Wilayah barat Amerika Serikat bagai "terpanggang" akibat terjangan gelombang panas. Peningkatan suhu udara yang diakibatkan, mengancam melampaui rekor yang pernah tercatat sebelumnya.
Di Phoenix, Arizona, panas mencapai 47 derajat Celcius pada Jumat lalu. Sementara di gurun Death Valley, California, termometer mencatat temperatur 51 derajat Celcius. Gelombang panas diperkirakan akan terus terjadi hingga akhir pekan.
Suhu udara yang tercatat sekitar 10 derajat Celcius lebih tinggi dari rata-rata. Untuk menghadapinya, sejumlah kota di wilayah mendirikan pusat-pusat pendinginan bagi warganya.
Para petugas mengkhawatirkan, panas bisa menunda penerbangan. Sebab, meski kebanyakan pesawat besar bisa dioperasikan pada temperatur hingga 52 derajat Celcius, namun faktanya, suhu 47 derajat Celcius saja bisa berdampak pada kondisi lepas landas.
Juru bicara maskapai US Airways mengatakan, pihaknya memonitor suhu udara di Phoenix dengan "ketat".
Bernafas pun sulit
Suhu yang kelewat panas juga mempengaruhi kualitas hidup warga. Michael Fedo dari Scottsdale, Arizona mengatakan, keluarganya menghabiskan waktu di luar rumah lebih sedikit dari biasanya. Untuk berbelanja di toko, mereka harus melakukannya pada tengah malam.
"Aku memasang peredam cahaya di setiap jendela di rumahku," kata dia.
Meski terbiasa dengan udara panas di Phoenix, Michael mengakui panas kali ini sudah kelewatan. "Jika suhu lebih dari 45 derajat Celcius, kami akan kesulitan bernafas. Panas akan menghisap energi hingga ke pusat tubuh," kata dia, seperti dimuat BBC, Sabtu (29/6/2013).
Badan Layanan Cuaca Nasional AS telah mengumumkan potensi panas di sejumlah wilayah, termasuk Las Vegas, hingga Senin pagi. Sebagian wilayah 5 negara bagian, termasuk Colorado dan Utah, juga akan mengalami suhu yang meninggi, melebihi 37 derajat Celcius selama akhir pekan.
"Di area Phoenix dan di sebagian wilayah barat daya AS akan melampaui rekor sebelumnya," kata ahli meteorologi Mark O'Malley.
Bahkan mendekati rekor dunia. Diperkirakan, temperatur di Death Valley akan mencapai 53 derajat Celcius selama akhir pekan. Sementara, rekor tertinggi yang pernah tercatat di muka Bumi adalah 57 derajat Celcius, juga tercatat di gurun itu, hampir 100 tahun lalu, yakni 10 Juli 1913.
Pejabat meteorologi mengatakan, cuaca ekstrem terjadi akibat tekanan tinggi di atmosfer yang terjebak di area tertentu. Udara juga makin kering, tidak banyak terbentuk awan yang bisa menghalangi matahari.
Namun, belum ada kesepakatan dari para ilmuwan, apakah pemanasan global punya andil menyebabkan cuaca bak "neraka" itu.
Untuk mencegah jatuhnya korban nyawa, seperti yang pernah terjadi 2011 lalu, para petugas disiagakan. Personel unit trauma dan pencarian Patroli Perbatasan AS ditambah. Untuk mencari para pelintas batas ilegal yang mungkin kelelahan dan dehidrasi saat mencoba menyeberangi perbatasan AS-Meksiko dengan jalan kaki.
Pejabat utilitas juga terus memantau penggunaan listrik selama akhir pekan. Meski diperkirakan tak akan terjadi lonjakan drastis.
"Meskipun panas, orang cenderung untuk meninggalkan kota di akhir pekan. Beberapa pusat bisnis juga tidak buka," kata juru bicara, Phoenix-area utility Salt River Project, Scott Harelson.
