Edward Snowden jadi buruan Amerika Serikat, karena dianggap membocorkan rahasia dan membahayakan negara. Aparat AS bahkan sampai mencegat pesawat yang ditumpangi Presiden Bolivia, Evo Morales di Austria, yang memperburuk hubungan dengan negara Amerika Latin itu.
Namun, aksi Snowden juga menuai dukungan dari banyak pihak, terutama mereka yang berseberangan kepentingan dengan AS. Dan baru-baru ini, ia bahkan disebut layak menerima Nobel.
Adalah seorang profesor sosiologi asal Swedia, Stefan Svallfors yang merekomendasikan Snowden untuk menerima Nobel Perdamaian.
Dalam surat yang ditujukan pada Komite Nobel Norwegia, yang dipublikasikan media Swedia, Vasterbottens-Kuriren, seperti dilansir Daily Mail, 14 Juli 2013, Profesor Svallfors menominasikan Snowden atas "upaya heroiknya yang luar biasa, mengorbankan banyak hal dalam dirinya, untuk menguak aksi mata-mata siber yang ekspansif yang dilakukan Badan Keamanan Nasional AS (NSA)."
Dan karena keberaniannya itu, tulis Prof Svallfors, Snowden "ikut membuat dunia sedikit lebih baik dan lebih aman."
Nominasi Snowden, menurut dia, akan simbolis, sebab, itu menunjukkan, "bahwa seorang individu dapat membela hak-hak dasar dan kebebasan banyak orang. "
Menyingkirkan Obama
Stefan Svallfors memperbandingkan apa yang dilakukan Snowden dengan keputusan Pengadilan Nuremberg pada tahun 1945, yang berbunyi, "Alasan 'aku hanya menjalankan perintah' tidak bisa jadi alasan permaafan bagi anggota Nazi yang melakukan pelanggaran HAM." Snowden tidak diam saja melihat "kesewenang-wenangan" terjadi.
Svallfors juga yakin, Nobel Perdamaian untuk Snowden akan mengembalikan kehormatan Komite Nobel -- yang dianggap secara prematur memberikan Nobel Perdamaian pada Presiden AS Barack Obama pada tahun 2009 lalu.
"Juga akan menunjukkan kesediaan panitia untuk berdiri dalam membela kebebasan sipil dan hak asasi manusia, bahkan ketika dalam hal pertahanan, bisa dilihat sebagai hal yang merugikan kekuatan militer yang dominan di dunia."
Namun, mungkin amat terlambat bagi Snowden untuk menerima Nobel tahun ini. Sebab, nominasi harus diterima paling lambat 1 Februari, untuk dipertimbangkan sebagai penerima Nobel di bulan Desember.
Namun, nominasi Svallfors bisa ditanggapi dengan serius oleh Komite Nobel untuk tahun depan.
Sebagai seorang profesor sosiologi di Universitas Umea, ia dianggap sebagai salah satu orang yang "berkualitas", yang dapat mengirim nominasi ke panitia.
Hadiah Nobel Perdamaian diberikan mulai pada tahun 1901, telah diberikan kepada 100 individu dan 24 organisasi.
Minta Suaka Sementara ke Rusia
Sebelumnya, Snowdden mengatakan kepada perwakilan organisasi hak asasi manusia bahwa ia ingin meminta suaka politik di Rusia. Meski hanya sementara.
Juru bicara Human Rights Watch di Moskow, Tatyana Loksina, mengatakan Snowden ingin tinggal di Rusia sampai ia dapat bertolak ke Amerika Latin.
"Ia ingin tinggal di sini sampai ia dapat terbang ke Amerika Latin," kata Lokhsina, seperti dimuat BBC.
Snowden berada di kawasan transit bandara Moskow sejak ia tiba dari Hong Kong tiga minggu lalu.
Ia dilaporkan mengeluh bahwa pemerintah Amerika Serikat melakukan berbagai upaya tidak sah untuk mencegahnya mencari suaka.
