Universitas Nalanda di India menjadi lembaga pendidikan unggulan, jauh lebih dulu dari Oxford, Cambridge, bahkan perguruan tinggi tertua di Eropa yang terletak di Bologna, Italia.
Universitas di India Utara itu di masa lalu telah menghasilkan banyak sarjana dan cendekiawan dari seluruh Asia, sebelum eksistensinya dihancurkan oleh para penjajah pada tahun 1193.
Kini, ide untuk membangkitkan kembali Nalanda sebagai pusat belajar internasional digagas sejumlah negarawan dan cendekiawan, yang dipimpin peraih Nobel bidang ekonomi, Amartya Sen.
Para penggagas ingin mendirikan kembali kompleks universitas, tempat belajar para mahasiswa dan peneliti cerdas dari seluruh dunia, di sebuah lokasi yang dekat dengan universitas Buddha kuno itu di negara bagian Bihar, India.
Nalanda International University -- nama universitas itu -- akan fokus pada kajian humaniora, ekonomi, manajemen, integrasi Asia, pembangunan berkelanjutan, bahasa-bahasa oriental.
Namun, masalahnya, membangun sebuah universitas top dari awal, di bagian termiskin India, bukan masalah sepele.
Sebagian orang meragukan, univesitas itu bakal berkembang dan berjaya di tempat seperti itu. "Apakah siswa terbaik dunia bakal tertarik pergi ke wilayah pedesaan di Bihar?" kata Philip Altbach, Direktur Pusat Pendidikan Tinggi Internasional, Boston College, Amerika Serikat seperti dimuat BBC, Rabu (28/5/2013).
Namun, Amartya Sen tak gentar. "Tugas kami adalah membangun Nalanda University yang baru dan menyelenggarakan pendidikan di sana. Ini baru awal. Nalanda tua butuh waktu 200 tahun untuk berkembang dan saya yakin kami tak membutuhkan waktu selama itu. Mungkin dalam beberapa dekade," kata dia.
Amartya Sen menambahkan, setelah Nalanda dibumihanguskan pada 1190-an, sama sekali tak ada bekas. "Tak bersisa sama sekali. Kami harus memulainya dari awal."
Sebelumnya, pada 2006, India, China, Singapura, Jepang, dan Thailand mengumumkan akan membangun sebuah universitas yang berdasar pada visi Nalanda. Yang didukung negara Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, Rusia, dan AS.
Level Internasional
Universitas yang baru akan dibangun di Rajgir, 10 kilometer dari situs kuno. Kompetisi desain bangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip kuno Buddha telah diluncurkan. Undangan pada para peneliti dan sarjana di dunia juga telah dilayangkan.
Dua fakultas pertama yang akan dibuka adalah sejarah, juga ekologi dan lingkungan -- yang mulai menerima mahasiswa baru tahun depan.
Amartya Sen mengatakan, mereka akan menggandeng Sekolah Studi Kehutanan Yale, Fakultas Sejarah Chulalongkorn University Bangkok, Seoul University, Korea Selatan, dan Peking University, China.
Wawasan internasional diharapkan dapat meningkatkan derajat pendidikan tinggi di India yang dipandang kurang berlevel internasional ketimbang negara lain di Asia, China misalnya.
Universitas baru itu juga diharapkan membantu untuk mengembangkan daerah. Bekerja sama dengan sekitar 60 desa di sekitarnya, ditargetkan keberadaannya bisa meningkatkan mata pencaharian warga di bidang pertanian dan pariwisata,
Didirikan sekitar abad ke-5 Masehi, Nalanda pernah memiliki lebih dari 10 ribu mahasiswa, sebagian besar biksu Buddha yang datang dari negeri jauh seperti China, Jepang, Korea, dan negara-negara Asia.
