Liputan6.com, Washington, DC - Elon Musk, pendiri SpaceX, mengumumkan bahwa roket Starship miliknya akan menuju Mars pada akhir tahun depan.
Musk menyebutkan bahwa jika misi awal berjalan lancar, pendaratan manusia di Mars bisa dimulai pada 2029, meskipun dia memprediksi tahun 2031 sebagai waktu yang lebih realistis. Demikian seperti dilansir BBC, Minggu (16/3/2025).
Starship, roket terbesar yang pernah dibuat dengan tinggi 123 meter, merupakan bagian penting dari ambisi Musk untuk menjadikan manusia sebagai spesies multi-planet, khususnya dengan menjajah Mars.
Advertisement
Baru-baru ini, salah satu roket Starship meledak beberapa menit setelah diluncurkan dari Texas, menandai kegagalan kedua tahun ini setelah insiden serupa pada Januari lalu.
SpaceX mengatakan akan menganalisis data untuk mencari tahu penyebab utama ledakan terbaru, yang diduga terjadi setelah beberapa mesin roket mengalami kerusakan. Menurut Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA), SpaceX harus menyelesaikan penyelidikan sebelum bisa melanjutkan uji penerbangan lagi.
NASA dilaporkan berencana menggunakan versi modifikasi Starship sebagai pendarat manusia dalam program Artemis untuk kembali ke Bulan. Musk sendiri memiliki visi besar bahwa suatu hari nanti Starship tidak hanya akan membawa manusia ke Bulan, namun juga ke Mars.
Mimpi Musk untuk mencapai Mars sudah lama diungkapkannya. Pada 2016, dia pernah mengatakan akan mengirim pesawat Dragon ke Mars pada 2018. Kemudian, pada 2020, dia yakin bahwa SpaceX akan mendaratkan manusia di Mars pada 2026. Terbaru, di 2024, Musk memprediksi Starship pertama akan diluncurkan ke Mars pada 2026, dengan misi berawak menyusul empat tahun setelahnya.
Menariknya, Musk juga mengungkapkan bahwa misi Mars mendatang akan membawa robot humanoid Tesla bernama "Optimus", yang diperkenalkan tahun lalu. Robot ini, menurut Musk, suatu hari nanti akan bisa melakukan tugas sehari-hari dan dijual dengan harga sekitar USD 20.000 hingga USD 30.000.
Sementara itu, SpaceX tetap aktif dengan misi lainnya. Pada Jumat (14/3), mereka meluncurkan roket Falcon 9 yang membawa awak ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sebagai bagian dari rencana memulangkan dua astronot.
Butch Wilmore dan Suni Williams seharusnya hanya tinggal di ISS selama delapan hari, namun karena masalah teknis pada pesawat Starliner buatan Boeing yang mereka tumpangi, mereka terpaksa tinggal di sana selama lebih dari sembilan bulan.