Beruntung sekali nakhoda kapal yang kapalnya terbalik di laut dekat Christmas Island, Australia. Meski terombang-ambing di Samudra Hindia selama 12 jam, nyawa nakhoda kapal tersebut bisa diselamatkan.
Entah apa yang ada dipikiran si nakhoda, sehingga ia memutuskan untuk meloncat dari kapal penyelamat. Padahal seluruh penumpang kapalnya justru bersyukur bisa diselamatkan dan terhindar dari maut.
"Dia benar-benar beruntung," kata petugas dari Australian Customs and Border Protection Service, Michael Pezzullo kepada Sky News yang dilansir News.com.au, Senin (15/7/2013).
Sebelumnya, si nakhoda sempat terlihat dari udara dan hendak diselamatkan. Namun saat tim penyelamat menuju ke lokasi tersebut, si nakhoda telah menghilang.
Untungnya sebuah kapal patroli yang melakukan pencarian ke arah barat tempat berlibur Australia Broome, melihat pria yang diyakini sebagai nakhoda kapal --yang telah mengapung di laut selama 12 jam.
Pemerintah Tingkatkan Hukum
Kepergian si nakhoda yang membawa 88 penumpang pencari suaka itu diberitahukan oleh salah seorang penumpang kepada pihak berwenang.
Kemudian pada Jumat 12 Juli pagi, 2 kapal patroli angkatan laut, sebuah kapal kecil, pesawat militer dan 2 pesawat penyelamatan maritim meluncur menuju lokasi terbaliknya kapal di sekitar 87 mil atau 140 km di laut bagian utara wilayah Pulau Christmas, Australia.
Menanggapi insiden kapal terbalik itu, Perdana Menteri Kevin Rudd menggambarkan peristiwa tersebut sebagai tragedi kemanusiaan.
"Kejadian ini mengingatkan kami agar menguatkan kebijakan hukum mengenai suaka. Ini untuk mencegah penyelundupan manusia. Kami akan meningkatkan pengaturan visa, hingga bisa memperjelas status kewarganegaraan seseorang," kata Kevin. (Tnt/Mut)
Entah apa yang ada dipikiran si nakhoda, sehingga ia memutuskan untuk meloncat dari kapal penyelamat. Padahal seluruh penumpang kapalnya justru bersyukur bisa diselamatkan dan terhindar dari maut.
"Dia benar-benar beruntung," kata petugas dari Australian Customs and Border Protection Service, Michael Pezzullo kepada Sky News yang dilansir News.com.au, Senin (15/7/2013).
Sebelumnya, si nakhoda sempat terlihat dari udara dan hendak diselamatkan. Namun saat tim penyelamat menuju ke lokasi tersebut, si nakhoda telah menghilang.
Untungnya sebuah kapal patroli yang melakukan pencarian ke arah barat tempat berlibur Australia Broome, melihat pria yang diyakini sebagai nakhoda kapal --yang telah mengapung di laut selama 12 jam.
Pemerintah Tingkatkan Hukum
Kepergian si nakhoda yang membawa 88 penumpang pencari suaka itu diberitahukan oleh salah seorang penumpang kepada pihak berwenang.
Kemudian pada Jumat 12 Juli pagi, 2 kapal patroli angkatan laut, sebuah kapal kecil, pesawat militer dan 2 pesawat penyelamatan maritim meluncur menuju lokasi terbaliknya kapal di sekitar 87 mil atau 140 km di laut bagian utara wilayah Pulau Christmas, Australia.
Menanggapi insiden kapal terbalik itu, Perdana Menteri Kevin Rudd menggambarkan peristiwa tersebut sebagai tragedi kemanusiaan.
"Kejadian ini mengingatkan kami agar menguatkan kebijakan hukum mengenai suaka. Ini untuk mencegah penyelundupan manusia. Kami akan meningkatkan pengaturan visa, hingga bisa memperjelas status kewarganegaraan seseorang," kata Kevin. (Tnt/Mut)