Ia telah meminta suaka politik ke paling tidak 21 negara, sebagian besar menolak permohonannya. Namun, Bolivia, Nikaragua, dan Venezuela menyatakan bersedia menerimanya. (Ein)
Namun, aksi Snowden juga menuai dukungan dari banyak pihak, terutama mereka yang berseberangan kepentingan dengan AS. Dan baru-baru ini, ia bahkan disebut layak menerima Nobel.
Adalah seorang profesor sosiologi asal Swedia, Stefan Svallfors yang merekomendasikan Snowden untuk menerima Nobel Perdamaian.
Dalam surat yang ditujukan pada Komite Nobel Norwegia, yang dipublikasikan media Swedia, Vasterbottens-Kuriren, seperti dilansir Daily Mail, 14 Juli 2013, Profesor Svallfors menominasikan Snowden atas "upaya heroiknya yang luar biasa, mengorbankan banyak hal dalam dirinya, untuk menguak aksi mata-mata siber yang ekspansif yang dilakukan Badan Keamanan Nasional AS (NSA)."
Dan karena keberaniannya itu, tulis Prof Svallfors, Snowden "ikut membuat dunia sedikit lebih baik dan lebih aman."
Nominasi Snowden, menurut dia, akan simbolis, sebab, itu menunjukkan, "bahwa seorang individu dapat membela hak-hak dasar dan kebebasan banyak orang. "
Menyingkirkan Obama
Stefan Svallfors memperbandingkan apa yang dilakukan Snowden dengan keputusan Pengadilan Nuremberg pada tahun 1945, yang berbunyi, "Alasan 'aku hanya menjalankan perintah' tidak bisa jadi alasan permaafan bagi anggota Nazi yang melakukan pelanggaran HAM." Snowden tidak diam saja melihat "kesewenang-wenangan" terjadi.
Svallfors juga yakin, Nobel Perdamaian untuk Snowden akan mengembalikan kehormatan Komite Nobel -- yang dianggap secara prematur memberikan Nobel Perdamaian pada Presiden AS Barack Obama pada tahun 2009 lalu.
"Juga akan menunjukkan kesediaan panitia untuk berdiri dalam membela kebebasan sipil dan hak asasi manusia, bahkan ketika dalam hal pertahanan, bisa dilihat sebagai hal yang merugikan kekuatan militer yang dominan di dunia."
Namun, mungkin amat terlambat bagi Snowden untuk menerima Nobel tahun ini. Sebab, nominasi harus diterima paling lambat 1 Februari, untuk dipertimbangkan sebagai penerima Nobel di bulan Desember.
Namun, nominasi Svallfors bisa ditanggapi dengan serius oleh Komite Nobel untuk tahun depan.
Sebagai seorang profesor sosiologi di Universitas Umea, ia dianggap sebagai salah satu orang yang "berkualitas", yang dapat mengirim nominasi ke panitia.
Hadiah Nobel Perdamaian diberikan mulai pada tahun 1901, telah diberikan kepada 100 individu dan 24 organisasi.
Minta Suaka Sementara ke Rusia
Sebelumnya, Snowdden mengatakan kepada perwakilan organisasi hak asasi manusia bahwa ia ingin meminta suaka politik di Rusia. Meski hanya sementara.
Juru bicara Human Rights Watch di Moskow, Tatyana Loksina, mengatakan Snowden ingin tinggal di Rusia sampai ia dapat bertolak ke Amerika Latin.
"Ia ingin tinggal di sini sampai ia dapat terbang ke Amerika Latin," kata Lokhsina, seperti dimuat BBC.
Snowden berada di kawasan transit bandara Moskow sejak ia tiba dari Hong Kong tiga minggu lalu.
Ia dilaporkan mengeluh bahwa pemerintah Amerika Serikat melakukan berbagai upaya tidak sah untuk mencegahnya mencari suaka.
Ia telah meminta suaka politik ke paling tidak 21 negara, sebagian besar menolak permohonannya. Namun, Bolivia, Nikaragua, dan Venezuela menyatakan bersedia menerimanya. (Ein)