Sukses

Pria Dibakar Hidup-hidup di Times Square New York, Pelaku Buron

Insiden pria dibakar di Times Square, New York, AS itu terjadi tiga bulan setelah seorang wanita tewas di gerbong subway atau kereta bawah tanah dalam serangan pembakaran.

Liputan6.com, New York - Seorang pria berusia 45 tahun dibakar hidup-hidup di Times Square New York, AS pada Minggu (16/3) malam, demikian menurut keterangan polisi seperti dikutip dari The Guardian, Senin (17/3/2025).

Insiden itu terjadi tiga bulan setelah seorang wanita tewas di gerbong subway atau kereta bawah tanah dalam serangan pembakaran.

Rekaman dari tempat kejadian menangkap momen saat pria itu, yang bertelanjang dada dan mengalami luka bakar parah, dilarikan oleh pihak berwenang ke ambulans setelah api padam.

Polisi mengatakan pria berusia 45 tahun itu ditemukan terbakar sekitar pukul 4 pagi dan dibawa ke rumah sakit terdekat dalam kondisi stabil. Penyerangnya diduga melarikan diri dari tempat kejadian dan sedang dicari oleh pihak berwenang. Mereka tidak dapat mengatakan apakah serangan itu acak atau disengaja.

Menurut penyelidik tempat kejadian perkara (TKP), pria itu dilaporkan disiram dengan bahan bakar dari botol tequila Patron dan dibakar. Korban kemudian berlari 100 kaki (sekitar 30 meter) ke barat saat terbakar sebelum seseorang melompat keluar dari mobil dan menyiram api dengan alat pemadam, kata petugas pemadam kebakaran kepada New York Post.

Seorang wanita Brooklyn mengatakan kepada media tersebut bahwa Times Square menjadi "cukup menakutkan" di pagi hari. "Ya, cukup menakutkan sebelum pukul 8 atau 9 pagi," kata wanita bernama Anne Lee (26). "Tidak ada polisi sama sekali di blok-blok ini. Jalan-jalan samping ini. Mereka benar-benar hanya ada di jalan raya dan mereka hanya memberi petunjuk arah kepada wisatawan."

Kekerasan jalanan kemungkinan akan menjadi isu utama pemilihan wali kota New York tahun ini, dengan satu pesaing, mantan gubernur negara bagian Andrew Cuomo, menyebut kota itu "tidak terkendali" dan berjanji untuk menambah 5.000 petugas tambahan.

Wali kota petahana, Eric Adams, mengatakan masalahnya bukan kekurangan polisi, tetapi reformasi jaminan yang disahkan menjadi undang-undang oleh mantan gubernur. Statistik menunjukkan kejahatan di kota tersebut cenderung menurun. "Berhentilah mengatakan kota kita dalam 'kekacauan dan krisis'! Tidak demikian," kata Adams pekan lalu.

Sebagai informasi, serangan pembakaran hari Minggu (16/3) terjadi tiga bulan setelah seorang wanita tewas terbakar di dalam gerbong kereta bawah tanah, yang membuat warga New York ngeri dan memicu kembali perdebatan tentang keselamatan kota. Korban kemudian diidentifikasi sebagai Debrina Kawam yang berusia 57 tahun.

Pria yang dituduh membakarnya, pekerja migran Guatemala Sebastian Zapeta, ditahan beberapa jam setelah insiden tersebut dan didakwa dengan pembunuhan dan pembakaran.

Polisi mengatakan tersangka tidak meninggalkan tempat kejadian saat Debrina Kawam terbakar hingga tewas dan ditemukan dengan korek api di sakunya. "Membakar manusia lain dan menyaksikan mereka terbakar hidup-hidup mencerminkan tingkat kejahatan yang tidak dapat ditoleransi," kata kantor wali kota dalam sebuah pernyataan.

EnamPlus