayoub Salangi seperti dikutip dari Irish Times, Jumat (17/5/2013).
Ledakan itu menewaskan 2 tentara NATO selaku penumpang mobil SUV yang ditabrak oleh mobil beramunisi bom itu. Sebanyak 9 pejalan kaki dari warga Afghanistan, yang 2 di antaranya anak-anak juga tewas. Sementara 4 korban tewas lainnya adalah kontraktor, yang juga menumpang mobil SUV bersama tentara NATO.
"39 Warga sipil lainnya terluka," ujar juru bicara kementerian kesehatan, Dr Kanishka Turistani.
Ledakan itu begitu keras bergema di seluruh kota, dan gumpalan asap hitam pun membumbung di langit Afghanistan. Kendaraan militer AS dan layanan keamanan Afghanistan pun bergegas menuju lokasi ledakan setelah terjadi ledakan.
Puing-puing sisa kendaraan yang ditumpangi tentara NATO itu sangat hancur, sehingga mustahil bagi siapa pun yang berada di dalamnya untuk bertahan hidup.
"Mayat korban ledakan di Afghanistan itu mengalami luka bakar parah, sehingga mereka sulit diidentifikasi," kata Qabir Amiri, juru bicara rumah sakit kota setempat.
Sekelompok Taliban, yang dipimpin oleh mantan panglima perang Gulbuddin Hekmatyar Mujahidin, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Seorang juru bicara Hizbut-e-Islami, Haroon Zarghoon, mengatakan kelompok itu menyerang 'penasihat Amerika' yang bekerja di Afghanistan. (Tnt/*)