Sukses

Bolivia Darurat Atasi Banjir: 55 Orang Tewas dan 380.000 Keluarga Terdampak

Keadaan darurat banjir Bolivia akan memungkinkan pemerintah untuk memobilisasi lebih banyak personel darurat untuk operasi penyelamatan, dan untuk mempercepat pembelian peralatan.

Liputan6.com, La Paz - Pemerintah Bolivia menetapkan keadaan darurat pada hari Rabu (26/3) untuk mengatasi banjir yang disebabkan oleh hujan deras yang menyebabkan 51 kematian sejak November 2024.

Dalam pemberitaan AFP yang dikutip Kamis (27/3/2025), Presiden Luis Arce mengatakan sekitar 380.000 keluarga telah terkena dampak bencana banjir di sembilan departemen Bolivia.

Keadaan darurat banjir Bolivia akan memungkinkan pemerintah untuk memobilisasi lebih banyak personel darurat untuk operasi penyelamatan, dan untuk mempercepat pembelian peralatan. Ribuan tentara telah dikerahkan di seluruh negeri untuk membantu mendistribusikan bantuan ke daerah-daerah yang terkena dampak parah.

Musim hujan Bolivia berlangsung dari November hingga April, dan tahun 2024 lalu telah menelan 55 korban jiwa.

Alliance for Global Water Adaptation, sebuah LSM yang memberi nasihat tentang kebijakan, mengatakan dalam sebuah laporan tahun lalu bahwa "perubahan iklim memperparah kerentanan air Bolivia... meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahan kekeringan dan banjir."

Bolivia juga berjuang melawan kekurangan bahan bakar yang melumpuhkan dan telah berada dalam kesulitan ekonomi yang dalam sejak 2023.

Laporan Asia One menyebut bahwa Lucia Walper dari layanan meteorologi Senamhi Bolivia mengatakan beberapa peringatan oranye dan merah untuk luapan sungai, yang biasanya dikeluarkan pada bulan Februari, telah dikeluarkan pada bulan Maret tahun 2025 ini dan diperpanjang hingga bulan April.

Kongres juga diharapkan menyetujui pinjaman sebesar US$75 juta dari Bank Pembangunan CAF Amerika Latin dan Karibia untuk membantu menangani dampak bencana alam, termasuk banjir.

Produksi Liputan6.com