Sukses

Tangan Kanan Lumpuh, Mantan Marinir Lakukan Transplantasi

Bahkan mantan prajurit itu tak bisa menggerakkan jari-jari pada tangan kanannya yang biasa digunakan untuk menggenggam senjata.

Malangnya Mark Cahill, seorang mantan tentara marinir kerajaan Inggris yang kehilangan tangannya karena digerogoti penyakit asam urat pada usia belum terlalu tua yakni 32 tahun.

Akibat penyakit tersebut, bahkan mantan prajurit itu tak bisa menggerakkan jari-jari pada tangan kanannya yang biasa digunakan untuk menggenggam senjata.

Seperti dimuat Daily Mail, yang dilansir Jumat (5/7/2013), tangan Mark tak ‘bernyawa’ akibat penyakit asam urat pada 5 tahun lalu. Asam urat yang diderita Mark sudah pada tingkat terparah, sehingga menyebabkan nyeri di persendian yang teramat sangat.

Sebelum menyerang tangan kanan, jari-jari kakinya telah terserang efek asam urat itu 15 tahun silam. Menurut pemberitaan BBC, dari situlah nyeri beserta infeksi yang dirasakannya mulai menyebar ke tangan kiri lalu menjalar ke tangan kanannya.

Akibat penyakit tersebut, Mark pun tak bisa melakukan aktivitas apa pun menggunakan tangannya pada 5 tahun silam.

Namun, akhirnya tangannya bisa berfungsi kembali. Pria yang kini berusia 52 tahun itu menjadi orang pertama di Inggris yang melakukan transplantasi pada 6 bulan lalu.

Sempat Ditawari Tangan Palsu

Dengan kondisi seperti itu, Mark pun sempat ditawari tangan palsu agar bisa beraktivitas dengan leluasa. Dengan kata lain, ia harus mengamputasi setengah tangannya. Tetapi ia tetap bersikeras untuk mempertahankan.

Namun dokter yang menangani Mark, Simon Kay, pun memberikan pilihan lain untuk transplantasi. Menurutnya, tindakan itu adalah pilihan yang tepat untuk Mark.

Transplantasi Tangan

Dipimpin oleh konsultan ahli bedah plastik Simon Kay, sebuah tim ahli bedah pun bekerja keras menghubungkan tulang, tendon, saraf, arteri dan vena sebelum kulit pada transplantasi tangan Mark dirapikan.

Operasi tersebut memakan waktu 8 jam. Hasilnya, Mark pun dapat menggerakkan tangan kanannya seperti biasa. Meski bentuknya tak sesempurna harapannya.

"Awalnya, aku tak berhenti bertanya (siapa pendonor tangan). Tetapi aku memutuskan untuk tidak memikirkannya lagi. Saat melihat tangan kananku, aku masih merasa takjub. Aku hampir tak percaya, tapi sekarang itu (tangan kanan) bagian dari diriku--hidupku," ujar Mark.

Keberhasilan operasi Mark pun membuat tim dokter bedah yang menanganinya bangga. Terlebih, ia terlihat tak kesulitan untuk berdaptasi dengan tangan barunya.

"Hal yang luar biasa tentang Mark adalah pemulihan yang cepat. Dia sudah terbiasa dengan tangannya saat ini," tutur Simon Kay.

Perubahan Hidup

Di Greetland, sebuah desa di wilayah metropolitan West Yorkshire Inggris, Mark Cahill tinggal bersama keluarganya.

Mark --yang terpaksa meninggalkan dunia militer sebelum menyelesaikan pendidikannya karena penyakit asam urat yang mendera dan menyebabkannya lumpuh-- kini telah leluasa bergandengan tangan dengan istrinya, Sylvia, seperti pasangan muda .             

Meski istrinya merasa sedikit asing karena tangan Mark milik orang lain, yang tak diketahui siapa pendonornya.

“Tangan kanan itu lebih kecil dari tangan kiriku, dan tentu saja sidik jari tidak sama. Namun perbedaan itu membuatku merasa luar biasa,” ujar Mark.

Kini, Mark juga telah bisa membuka pintu rumahnya sendiri. Menyalakan TV juga lebih mudah dengan remote di tangan kanannya.

Yang lebih membahagiakan lagi, ia juga bisa bergandengan tangan dengan cucunya yang masih berusia 4 tahun. Mungkin kelihatannya sepele, tapi bagi Mark hal sesederhana itu sangat berharga dalam hidupnya.

Sebelumnya, ketika tangan Mark lumpuh, istri tercintanya yang terus mendampingi. Wanita 48 tahun itu dengan telaten memakaikan kemeja suaminya. Dengan lembut, ia mengancingi satu per satu kancing bajunya.

Kini, Sylvia bahagia melihat kondisi sang suami sekarang. Sejak Mark sembuh, bahkan ia terkadang dimanjakan olehnya. Seperti dibawakan teh untuk diminum bersama. (Tnt/Yus)

Video Terkini