Sukses

6 Pembocor Rahasia yang `Permalukan` AS dan Gegerkan Dunia

Bukan kali ini saja para whistleblower mengungkap rahasia sensitif Amerika Serikat. Bahkan ada yang sampai melengserkan presiden.

Amerika Serikat sedang heboh, warganya ketar-ketir karena merasa privasi mereka dilanggar, gara-gara apa yang diungkap mantan karyawan teknis CIA, Edward Snowden.

Ia menguak soal program PRISM, yang merupakan upaya penyadapan dengan memanfaatkan sembilan server di perusahaan internet terbesar dunia saat ini, yang dilakukan Badan Keamanan Nasional AS (NSA).

Bukan kali ini saja para whistleblower alias peniup peluit mengungkap rahasia sensitif Amerika Serikat. Bahkan ada yang sampai melengserkan presiden.

Berikut 6 pembocor rahasia AS yang dampaknya menggegerkan dunia, seperti dimuat BBC, Selasa (11/6/2013).

1. Pentagon Papers

Adalah Daniel Ellsberg, seorang analis militer yang membocorkan  Pentagon Papers -- dokumen tentang Perang Vietnam pada tahun 1971.

Dokumen tersebut berisi studi rahasia oleh Departemen Pertahanan soal keterlibatan AS di Vietnam. Paparan di sana menunjukkan, sejatinya pemerintah AS telah jauh-jauh hari mengetahui, perang ini tak mungkin dimenangkan. Memaksakannya terus lanjut hanya akan menyebabkan korban nyawa lebih banyak.

Publikasi dokumen itu, yang dicegah mati-matian oleh pemerintahan Richard Nixon, juga mengungkap bahwa pemerintahan Presiden Lyndon Johnson telah berbohong pada rakyat soal Perang Vietnam.

Daniel Ellsberg diketahui mengirim sebagian bocoran informasi pada sejumlah koran, termasuk New York Times.

2. Watergate

Ini mungkin adalah pembocoran rahasia paling signifikan dalam sejarah Amerika Serikat: skandal Watergate. Dengan modal suplai informasi dari "Deep Throat" -- yang belakangan diketahui sebagai Deputi Direktur FBI, Mark Felt, dua reporter Washington Post, Bob Woodward dan Carl Bernstein, menguaknya pada dunia.

Skandal ini dimulai pada 1972, dengan penahanan 5 orang yang membobol masuk ke kompleks perkantoran Komite Nasional Demokrat, di kompleks Watergate, untuk memasang alat penyadap. Pada masa kampanye.

FBI pun turun tangan. Setelah diselidiki dan ternyata pelakunya adalah kelompok pendukung Richard Nixon. Komite khusus di Senat AS dibentuk pada tahun 1973, terkait itu.

Investigasi dua jurnalis menguak adanya upaya untuk menutup-nutupi skandal ini -- yang akhirnya berujung pada pengunduran diri Nixon sebafai presiden. Ia memilih mundur daripada harus menghadapi impeachment atau pemakzulan alias pelengseran.

3. Iran-Contra

Mehdi Hashemi adalah seorang ulama Syiah dari Iran. Pada tahun 1986 ia mengungkap urusan rahasia, bahwa Amerika Serikat pada masa kepemimpinan Ronald Reagan, menjual senjata ke Iran. Dilakukan secara rahasia tentunya.

Penjualan senjata itu dilakukan atas bantuan Israel, padahal embargo senjata masih diberlakukan atas Iran. Apalagi faktanya AS masih mendukung Irak dalam perang melawan Iran.

Tak sampai di sana. Keuntungan yang dihasilkan digunakan untuk mendanai gerilyawan Contra melawan pemerintahan revolusioner sayap kiri Sandinista di Nikaragua.

Pengungkapan itu berakhir tragis. Hashemi dieksekusi oleh Pemerintah Iran pada 1987.




4. Valerie Plame

Pada tahun 2003, jurnalis Robert Novak membuat laporan menghebohkan. Yang menguak bahwa Valerie Plame, istri diplomat terkemuka AS Joseph Wilson, sejatinya adalah agen CIA yang menyamar.

Pengungkapkan itu mengakhiri karir Valerie Plame sebagai agen mata-mata rahasia.

Tak hanya itu, pengungkapan tersebut memicu penyelidikan bagaimana informasi tersebut didapatkan sang jurnalis.

Ada dugaan seorang staf senior di Gedung Putih membocorkan aksi tersebut sebagai balas dendam pada suami Plame, Joseph Wilson, terkait sebuah artikel yang mengungkap sejumlah pembenaran untuk menyerang Irak.

Staf Gedung Putih, Lewis "Scooter" Libby akhirnya dinyatakan bersalah karena berbohong pada FBI.

Bekas kepala staf dan orang kepercayaan Wakil Presiden Dick Cheney, divonis 30 bulan. Namun ia tak sampai
meringkuk dalam bui karena mendapat pengampunan Presiden George W Bush.

5. Abu Ghraib
 
Dugaan bahwa ada pelecehan dan perlakuan tak semestinya yang dilakukan personel AS penjara Abu Ghraib, Irak sudah mulai disinggung dalam sejumlah pemberitaan pada awal tahun 2004.

Namun, laporan itu menjadi tak terbantahkan saat sejumlah foto para tahanan dan narapidana yang tragis memelas diungkap dalam program 60 Minutes. Dan oleh pengungkapan jurnalis investigasi, Seymour Hers, apa yang tampak sebagai pelecehan di permukaan ternyata adalah skandal militer luar biasa.

Foto-foto yang terkuak menunjukkan para tahanan yang terlanjang menderita pelecehan, baik fisik maupun seksual -- yang kemudian dipajang di halaman muka media seluruh dunia. Sebanyak 11 tentara AS dinyatakan bersalah menyiksa tahanan.

Skandal itu juga menyoroti kematian tahanan Manadel al-Jamadi saat diinterogasi dalam tahanan AS. Berkat jasanya mengungkap skandal Abu Ghraib, Seymour Hers diganjar hadiah Pulitzer.

6. Bradley Manning

Sebagai analis intelijen di Angkatan Darat AS, Bradley Manning mendapat akses ke data-data super-sensitif. Ia diduga berada di belakang aksi pengungkapan besar-besaran dokumen rahasia Pemerintah AS, oleh situs pembocor WikiLeaks.

Ia diperkarakan atas sejumlah pelanggaran terkait pencurian data rahasia. Pengadilan militer yang akan menyidangkannya sedang berlangsung sejak awal Juni.

Di antara ribuan dokumen, yang menurut dakwaan, diserahkan Bradley Manning ke WikiLeaks adalah rekaman video serangan helikopter Apache yang menewaskan 12 warga sipil di Baghdad tahun 2007.

Manning diduga frustasi dengan karir militer yang tampaknya stagnan. Lalu mengunduh ribuan dokumen rahasia dari server.

Dia tidak membantah perannya dalam pembocoran yang heboh itu. Awal tahun ini, Manning mengaku bersalah atas 10 dari 22 tuduhan terhadapnya terkait dengan kebocoran informasi rahasia, tetapi tidak untuk tuduhan yang paling serius: dugaan membantu musuh, yang jika dianggap terbukti, ia bisa terancam penjara seumur hidup. (Ein/Sss)