Pernah mengeluhkan ruang pesawat yang sempit sehingga tak bisa leluasa bergerak? Sekarang bayangkan ketika seekor jerapah yang tinggi besar masuk ke dalam pesawat.
Ini benar-benar terjadi di Australia. Hewan berleher panjang itu menempuh perjalanan udara menuju rumah barunya di Selandia Baru.
"Menerbangkan seekor jerapah memang merupakan cara yang unik untuk memindahkan satwa yang begitu besar. Mereka biasanya menempuh perjalanan melalui laut," kata Manajer Orana Wildlife Park, Rob Hall.
Fanana sang jerapah itu diterbangkan dari bandara Auckland, Australia pukul 08.00 waktu setempat. Keputusan Staf Orana Park menerbangkan Fanana dengan pesawat karena perjalanan lebih cepat dan mudah untuk jerapah yang tingginya hanya 2,6 meter. Tubuhnya hampir mencapai ketinggian pesawat maksimum 2,9 meter.
"Jika kami harus memindahkan dia dengan perahu, itu akan menjadi perjalanan yang lebih lama. Sebab, setiap hewan yang melalui perjalanan akan mengalami stres. Kami berusaha memininimalisir hal itu," kata juru bicara Orana Wildlife Park, Nathan Hawke seperti dilansir News.com.au, Kamis (4/7/2013).
Menurut Hawke, Fanana dipindahkan untuk menggantikan kehadiran satu-satunya banteng di Taman Orana yang meninggal tahun lalu. Lagipula, hewan berumur 9 bulan itu cocok untuk diternakkan dengan jerapah betina di Taman Orana.
Selama perjalanannya ke Christchurch Orana Wildlife Park, Australia, Fanana sudah melakukan perjalanan melalui udara, darat, dan juga laut. Memang selama perjalanannya, ia bukanlah hewan yang 'santai'.
Bukan yang Pertama
Sebelumnya, pemindahan jerapah juga terjadi di Australia. Pada April 2013 lalu, jerapah perempuan bernama Nakuru dikirim dari Kebun Binatang Auckland ke Melbourne untuk pembuahan. Pihak kebun binatang Auckland terpaksa harus menaruh jerapah yang saat itu berumur 15 bulan di dalam peti, karena tingginya mencapai 4,2 meter.
Tim Pridelands, yang menangani Nakuru menyatakan, jerapah itu adalah hewan yang baik. "Selama tim kami menanganinya, Nakuru adalah hewan yang paling percaya diri, interaktif dan berperilaku baik. Kami akan merindukannya, tapi kepergiannya adalah untuk tujuan baik," kata Ketua Tim Pridelands, Nat Sullivan.
Kedatangan Nakuru ke Melbourne sempat ditunda karena penyelamatan warga Victoria, Australia, yang mendapat masalah di pantai lepas Australia. (Mut/Sss)
Ini benar-benar terjadi di Australia. Hewan berleher panjang itu menempuh perjalanan udara menuju rumah barunya di Selandia Baru.
"Menerbangkan seekor jerapah memang merupakan cara yang unik untuk memindahkan satwa yang begitu besar. Mereka biasanya menempuh perjalanan melalui laut," kata Manajer Orana Wildlife Park, Rob Hall.
Fanana sang jerapah itu diterbangkan dari bandara Auckland, Australia pukul 08.00 waktu setempat. Keputusan Staf Orana Park menerbangkan Fanana dengan pesawat karena perjalanan lebih cepat dan mudah untuk jerapah yang tingginya hanya 2,6 meter. Tubuhnya hampir mencapai ketinggian pesawat maksimum 2,9 meter.
"Jika kami harus memindahkan dia dengan perahu, itu akan menjadi perjalanan yang lebih lama. Sebab, setiap hewan yang melalui perjalanan akan mengalami stres. Kami berusaha memininimalisir hal itu," kata juru bicara Orana Wildlife Park, Nathan Hawke seperti dilansir News.com.au, Kamis (4/7/2013).
Menurut Hawke, Fanana dipindahkan untuk menggantikan kehadiran satu-satunya banteng di Taman Orana yang meninggal tahun lalu. Lagipula, hewan berumur 9 bulan itu cocok untuk diternakkan dengan jerapah betina di Taman Orana.
Selama perjalanannya ke Christchurch Orana Wildlife Park, Australia, Fanana sudah melakukan perjalanan melalui udara, darat, dan juga laut. Memang selama perjalanannya, ia bukanlah hewan yang 'santai'.
Bukan yang Pertama
Sebelumnya, pemindahan jerapah juga terjadi di Australia. Pada April 2013 lalu, jerapah perempuan bernama Nakuru dikirim dari Kebun Binatang Auckland ke Melbourne untuk pembuahan. Pihak kebun binatang Auckland terpaksa harus menaruh jerapah yang saat itu berumur 15 bulan di dalam peti, karena tingginya mencapai 4,2 meter.
Tim Pridelands, yang menangani Nakuru menyatakan, jerapah itu adalah hewan yang baik. "Selama tim kami menanganinya, Nakuru adalah hewan yang paling percaya diri, interaktif dan berperilaku baik. Kami akan merindukannya, tapi kepergiannya adalah untuk tujuan baik," kata Ketua Tim Pridelands, Nat Sullivan.
Kedatangan Nakuru ke Melbourne sempat ditunda karena penyelamatan warga Victoria, Australia, yang mendapat masalah di pantai lepas Australia. (Mut/Sss)