Seorang biksu asal China, Xuanzang, yang belajar di sana pada abad ke-7, menggambarkan kemegahan universitas itu di masa lalu. Sebuah lembaga pendidikan kaya yang memiliki perpustakaan sembilan lantai "menjulang ke awan." (Ein/Yus)
Universitas di India Utara itu di masa lalu telah menghasilkan banyak sarjana dan cendekiawan dari seluruh Asia, sebelum eksistensinya dihancurkan oleh para penjajah pada tahun 1193.
Kini, ide untuk membangkitkan kembali Nalanda sebagai pusat belajar internasional digagas sejumlah negarawan dan cendekiawan, yang dipimpin peraih Nobel bidang ekonomi, Amartya Sen.
Para penggagas ingin mendirikan kembali kompleks universitas, tempat belajar para mahasiswa dan peneliti cerdas dari seluruh dunia, di sebuah lokasi yang dekat dengan universitas Buddha kuno itu di negara bagian Bihar, India.
Nalanda International University -- nama universitas itu -- akan fokus pada kajian humaniora, ekonomi, manajemen, integrasi Asia, pembangunan berkelanjutan, bahasa-bahasa oriental.
Namun, masalahnya, membangun sebuah universitas top dari awal, di bagian termiskin India, bukan masalah sepele.
Sebagian orang meragukan, univesitas itu bakal berkembang dan berjaya di tempat seperti itu. "Apakah siswa terbaik dunia bakal tertarik pergi ke wilayah pedesaan di Bihar?" kata Philip Altbach, Direktur Pusat Pendidikan Tinggi Internasional, Boston College, Amerika Serikat seperti dimuat BBC, Rabu (28/5/2013).
Namun, Amartya Sen tak gentar. "Tugas kami adalah membangun Nalanda University yang baru dan menyelenggarakan pendidikan di sana. Ini baru awal. Nalanda tua butuh waktu 200 tahun untuk berkembang dan saya yakin kami tak membutuhkan waktu selama itu. Mungkin dalam beberapa dekade," kata dia.
Amartya Sen menambahkan, setelah Nalanda dibumihanguskan pada 1190-an, sama sekali tak ada bekas. "Tak bersisa sama sekali. Kami harus memulainya dari awal."
Sebelumnya, pada 2006, India, China, Singapura, Jepang, dan Thailand mengumumkan akan membangun sebuah universitas yang berdasar pada visi Nalanda. Yang didukung negara Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, Rusia, dan AS.
Level Internasional
Universitas yang baru akan dibangun di Rajgir, 10 kilometer dari situs kuno. Kompetisi desain bangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip kuno Buddha telah diluncurkan. Undangan pada para peneliti dan sarjana di dunia juga telah dilayangkan.
Dua fakultas pertama yang akan dibuka adalah sejarah, juga ekologi dan lingkungan -- yang mulai menerima mahasiswa baru tahun depan.
Amartya Sen mengatakan, mereka akan menggandeng Sekolah Studi Kehutanan Yale, Fakultas Sejarah Chulalongkorn University Bangkok, Seoul University, Korea Selatan, dan Peking University, China.
Wawasan internasional diharapkan dapat meningkatkan derajat pendidikan tinggi di India yang dipandang kurang berlevel internasional ketimbang negara lain di Asia, China misalnya.
Universitas baru itu juga diharapkan membantu untuk mengembangkan daerah. Bekerja sama dengan sekitar 60 desa di sekitarnya, ditargetkan keberadaannya bisa meningkatkan mata pencaharian warga di bidang pertanian dan pariwisata,
Didirikan sekitar abad ke-5 Masehi, Nalanda pernah memiliki lebih dari 10 ribu mahasiswa, sebagian besar biksu Buddha yang datang dari negeri jauh seperti China, Jepang, Korea, dan negara-negara Asia.
Seorang biksu asal China, Xuanzang, yang belajar di sana pada abad ke-7, menggambarkan kemegahan universitas itu di masa lalu. Sebuah lembaga pendidikan kaya yang memiliki perpustakaan sembilan lantai "menjulang ke awan." (Ein/Yus)