Vonis atas penembakan yang menewaskan seorang remaja berkulit hitam berusia 17 tahun, Trayvon Martin memicu rusuh di Florida. Setelah para juri membebaskan terdakwa George Zimmerman dari tuduhan pembunuhan.
Presiden AS Barack Obama pun sampai angkat bicara atas vonis itu. Ia menyebut, kematian Trayvon adalah tragedi bagi AS. "Tidak hanya untuk keluarganya, atau untuk salah satu komunitas, tetapi untuk Amerika secara keseluruhan," kata Obama seperti dimuat BBC, 14Â Juli 2013.
Obama mengakui, kasus tersebut melibatkan emosi kuat banyak orang. "Tapi ini adalah negara hukum. Dan para juri telah memutuskan."
Obama meminta, rakyat AS menghormati keputusan hukum, dan imbauan dari keluarga Trayvon Martin. Sembari merenungkan bagaimana mencegah tragedi serupa di masa depan.
"Jika kita melakukan segala upaya membendung gelombang kekerasan senjata yang mengklaim terlalu banyak nyawa di seluruh negeri setiap hari ... Sebagai warga negara, itu pekerjaan bagi kita semua," kata Obama.
"Itu adalah cara untuk menghormati Trayvon Martin."
Sebelumnya, saat berkomentar soal kasus itu Maret 2012 lalu, Obama berujar, "jika saya punya anak, wajahnya pasti mirip Trayvon."
Kasus pembunuhan Trayvon telah memicu debat panas terkait isu rasial di AS. Sementara, Departemen Kehakiman sedang menginvestigasi kemungkinan perkara perdata bisa diajukan atas George Zimmerman.
Prasangka Rasial
Zimmerman (29) dinyatakan bebas dari segala tuduhan terkait kematian Trayvon Martin dalam sidang yang digelar di Sanford, Florida, Sabtu 13 Juli 2013 waktu setempat. Meski jaksa penuntut mendakwa Zimmerman menembak mati Trayvon pada 26 Februari 2012, saat pemuda itu berjalan di lingkungan terdakwa, menggunakan kaus bertudung. Ia diduga kuat menjadi korban prasangka rasial.
Saat itu, Trayvon yang baru saja membeli minuman dan permen, melintas di lingkungan tempat tinggal Zimmerman -- yang langsung menelepon 911 dan menyatakan melihat pria yang mencurigakan.
Operator 911 meminta Zimmerman untuk tidak mengambil tindakan apa pun hingga polisi tiba. Ternyata, saat polisi tiba di sana, mereka menemukan Trayvon sudah tergeletak dengan luka tembak di dada.
Zimmerman mengaku dia lah yang menembak Martin sebagai upaya perlindungan diri.
Sementara, pengacara mengatakan, terdakwa menembak korban sebagai upaya perlindungan. Sebab, korban diduga meninju terdakwa dan membenturkan kepalanya ke trotoar, sembari berusaha merebut senjata dari tangan penjaga lingkungan itu.
Pertanyaan yang mengemuka kemudian, apakah dengan dalih melindungi diri, seseorang yang memegang senapan boleh membunuh orang tak bersenjata?
"Kegagalan Sistem Hukum AS"
Vonis ini amat disayangkan para pembela hak sipil AS. Salah satu aktivis, Jesse Jackson, kepada CNN mengatakan, vonis tersebut sangat mencengangkan. Departemen Kehakiman, kata dia, harus bertindak.
"Sekali lagi, sistem hukum AS gagal memberikan keadilan," kata dia.
Namun, Jesse menyerukan semua pihak untuk menahan diri, untuk tak melakukan kekerasan. "Membalas rasa sakit kita dengan hukum jalanan akan merusak pengorbanan Trayvon Martin yang tak bersalah."
Sementara, aktivis kanan, Al Sharpton mengatakan, vonis ini bagai "tamparan di wajah rakyat AS".
Dia membandingkan kasus tersebut dengan pemukulan terhadap pria Afrika-Amerika, Rodney King oleh polisi pada tahun 1991, yang memicu kerusuhan meluas.
Tak hanya di Florida, protes vonis kematian Trayvon digelar di sejumlah kota di AS termasuk San Francisco, Philadelphia, Chicago, Washington, dan Atlanta. Di Oakland, California, sejumlah demonstran menyalakan api dan memecahkan kaca jendela rumah penduduk.
Keluarga Zimmerman dan kuasa hukumnya merasa khawatir, terdakwa akan menjadi sasaran balas dendam.
Vonis yang dianggap tak adil juga menjadi perhatian para pesohor. Rihanna menyebut, ini adalah kabar yang paling menyedihkan dalam tweet-nya. 'This is the saddest news ever!! #what's justice#pray4theMartinFamily.'
Hal senada juga diungkap banyak selebritas seperti Miley Cyrus, Nicki Minaj, Mandy Moore, juga Will.i.am--yang bereaksi keras.
