Liputan6.com, Washington DC - Indeks kepercayaan konsumen Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan signifikan pada Januari 2025, bulan pertama pemerintahan Presiden Donald Trump.
Mengutip laman VOA Indonesia, Sabtu (1/2/2025), data dari Conference Board menunjukkan bahwa indeks ini turun 5,4 poin menjadi 104,1, dibandingkan dengan revisi 109,5 pada Desember sebelumnya. Menurut Briefing.com, angka ini juga lebih rendah dari perkiraan pasar yang dipatok di 108,1.
Penurunan ini terjadi di tengah meningkatnya pesimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini, terutama setelah Trump menandatangani puluhan instruksi presiden dalam pekan pertama masa jabatannya.
Advertisement
Beberapa kebijakan yang kontroversial meliputi ancaman tarif tinggi terhadap mitra dagang AS, seperti Meksiko, China, dan Kolombia, serta potensi deportasi massal.
Sejumlah ekonom memperingatkan bahwa kebijakan Trump berisiko memicu inflasi, meskipun klaim ini telah dibantah oleh presiden beserta para penasihatnya.
Menurut laporan Conference Board, penurunan indeks terjadi pada semua komponen, dengan penilaian terhadap kondisi pasar tenaga kerja dan bisnis mengalami pelemahan signifikan.
"Pandangan terhadap kondisi pasar tenaga kerja saat ini turun untuk pertama kalinya sejak September, sementara penilaian atas kondisi bisnis melemah selama dua bulan berturut-turut," ujar Kepala Ekonom Conference Board Dana Peterson.
Suku Bunga Diprediksi Naik
Penurunan kepercayaan paling tajam terjadi pada kelompok usia di bawah 55 tahun, sementara mereka yang berusia di atas 55 tahun justru mengalami sedikit peningkatan. Selain itu, rumah tangga dengan pendapatan lebih dari 125.000 dolar AS per tahun mengalami penurunan optimisme terbesar, sementara kelompok berpenghasilan rendah justru mencatat kenaikan kepercayaan.
Di tengah kekhawatiran atas upaya Federal Reserve dalam mengendalikan inflasi, lebih dari separuh responden menyatakan bahwa mereka memperkirakan suku bunga akan naik dalam 12 bulan ke depan.
Hal ini menunjukkan ketidakpastian yang tinggi di kalangan konsumen mengenai arah kebijakan ekonomi AS ke depan.
Advertisement