Sukses

Bentrok Pendukung Versus Penentang Presiden Mesir, 7 Tewas

"Sanah kifayah ya Moursi, irhal-irhal (Morsi cukup menjabat setahun saja, lengser-lengser," teriak para demonstran.

Mesir kembali bergejolak pasca-tumbangnya diktator Hosni Mubarak. Pemerintahan di bawah Presiden Mohamed Morsi diprotes ribuan orang. Hingga berujung bentrokan antara pendukung dan penentang Morsi. Akibatnya, tujuh orang tewas dan 600 lainnya terluka.

Lima korban di antaranya tewas ditembak di kota-kota selatan Kairo. Masing-masing 1 orang di Beni Suef dan Fayoum. Dan tiga lainnya di Assiut. Dua orang tewas lainnya tewas oleh tembakan selama serangan pada kantor nasional Ikhwanul Muslimin -- partai pendukung Morsi di pinggiran kota Kairo.

Sebelas orang lainnya dirawat karena luka tembak senapan burung. Kementerian Kesehatan mengatakan, 613 orang terluka akibat pertempuran di lokasi terpisah.

Dalam bentrokan besar tersebut, ratusan orang melemparkan bom molotov dan batu untuk menyerang gedung hingga terbakar. Para penjaga dan para anggota Ikhwanul Muslim yang berada di dalam gedung terlibat baku tembak dengan penyerang.

Jutaan orang Mesir membanjiri jalan-jalan untuk berdemonstrasi di Tahrir Square, Kairo, Minggu 30 Juni 2013 kemarin. Mereka menuntut pengunduran diri Presiden Morsi. Demikian dilansir Al Jazeera, Senin (1/7/2013).

Demostrasi besar itu bertepatan dengan satu tahun kekuasaan Presiden Morsi yang dilantik pada 30 Juni tahun silam untuk masa jabatan 4 tahun.

"Sanah kifayah ya Moursi, irhal-irhal (Morsi cukup menjabat setahun saja, lengser-lengser," teriak para demonstran.

Selain di Kairo, demonstasi besar juga digelar di berbagai provinsi di negara berpenduduk 82 juta itu. Unjuk rasa besar ini diringi petisi berupa pengumpulan tanda tangan masyarakat.

22 Juta Tanda Tangan

Sekitar 22 juta tanda tangan berhasil dikumpulkan dalam petisi sebagai sinyal sepakat untuk menggulingkan Presiden Morsi dan menggelar pemilu baru.

"Dalam petisi kami, sudah terkumpul 22.134.465 juta tanda tangan," kata juru bicara kelompok oposisi Mahmud Badr, seperti dimuat News.com.au.

Dia menjelaskan, jumlah tanda tangan ini meningkat dari sebelumnya yang berjumlah 15 juta paraf. Artinya, jumlah warga Mesir yang ingin Presiden Morsi mundur bertambah.

Aksi demonstrasi kerap terjadi beberapa bulan terakhir yang didukung aliansi Ikhwanul Muslimin. Pertumpahan darah pun terjadi. Beberapa demonstran dan aparat terluka.

Protes ini dimulai sejak dekrit kontroversial Morsi yang menyebut 'kekebalan hukum bagi semua keputusan presiden'. Alhasil, sejumlah warga menggelar demonstrasi sejak November 2012 hingga saat ini. (Riz/Ein)