Tak ketinggalan para petugas Kebun Binatang Phoenix pun bersiap, agar para hewan tetap dingin, dengan selang air maupun ruangan pendingin dari beton yang dalamnya dialiri air. (Ein/Ary)
Di Phoenix, Arizona, panas mencapai 47 derajat Celcius pada Jumat lalu. Sementara di gurun Death Valley, California, termometer mencatat temperatur 51 derajat Celcius. Gelombang panas diperkirakan akan terus terjadi hingga akhir pekan.
Suhu udara yang tercatat sekitar 10 derajat Celcius lebih tinggi dari rata-rata. Untuk menghadapinya, sejumlah kota di wilayah mendirikan pusat-pusat pendinginan bagi warganya.
Para petugas mengkhawatirkan, panas bisa menunda penerbangan. Sebab, meski kebanyakan pesawat besar bisa dioperasikan pada temperatur hingga 52 derajat Celcius, namun faktanya, suhu 47 derajat Celcius saja bisa berdampak pada kondisi lepas landas.
Juru bicara maskapai US Airways mengatakan, pihaknya memonitor suhu udara di Phoenix dengan "ketat".
Bernafas pun sulit
Suhu yang kelewat panas juga mempengaruhi kualitas hidup warga. Michael Fedo dari Scottsdale, Arizona mengatakan, keluarganya menghabiskan waktu di luar rumah lebih sedikit dari biasanya. Untuk berbelanja di toko, mereka harus melakukannya pada tengah malam.
"Aku memasang peredam cahaya di setiap jendela di rumahku," kata dia.
Meski terbiasa dengan udara panas di Phoenix, Michael mengakui panas kali ini sudah kelewatan. "Jika suhu lebih dari 45 derajat Celcius, kami akan kesulitan bernafas. Panas akan menghisap energi hingga ke pusat tubuh," kata dia, seperti dimuat BBC, Sabtu (29/6/2013).
Badan Layanan Cuaca Nasional AS telah mengumumkan potensi panas di sejumlah wilayah, termasuk Las Vegas, hingga Senin pagi. Sebagian wilayah 5 negara bagian, termasuk Colorado dan Utah, juga akan mengalami suhu yang meninggi, melebihi 37 derajat Celcius selama akhir pekan.
"Di area Phoenix dan di sebagian wilayah barat daya AS akan melampaui rekor sebelumnya," kata ahli meteorologi Mark O'Malley.
Bahkan mendekati rekor dunia. Diperkirakan, temperatur di Death Valley akan mencapai 53 derajat Celcius selama akhir pekan. Sementara, rekor tertinggi yang pernah tercatat di muka Bumi adalah 57 derajat Celcius, juga tercatat di gurun itu, hampir 100 tahun lalu, yakni 10 Juli 1913.
Pejabat meteorologi mengatakan, cuaca ekstrem terjadi akibat tekanan tinggi di atmosfer yang terjebak di area tertentu. Udara juga makin kering, tidak banyak terbentuk awan yang bisa menghalangi matahari.
Namun, belum ada kesepakatan dari para ilmuwan, apakah pemanasan global punya andil menyebabkan cuaca bak "neraka" itu.
Untuk mencegah jatuhnya korban nyawa, seperti yang pernah terjadi 2011 lalu, para petugas disiagakan. Personel unit trauma dan pencarian Patroli Perbatasan AS ditambah. Untuk mencari para pelintas batas ilegal yang mungkin kelelahan dan dehidrasi saat mencoba menyeberangi perbatasan AS-Meksiko dengan jalan kaki.
Pejabat utilitas juga terus memantau penggunaan listrik selama akhir pekan. Meski diperkirakan tak akan terjadi lonjakan drastis.
"Meskipun panas, orang cenderung untuk meninggalkan kota di akhir pekan. Beberapa pusat bisnis juga tidak buka," kata juru bicara, Phoenix-area utility Salt River Project, Scott Harelson.
Tak ketinggalan para petugas Kebun Binatang Phoenix pun bersiap, agar para hewan tetap dingin, dengan selang air maupun ruangan pendingin dari beton yang dalamnya dialiri air. (Ein/Ary)