Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengunjungi Pulau Robben, penjara tempat Nelson Mandela dibui selama 18 tahun.
Dalam salah satu foto dokumentasi kunjungannya, Obama tampak tertegun, menatap ke luar jendela berterali besi, dari ruangan tempat Bapak Bangsa Afrika Selatan pernah dipenjara.
Dalam pernyataannya, Obama mengaku, dia dan keluarganya "merasa terhormat" bisa mengunjungi sel suram yang pernah ditempati Mandela -- yang saat ini masih terbaring kritis di rumah sakit akibat infeksi paru-paru.
Obama dan keluarganya juga mengunjungi tambang kapur, yang berada di jangkauan pandang menara pengawas tinggi yang menjulang. Di tambang kapur itu lah pejuang anti-apartheid itu diwajibkan kerja paksa, melebihi jam kerja normal.
Mandela dipenjarakan di sana selama 18 tahun. Sejarah panjang gangguan paru-paru yang dialaminya bisa dilacak dari tuberkulosis (TBC) yang pernah diidap di pulau penjara itu, juga dipicu kelembaban selnya.
Dalam buku tamu yang tersedia di halaman penjara, Obama menulis, "Atas nama seluruh keluarga, kami merasa terhormat berdiri di sini, tempat orang-orang pemberani menentang ketidakadilan dan menolak untuk menyerah," demikian dimuat BBC, Mingu 30 Juni 2013.
"Dunia sangat berterima kasih pada para pahlawan dari Pulau Robben, yang mengingatkan pada kita, tak ada belenggu atau sel yang menandingi kekuatan semangat manusia."
Obama juga memuji pencapaian Afrika Selatan dalam 2 dekade terakhir, dan menganjurkan kaum muda Afsel untuk meneruskan warisan Mandela. "Mandela menunjukkan pada kita bahwa keberanian seseorang bisa menggerakkan seluruh dunia." Â
Ada banyak hal yang masih harus dilakukan untuk mengatasi kemiskinan dan penyakit di Afrika, kata Obama, menambahkan bahwa ketakutan sering dibiarkan menang di Afrika. Padahal, selama perang dan konflik berkecamuk, demokrasi dan kesempatan ekonomi tidak bisa diraih.
Dalam kunjungannya Obama tak secara langsung menemui Mandela, namun bertemu keluarga pejuang anti-diskriminasi rasial itu.
Kunjungan Obama juga mengagendakan penyampaian pidato di University of Cape Town dan meluncurkan inisiatif listrik bernilai jutaan dolar. Kedatangan orang nomor satu AS itu mendapat pengawalan ketat, menyusul bentrok Sabtu lalu antara polisi anti-huru-hara dengan para demonstran anti-Obama di Soweto.
Jauh sebelum Obama, 47 tahun lalu, di tempat yang sama Senator Robert Kennedy -- adik kandung mantan Presiden AS John F. Kennedy-- mengucapkan pidato terkenalnya yang memberikan inspirasi bagi mereka yang melawan kebijakan rasial dan mengaitkan perjuangan mereka dengan gerakan hak-hak sipil AS. (Ein/Yus)
Dalam salah satu foto dokumentasi kunjungannya, Obama tampak tertegun, menatap ke luar jendela berterali besi, dari ruangan tempat Bapak Bangsa Afrika Selatan pernah dipenjara.
Dalam pernyataannya, Obama mengaku, dia dan keluarganya "merasa terhormat" bisa mengunjungi sel suram yang pernah ditempati Mandela -- yang saat ini masih terbaring kritis di rumah sakit akibat infeksi paru-paru.
Obama dan keluarganya juga mengunjungi tambang kapur, yang berada di jangkauan pandang menara pengawas tinggi yang menjulang. Di tambang kapur itu lah pejuang anti-apartheid itu diwajibkan kerja paksa, melebihi jam kerja normal.
Mandela dipenjarakan di sana selama 18 tahun. Sejarah panjang gangguan paru-paru yang dialaminya bisa dilacak dari tuberkulosis (TBC) yang pernah diidap di pulau penjara itu, juga dipicu kelembaban selnya.
Dalam buku tamu yang tersedia di halaman penjara, Obama menulis, "Atas nama seluruh keluarga, kami merasa terhormat berdiri di sini, tempat orang-orang pemberani menentang ketidakadilan dan menolak untuk menyerah," demikian dimuat BBC, Mingu 30 Juni 2013.
"Dunia sangat berterima kasih pada para pahlawan dari Pulau Robben, yang mengingatkan pada kita, tak ada belenggu atau sel yang menandingi kekuatan semangat manusia."
Obama juga memuji pencapaian Afrika Selatan dalam 2 dekade terakhir, dan menganjurkan kaum muda Afsel untuk meneruskan warisan Mandela. "Mandela menunjukkan pada kita bahwa keberanian seseorang bisa menggerakkan seluruh dunia." Â
Ada banyak hal yang masih harus dilakukan untuk mengatasi kemiskinan dan penyakit di Afrika, kata Obama, menambahkan bahwa ketakutan sering dibiarkan menang di Afrika. Padahal, selama perang dan konflik berkecamuk, demokrasi dan kesempatan ekonomi tidak bisa diraih.
Dalam kunjungannya Obama tak secara langsung menemui Mandela, namun bertemu keluarga pejuang anti-diskriminasi rasial itu.
Kunjungan Obama juga mengagendakan penyampaian pidato di University of Cape Town dan meluncurkan inisiatif listrik bernilai jutaan dolar. Kedatangan orang nomor satu AS itu mendapat pengawalan ketat, menyusul bentrok Sabtu lalu antara polisi anti-huru-hara dengan para demonstran anti-Obama di Soweto.
Jauh sebelum Obama, 47 tahun lalu, di tempat yang sama Senator Robert Kennedy -- adik kandung mantan Presiden AS John F. Kennedy-- mengucapkan pidato terkenalnya yang memberikan inspirasi bagi mereka yang melawan kebijakan rasial dan mengaitkan perjuangan mereka dengan gerakan hak-hak sipil AS. (Ein/Yus)
Â