Sementara, Beyonce yang sedang menggelar konser, meminta para pengunjungnya untuk mengheningkan cipta bagi Trayvon Martin. Atas ketidakadilan yang ia dapatkan...(Ein)
Presiden AS Barack Obama pun sampai angkat bicara atas vonis itu. Ia menyebut, kematian Trayvon adalah tragedi bagi AS. "Tidak hanya untuk keluarganya, atau untuk salah satu komunitas, tetapi untuk Amerika secara keseluruhan," kata Obama seperti dimuat BBC, 14Â Juli 2013.
Obama mengakui, kasus tersebut melibatkan emosi kuat banyak orang. "Tapi ini adalah negara hukum. Dan para juri telah memutuskan."
Obama meminta, rakyat AS menghormati keputusan hukum, dan imbauan dari keluarga Trayvon Martin. Sembari merenungkan bagaimana mencegah tragedi serupa di masa depan.
"Jika kita melakukan segala upaya membendung gelombang kekerasan senjata yang mengklaim terlalu banyak nyawa di seluruh negeri setiap hari ... Sebagai warga negara, itu pekerjaan bagi kita semua," kata Obama.
"Itu adalah cara untuk menghormati Trayvon Martin."
Sebelumnya, saat berkomentar soal kasus itu Maret 2012 lalu, Obama berujar, "jika saya punya anak, wajahnya pasti mirip Trayvon."
Kasus pembunuhan Trayvon telah memicu debat panas terkait isu rasial di AS. Sementara, Departemen Kehakiman sedang menginvestigasi kemungkinan perkara perdata bisa diajukan atas George Zimmerman.
Prasangka Rasial
Zimmerman (29) dinyatakan bebas dari segala tuduhan terkait kematian Trayvon Martin dalam sidang yang digelar di Sanford, Florida, Sabtu 13 Juli 2013 waktu setempat. Meski jaksa penuntut mendakwa Zimmerman menembak mati Trayvon pada 26 Februari 2012, saat pemuda itu berjalan di lingkungan terdakwa, menggunakan kaus bertudung. Ia diduga kuat menjadi korban prasangka rasial.
Saat itu, Trayvon yang baru saja membeli minuman dan permen, melintas di lingkungan tempat tinggal Zimmerman -- yang langsung menelepon 911 dan menyatakan melihat pria yang mencurigakan.
Operator 911 meminta Zimmerman untuk tidak mengambil tindakan apa pun hingga polisi tiba. Ternyata, saat polisi tiba di sana, mereka menemukan Trayvon sudah tergeletak dengan luka tembak di dada.
Zimmerman mengaku dia lah yang menembak Martin sebagai upaya perlindungan diri.
Sementara, pengacara mengatakan, terdakwa menembak korban sebagai upaya perlindungan. Sebab, korban diduga meninju terdakwa dan membenturkan kepalanya ke trotoar, sembari berusaha merebut senjata dari tangan penjaga lingkungan itu.
Pertanyaan yang mengemuka kemudian, apakah dengan dalih melindungi diri, seseorang yang memegang senapan boleh membunuh orang tak bersenjata?
"Kegagalan Sistem Hukum AS"
Vonis ini amat disayangkan para pembela hak sipil AS. Salah satu aktivis, Jesse Jackson, kepada CNN mengatakan, vonis tersebut sangat mencengangkan. Departemen Kehakiman, kata dia, harus bertindak.
"Sekali lagi, sistem hukum AS gagal memberikan keadilan," kata dia.
Namun, Jesse menyerukan semua pihak untuk menahan diri, untuk tak melakukan kekerasan. "Membalas rasa sakit kita dengan hukum jalanan akan merusak pengorbanan Trayvon Martin yang tak bersalah."
Sementara, aktivis kanan, Al Sharpton mengatakan, vonis ini bagai "tamparan di wajah rakyat AS".
Dia membandingkan kasus tersebut dengan pemukulan terhadap pria Afrika-Amerika, Rodney King oleh polisi pada tahun 1991, yang memicu kerusuhan meluas.
Tak hanya di Florida, protes vonis kematian Trayvon digelar di sejumlah kota di AS termasuk San Francisco, Philadelphia, Chicago, Washington, dan Atlanta. Di Oakland, California, sejumlah demonstran menyalakan api dan memecahkan kaca jendela rumah penduduk.
Keluarga Zimmerman dan kuasa hukumnya merasa khawatir, terdakwa akan menjadi sasaran balas dendam.
Vonis yang dianggap tak adil juga menjadi perhatian para pesohor. Rihanna menyebut, ini adalah kabar yang paling menyedihkan dalam tweet-nya. 'This is the saddest news ever!! #what's justice#pray4theMartinFamily.'
Hal senada juga diungkap banyak selebritas seperti Miley Cyrus, Nicki Minaj, Mandy Moore, juga Will.i.am--yang bereaksi keras.
Sementara, Beyonce yang sedang menggelar konser, meminta para pengunjungnya untuk mengheningkan cipta bagi Trayvon Martin. Atas ketidakadilan yang ia dapatkan...(Ein)